"Pemeriksaan fetomaternal ini sebenarnya ibarat ‘obat’ yang menenangkan bagi orangtua, untuk menghilangkan rasa khawatir dan membuat mereka lebih tenang menjalani kondisi kehamilan” ujar dr. Azen Salim, Sp.OG-KFM dari RS. Pondok Indah, Jakarta.
Saya rasa semua mommies yang sering membaca artikel saya di Mommies Daily sudah ngeh kalau saya sudah lama berencana untuk nambah anak. Bahkan anak saya, Bumi pun sudah merindukan kehadiran seorang adik. “Kalau aku punya adik, aku kan nggak kesepian di rumah, bu… ada adik yang bisa temenin aku main lego,” ujarnya berulang kali.
Duh…. Kalau mendengar anak saya ngomong kaya begini, hati saya jadi mencelos. Melihat usia anak saya sekarang sudah mau tujuh tahun, termasuk usia saya dan pasangan, sebenarnya sekarang waktu yang tepat untuk punya anak ke-2. Tapi proses punya anak tidak semudah membalikan telapak tangan, ya.
Biar gimana, mau hamil itu kan nggak bisa mengusung semboyan 'Just Do It' macam tag line brand sepatu Nike :D. Perlu persiapan yang matang, dan nggak hanya berkaitan dengan masalah finansial saja, tapi juga persiapan mental. Sebenarnya, di balik keinginan yang begitu besar untuk punya anak, saya punya rasa khawatir yang nggak kalah besar. Takut kalau proses saya hamil nanti nggak selancar dulu, saya juga khawatir kalau kondisi anak saya nanti ternyata tidak sempurna.
Bukan bermaksud mendahului Tuhan, tapi rasanya lumrah saja kalau saya punya rasa khawatir seperti ini. Apalagi kalau ingat zaman sekarang banyak sekali penyakit-penyakit yang bikin hati deg-degan. Belum lagi kalau ingat keluarga saya punya sejarah thalassemia.
Baca juga : Jejak Pembawa Sifat Thalassemia
Wajar saja kan kalau saya khawatir?
Beruntung saya hidup di zaman teknologi yang kian canggih, termasuk teknologi di bidang kesehatan yang mengalami perkembangan kian pesat. Di mana semua masalah ketika hamil sebenarnya sudah bisa dideteksi dengan cepat. Nggak kebayang, deh, kalau saya hidup di era nenek atau mama saya, pasti tingkat keparnoan saya kian meningkat.
Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol banyak dengan dr. Azen Salim, Sp.OG-KFM saat acara Anniversary 30th Rumah Sakit Pondok Indah Group "Teknologi Medis Dari Masa ke Masa" di Jakarta Selatan. Dokter kandungan yang ahli fetomaternal ini juga menegaskan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi di bidang kesejatan dan kedokteran, banyak membantu dan membuat pasien lebih tenang, termasuk ketika seorang perempuan sedang menjalani kehamilan.
Waktu itu, dr. Azen memberikan banyak penjelasan soal kapan saat yang tepat melakukan pemeriksaan fetomaternal. Di awal acara, ia banyak menjelaskan apa yang dimaksud dengan pemeriksaan fetomaternal. Fetomaternal merupakan sub-spesialisasi fetomaternal merupakan salah satu cabang dari bagian kandungan dan kebidanan. Lewat pemeriksaan fetometernal, adanya kelainan baik pada janin (fetus) atau ibu (materna) bisa dideteksi sejak awal. Adapun pemeriksaan fetomaternal meliputi deteksi dini fetal abnormalities (kelainan genetik, gangguan pembentukan organ), deteksi keguguran dan stillbirth (bayi lahir dalam keadaan meninggal), pre-term delivery (kelahiran prematur) dan screening untuk kelainan kromosom.
Jadi, bisa kebayang, ya, kalau pemeriksaan ini memang punya banyak manfaat? Meskipun begitu, dr. Azen menegaskan sebenarnya tidak semua ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan ini. “Ya kalau memang dari awal nggak ada masalah, sebenarnya nggak perlu fetomaternal. Tapi buat ibu hamil yang memang ada risiko sebaiknya melakukan pemeriksaan fetomaternal,” tegasnya.
Ia melanjutkan pemeriksaan oleh dokter fetomaternal memang mampu mendeteksi dini jika adanya kelainan, baik kelainan genetik, adanya gangguan pembentukan organ tubuh. Selain itu, kemungkinan atau adanya risiko keguguran, kelahiran prematur, deteksi kelainan kromosom juga bisa segera diketahui lewat pemeriksaan fetomaternal.
Namun dr. Azen tidak menampik jika saat ini banyak pasein yang meminta dirinya melakukan pemeriksaan fetomaternal dan melakukan USG 4 dimensi. Biasanya permintaan datang dari pasein yang memang baru memiliki anak pertama. "Biasanya mereka minta cek untuk mengetahui jenis kelamin dan penasaran dengan kondisi anaknya. Saya sangat paham kalau orangtua banyak yang was-was dengan kondisi janinnya. Dengan pemeriksaan fetomaternal ini sebenarnya ibarat ‘obat’ yang menenangkan bagi orangtua, untuk menghilangkan rasa khawatir dan membuat mereka lebih tenang menjalani kondisi kehamilan.”
Walaupun begitu, bukan berarti pemeriksaan fetomaternal ini wajib dilakukan sama ibu hamil lho, ya. Diwajibkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi seperti adanya kelainan jantung, diabetes, sudah mengalami keguguran berulang yang tidak diketahui sebabnya, termasuk punya riwayat penyakit asma, paru, lupus, serta thalassemia. Dengan adanya teknologi menggunakan alat USG tiga atau empat dimensi, mampu mendeteksi adanya kelainan janin sedini mungkin.
Dr. Azen juga menambahkan, “Jika memang ada kelainan saya akan jelaskan dan meminta pasien untuk mencari informasi lebih banyak lagi sehingga bisa diskusi dengan baik. Kalau pasein dari awal sudah bisa bisa paham, dan tahu apa yang perlu dipersiapkan setelah melahirkan tentu akan lebih baik. Soalnya masih banyak sekali masyarakat yang shock dan tidak siap ketika melahirkan dan baru mengetahui anaknya punya kelainan.”
Aaah, saya setuju sekali dengan dr. Azen, kalau kita sebagai orangtua sejak awal sudah tahu dengan kondisi kandungan atau janin sejak awal tentu bisa lebih siap. Dalam artian, siap mental dan tentunya lebih siap dengan biaya yang memang diperlukan jika pada kenyataannya bayi yang dinanti ternyata tidak sehat.
Yaaah.... setidaknya, dengan adanya teknologi seperti ini tentu bisa mengurangi kekhawatiran seorang ibu ketika sedang hamil. Bagaimana menurut mommies?