Susahnya Menjadi Manager Keuangan di Rumah Tangga

Household

Mommies Daily・25 Sep 2017

detail-thumb

Ditulis oleh: Denies Salsabila

Merasa tanggung jawab menjadi manager keuangan rumah tangga adalah urusan yang cukup susah, ini perasaan semua mommies, atau hanya teman-teman saya yang sudah menjadi mommies?

Saya memang belum menikah sih, namun saya punya beberapa teman yang sudah menikah dan menjadi ibu. Salah satu topik yang suka menjadi obrolan kami kalau lagi nongkrong adalah urusan uang, uang dan uang, hahaha.

Ternyata, tanggung jawab seorang istri dan ibu itu luar biasa deh, saya jadi suka minder ngebandingin dengan tangguang jawab saya, hehehe. Salah satunya tentang menjadi manager keuangan rumah tangga. Di satu sisi, teman-teman saya ini senang karena dipercaya mengurus finansial sama suami masing-masing. Tapi mumetnya adalah mengatur antara kebutuhan dan keinginan :D.

“Salah sedikit, bisa amsyong keuangan rumah tangga gue sebulan, Nies…” gitu curhat salah satu teman. Sedangkan teman yang lain bilang untuk mendapatkan pola pengaturan keuangan yang benar itu harus melalui kegagalan berkali-kali plus berantem-berantem dulu sama suaminya.

Mengatur pengeluaran, pemasukan, dan mengalokasikan uang ke berbagai pos-pos kebutuhan keluarga. Harus tahu mana yang jadi prioritas, sampai berapa persentase ideal untuk investasi dari pemasukan bulanan. Ih salut juga karena teman-teman saya sudah melek investasi.

Susahnya Menjadi Manager Keuangan di Rumah Tangga - Mommies Daily

Baca juga:

3 Risiko yang Bisa Didapat Jika Menunda Investasi

Nggak jarang, teman-teman saya yang masuk dalam kategori para millennial mommies ini bertanya-tanya; apakah cara saya mengatur keuangan sudah benar?

Saya langsung semangat cerita ke mereka, kalau kemarin saya sempat datang ke acara Commonwealth Bank dan Mastercard. Based on informasi yang saya dengar di acara ini, kebingungan-kebingungan dari para manager keuangan rumah tangga ini dapat terjawab dengan meningkatkan literasi dan inklusi keuangana.

“Hah, apaan tuh Nies literasi dan inklusi keuangan?”

Singkatnya, literasi dan inklusi keuangan adalah kemampuan mengelola keuangan. Dengan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kita dalam mengelola keuangan, kita akan lebih baik dalam mengalokasikan dana dan mengembangkan aset keluarga. Untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan, salah satu cara SEDERHANA adalah membuat catatan pemasukan dan pengeluaran bulanan, jadi next month kita dapat mengevaluasi dan menyeleksi mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus diganti.

Namun, di zaman teknologi digital ini, kita dapat terbantu dengan pengaturan keuangan aplikasi WISE alias Women Investment Series dari Commonwealth Bank. Dengan aplikasi ini, kita dapat memantau pemasukan dan pengeluaran, menghitung investasi, bahkan menghitung KPR. Kalau baru membeli sesuatu, kita bisa langsung foto bill-nya dan upload di aplikasi WISE sehingga semua pengeluaran ada rekam jejaknya. Semua tercatat dan kita dibantu untuk mengukur kesehatan keuangan kita.

Bagi Mommies yang punya usaha sampingan, mengelola keuangan saat bisnis mulai berkembang pasti cukup bikin pusing. Gimana agar uang bisnis dan uang pribadi tidak tercampur. Untuk mempermudah ini, aplikasi WISE juga dapat mendukung, lho.

Sedangkan, bagi Mommies yang udah semangaaaaat banget mau bisnis tapi terhadang oleh keterbatasan dana, mau pinjam dana di bank, kepoin website-nya Commonwealth Bank. Mereka menyediakan layanan kredit tanpa agunan. 

Baca juga:

Berhutang yang Baik Seperti Apa?

Jadi, sekarang, yang mau saya terapkan ke diri sendiri adalah mencatat pengeluaran bulanan dulu deh :D.