Ada 5 cara menarik dan sebenarnya mudah agar kita bisa menjaga kestabilan kondisi keuangan keluarg kita, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bicara perkara keuangan, jadi deg deg ser sendiri deh. Apalagi kalau sudah bekeluarga, banyak pos yang wajib dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Masanya memang sudah jauh berbeda, dari zaman single. Saat belum menikah, sebetulnya juga sudah harus melek kemapanan finansial, bukannya pas udah berkeluarga baru deh kEtar ketir cari informasi bagaimana mengatur keuangan jangka panjang dan jangka pendek agar terjadi kestabilan keuangan. Karena kita tidak pernah tahu, situasi tak terduga apa yang bisa menimpa diri sendiri, atau keluarga.
Baca juga: 5 Tanda Kita Perlu Melakukan Evaluasi Keuangan Keluarga
Dari hasil diskusi media dengan dengan HSBC beberapa hari lalu di Jakarta, ada fakta menarik, berdasarkan studi yang dilakukan HSBC. Bahwa sebetulnya masyarakat Indonesia sudah sadar pentingnya proteksi keuangan, tapi sayangnya 50% lebih, belum mengambil tindakan untuk menjaga kestabilan finansialnya. Artinya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya jatuh sakit, atau kecelakaan, masih mengambil alokasi dana dari pos dana yang lain, mengubah prioritas, dan bahayanya jadi terlilit utang.
Steven Suryana, Head of Wealth Management, HSBC Indonesia, sempat membagi kiat-kiat praktis supaya mommies tetap dapat mencapai kestabilan finansial jangka panjang, walau terjadi hal-hal yang tidak terduga dan membutuhkan biaya.
Kehidupan mommies pasti akan melewati banyak fase dan ada saja perubahan dalam hidup. Hal yang sama juga akan terjadi pda kebutuhan finansial. Pastikan mommies punya perencanaan keuangan dan dan cek secara berkala. Tujuannya tak lain supaya dapat membantu mewujudkan tujuan yang ingin diraih di setiap tahun kehidupan itu.
Lindungi rencana masa depan mommies. Sudah capek membuat perencanaan, rasanya wajar kalau perlindungan ganda juga diterapkan, berupa asuransi misalnya. Bisa asuransi pendidikan, kesehatan, asuransi mobil, dan lain-lain. Atau tak luput mempersiapkan dana darurat. Jangan sampai kejadian yang tak terduga ini bisa berdampak pada personal atau pekerjaan. Dan berujung perubahan pola hidup yang drastis.
Proteksi sebaiknya jadi bagian dalam perencanaan keuangan. Pastikan mommies punya pos khusus untuk proteksi, pengeluaran, menabung dan pembiayaan lainnya. Jika diperlukan jangan segan mencari bantuan secara profesional dari pihak lain.
Baca juga: Kapan Kita Butuh Financial Planner?
Dalam membuat perencanaan keuangan, sebaiknya juga turut menjamin masa depan anak-anak. Jika usia mereka sudah cukup, mommies bisa memberikan masukan tentang manfaat baik dari perencanan keuangan yang baik. Dorong mereka untuk melakukan hal yang sama. Janga sampai anak kita menjadi sandwich generation.
Baca juga: Tidak Bisa Ditunda, Ajarkan Remaja Mengantur Keuangan
Sudah siap dengan perencanaan keuangan yang lebih baik, kan, mommies?