banner-detik
DOMESTIC

10 Emergency Tips untuk Keluarga Jika Terjadi Bencana

author

?author?15 Nov 2016

10 Emergency Tips untuk Keluarga Jika Terjadi Bencana

Pastikan kita tahu emergency tips untuk keluarga jika terjadi bencana. Namanya juga jaga-jaga :D. Ingat aja mom, sedia payung sebelum hujan, ya kaaaan.

Saya cinta dan suka banget tinggal di Indonesia. Namun, salah satu yang membuat saya suka deg-degan adalah fakta mengenai Indonesia yang menjadi salah satu negara dengan kans bencana alam cukup tinggi. Untuk ukuran negara yang kaya dengan hutan, gunung dan laut. Sayangnya, sampai saat ini saya masih menganggap bahwa negara kita masih kurang tanggap dalam penanganan bencana.

Hal paling sederhana deh, jarang saya temukan sekolah-sekolah di Indonesia yang mengadakan pelatihan bencana. Jadi mau nggak mau, kembali lagi pihak keluarga yang harus woro-woro tentang hal ini.

10 Emergency Tips untuk Keluarga, Jika Terjadi Bencana Image: www.ribblefueloils.co.uk

Kebayang nggak, kalau suatu saat terjadi situasi genting, tapi semua penghuni rumah nggak punya pengetahuan yang memadai seputar penanganan situasi darurat? Yang ada, situasinya semakin panik, chaos dan berujung tidak bisa menyelamatkan diri *amit-amit.

Sebaliknya, persiapan matang berupa pengetahuan dasar bagaimana menghadapi situasi genting, bisa berdampak besar. Seperti yang dilansir dalam situs www.workingmother.com berikut ini:

  • Selalu update informasi
  • Social media itu jangan cuma dipakai untuk belanja online, update gossip Lambe Turah atau selfie. Cari tahu jugalah itu tentang cuaca. Hujan deraskah, angin badai atau banjir dan sebagainya.  Coba klik situs Badan Meteorologi, Klimatologi & Geofisika. Di situs itu informasi seputar cuaca terkini di seluruh wilayah Indonesia bisa mommies dapatkan. Di bagian “home”, ada kanal “peringatan dini”, yang berisi data-data berupa daerah mana saja yang wajib diwaspadai sehubungan dengan prakiraan cuaca.

  • Adakan latihan di RUMAH
  • Tujuan dari poin ini adalah mommies harus mengetahui apa yang harus dilakukan jika tanda bahaya datang. Atur jadwal untuk rapat dengan seluruh anggota keluarga, untuk mendiskusikan tentang bagaimana mengatasi situasi darurat. Buat semacam simulasi dan minta seluruh anggota keluarga waspada. Setelah itu, tunjuk siapa yang akan bertanggung jawab melakukan sesuatu yang penting saat situasi genting terjadi. Misalnya: mematikan aliran listrik, memindahkan furnitur untuk tempat berlindung, memastikan seluruh anggota keluarga berkumpul di satu titik. Buat daftarnya, pastikan semua mengerti dengan tanggung jawab yang dijalankan.

  • Siapkan emergency kit
  • Emergency kit ini saya perhatikan belum populer di kalangan masyarakat Indonesia. Coba aja mommies tanya  satu persatu di teman-teman mommies  - “Ada nggak yang sudah mempersiapkan emergency kit?. Padahal isinya simple banget, lho. Air mineral, makanan kering, senter, pisau atau alat lainnya yang multifungsi, telepon genggam plus charger-nya, peluit, korek api, sejumlah uang tunai, pembalut, sabun dan sebagainya. Semua perlengkapan tadi, disiapkan untuk masing-masing anggota keluarga, untuk persediaan stok 2 minggu.

  • Buat rencana pemulihan
  • Jika keluarga terpisah, pastikan mommies bisa kembali bersatu. Sebaiknya di masing-masing handphone, tersimpan nomor telepon semua anggota keluarga. Bagi yang sudah dewasa harus  bisa menghubungi nomor-nomor darurat, seperti tenaga medis. Selain itu penting juga, membuat kesepakatan, titik kumpul di dalam dan luar rumah jika ada situasi genting tiba-tiba terjadi.

  • Selamatkan dokumen-dokumen penting
  • Inventaris barang-barang penting dan berharga. Fotocopy dokumen-dokumen penting, seperti asuransi, dokumen kepemilikan rumah, surat warisan, passpor, buku atau akta nikah, dan akta kelahiran. Simpan semua dokumen tadi di tempat yang aman, dan kering. Pastikan, wadah penyimpanan juga mudah dibawa. Satu hal yang harus mommies ingat, cek satu persatu asuransi yang mommies punya. Dari masing-masing asuransi itu, diberikan tenggat waktu berapa lama dari waktu kejadian. Karena ada yang memberikan waktu hanya 30 hari dari waktu kejadian, untuk mommies melakukan klaim asuransi.

  • Menimalisir hal-hal yang meningkatkan risiko bahaya
  • Poin ini khususnya dilakukan di luar rumah. Misalnya rajin memangkas pohon yang sudah terlalu besar, jika sedang musim hujan, pohon yang terlalu besar dan banyak cabangnya bisa roboh dan menimpa manusia.

  • Perhatikan tanda-tanda alam
  • Seringkali alam akan menunjukkan tanda-tanda tertentu jika ada bencana alam akan datang. Umumnya yang saya tahu, jika akan terjadi gempa bumi, burung dan hewan lainnya di dalam hutan akan berhamburan keluar. Atau cacing akan bermunculan jika banjir sudah dekat. Intinya peka dengan lingkungan sekitar kita.

  • Kenali tetangga Anda
  • Adanya support system yang bernama tetangga, nggak diragukan lagi manfaatnya. Jaga hubungan baik dengan para tetangga, karena jika terjadi sesuatu merekalah orang pertama yang akan membantu Anda.

  • Identifikasi ruangan yang aman untuk berlindung
  • Di beberapa negara yang kerap dilanda angin topan, umumnya rumah mereka dilengkap dengan bunker atau ruang bawah tanah. Kalau di Indonesia, sepertinya hal ini kurang cocok ya. Jadi, bisa diakali dengan pemilihan tempat berlindung yang tepat.

  • Gunakan perintah singkat pada keadaan darurat
  • Pada situasi genting atau traumatis, otak hanya bisa memproses 3 arahan. Jadi, pastikan instruksi keselamatan yang diberikan singkat dan to the point, misalnya “berhenti”, “berlindung dan “berguling” adalah cara untuk memadamkan api jika Anda terbakar.

    Berhubung di Indonesia belum ada nomor hotline seperti  911 di luar negeri, wajib hukumnya untuk mommies menyimpan daftar nomor telepon penting yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat.

    Baca juga:

    5 Area Rumah yang Wajib Dicek Secara Berkala

    7 Area di Rumah yang Bisa Membahayakan si Kecil

     

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan