banner-detik
FINANCIAL WELLNESS

Ketika Godaan Sale Melanda

author

Reliza Arifiani11 Jul 2012

Ketika Godaan Sale Melanda

  • Jakarta Great Sale! Sebentar lagi Hari Raya, banyak sale juga!
  • Pernah kalap setiap melihat kata sale pada merchant favorit? Atau malah sering?  Pernah juga berbelanja gila-gilaan barang diskonan, sibuk menggesek kartu kredit sehingga pas akhir bulan kaget dengan saldo tagihan yang juga gila-gilaan? Mudah-mudahan tidak, ya. :)

    *gambar dari sini

    Sebenarnya, kalau kita perhatikan, sale itu hampir ada setiap bulan, lho! Bulan kemarin dan dua bulan ke depan pasti banyak sekali toko yang menawarkan barang diskon. Untuk yang di ibukota, sudah menikmati diskon hari ulang tahun Jakarta. Belum lagi diskon untuk perlengkapan anak sekolah. Lalu menjelang Lebaran? Pasti ada lagi. Itu baru event yang besar, belum yang kecil-kecil. Jadi kalau terjadi setiap bulan, seharusnya tidak perlu ada lagi ketakutan menghadapinya (baca: takut dengan spending yang membengkak). Bagaimana kiat mengahadapi sale, mari kita bahas di sini:

  • Create your shopping account
  • Penting untuk memiliki satu rekening khusus untuk tujuan ini. Akan lebih mudah untuk kita mengontrol berapa dana yang kita miliki – atau sebaliknya,  yang sudah kita keluarkan – sehingga kita akan lebih berhati-hati dalam berbelanja.  Lebih ideal jika kita menggunakan kartu debit dalam berbelanja. Begitu jumlah dana tidak mencukupi, maka dengan sendirinya kita tidak bisa menggunakan kartu debit itu untuk membayar. Itu artinya: STOP berbelanja! :)

  • Keep tracks of your spending
  • Sering  juga merchant bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit, yang memberikan diskon tambahan. Tentunya ini promosi yang cukup menarik. Namun, ada konsekuensinya, yaitu adanya jarak antara waktu membeli dan waktu membayar. Oleh karena itu, kita perlu membuat catatan besarnya hutang kita pada kartu kredit pada saat jatuh tempo. Jadi, begitu selesai berbelanja, segera dicatat besarnya (in total), sehingga begitu tagihan datang, kita sudah siap dengan dananya.

  • Know your limit
  • Bahwa setiap orang memiliki batasan (atau kemampuan) yang berbeda. Pertanyaan saya adalah,  seberapa besar Mommies mampu menghabiskan dana untuk tujuan hura-hura ini? Apakah 1 juta rupiah per bulan, atau 10 juta per bulan? Kalau sudah tahu kemampuan, sebenarnya kita sudah tahu kapan harus berhenti berbelanja. Ingat, ya, pengeluaran pribadi itu idealnya adalah maksimal 20% dari pendapatan, dan item di dalamnya tidak hanya berbelanja saja.

  • Needs vs Wants
  • Ketika kata diskon atau sale membuat kita sangat bersemangat untuk berbelanja, yang perlu kita pikirkan adalah: are you buying the stuffs that you need? Or simply that you want? Terus terang, justifikasinya akan selalu menjadi need. Baju kantor yang baru dibeli 6 bulan lalu rasanya sudah perlu diganti, atau baju anak-anak yang sepertinya semua sudah kesempitan, perlu dibelikan yang baru. Tidak masalah, I do that, too...most of the time.  Yang paling penting adalah ketika kita berbelanja, kita tahu seberapa besar kemampuan kita.

  • Self control and be responsible
  • Para Mommies, yang paling utama dalam tindakan yang kita lakukan adalah self control dan be responsible. Sangat tidak bertanggung jawab ketika kita mengeluarkan uang melebihi kemampuan kita, hanya untuk memenuhi keinginan yang tidak pernah ada habisnya. Remember, we are all adult here. Selain keinginan, kita juga harus tahu apa kebutuhan kita. Jangan sampai kebutuhan terkalahkan dengan keinginan berbelanja, ya. Percaya, deh, berbelanja itu – buat saya – tidak pernah selesai-selesai. Akan selalu ada yang ingin dibeli dari ujung kepala sampai ujung kaki, dari urusan dapur sampai urusan kamar mandi. Have some priorities, write it down, and you have more self control.

    Jadi, dengan memiliki dana terpisah untuk belanja, kita dapat membatasi spending kita, sale or no sale. Tidak perlu ada rasa bersalah atau takut karena tidak mampu membayar tagihan bulanannya, karena ketika berbelanja kita tahu berapa besar kemampuan kita.  Dengan melakukan ini, kita pun tidak takut lagi bahwa cash flow kita akan terganggu dengan hutang. After all, the intention of shopping is to make your self happy, right? Happy Shopping! :)

    *Penulis, Reliza Arfiani (Icha) adalah Planer di QM Financial. Icha menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi jurusan

    Akuntansi Universitas Indonesia. Kemudian meneruskan S2 di International

    University of Japan di Niigata, Jepang.

     

     

    Share Article

    author

    Reliza Arifiani

    Reliza Arfiani (Icha) adalah Planer di QM Financial. Icha menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Kemudian meneruskan S2 di International University of Japan di Niigata, Jepang.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan