Yudith Mangiri, Bicara Soal Mama Koki Handal & Pola Hidup Sehat Keluarga

Parenting & Kids

adiesty・19 Sep 2016

detail-thumb

Ngobrol dengan Yudith Mangiri, salah satu member forum Female Daily Network sekaligus moderator Mama Koki Handal menyisakan insight menarik yang bisa saya dipelajari. Simak obrolan saya dengannya, yuk!

Biasanya, nih, ibu baru yang mau menyiapkan MPASI buat buah hati untuk pertama kali akan merasa heboh’. Nggak sabar mau memberikan makanan lanjutan yang sehat untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Saya masih ingat sekali, waktu usia Bumi 5 bulan, saya sudah mulai mencari tahu soal MPASI. Saya pun sempat bingung, MPASI awal harus dimulai dari makanan apa, ya? Buah, bubur saring, atau gasol?

Untung saja waktu itu saya menemukan komunitas yang fokus soal MPASI. Apalagi kalau bukan Mama Koki Handal. Milis MKH ini dilahirkan Dian Prima Zahrial memang untuk mempermudah para orangtua berdiskusi dan berbagi masalah MPASI. Selain itu, tentu saja ingin mendorong semua orangtua untuk membuatkan makanan rumahan untuk anak dan keluarganya.

Nah, salah satu moderator MHK yang sampai saat ini aktif adalah Yudith Mangiri. Buat Mommies yang sudah gabung dengan MKH mungkin sudah cukup familiar dengan sosok perempuan berkulit putih ini, ya? Semula saya hanya tahu sosok Yudith dari media sosial saja, setelah bergabung jadi warga Female Daily Network, saya jadi punya banyak kesempatan untuk ketemu dengan ibu dari Sebastian (7 tahun).

yudith

Belum lama ini saya pun berkesempatan ngobrol segala macam hal. Maklum lah, ya... kalau ibu-ibu ketemu pasti ada saja topik yang dibahas. Dan tahu nggak, waktu itu Yudith yang datang bersama Basti ternyata membawa bekal yang sangat komplet. “Gue kalau ke mana-mana memang selalu begini, Dis... bawa bekel buat anak gue. Anak gue nggak terbiasa buat jajan. Jadi kalau pergi ke mall, yang makan di luar cuma gue aja,” ungkapnya.

Wiiiih.... mendengar penjelasan Yudith, jelas bikin saya takjub. Yaaaa... hari gini kan biasanya anak-anak doyan jajan, ya? Apalagi kalau lagi jalan di pusat perbelanjaan, mata jadi ‘hijau’ kalau melihat menu makanan yang ditawarkan restoran. Eh, apa ini cuma pengalaman saya pribadi, ya? :D

“Bahkan kalau di sekolah teman-temannya jajan, Basti jajannya pensil dan penghapus, hahaha. Tapi anak gue itu cuma suka coklat, sudah tahu kalau nggak boleh makan banyak-banyak, sih... karena bisa bikin batuk.”

Oh, ya, Yudith juga bercerita kalau sampai saat ini, anaknya, Basti, belum pernah memakan mie instan dan junk food, termasuk makanan olahan lainnya, lho. Kebiasaan makan sehat seperti ini memang nggak bisa terjadi begitu saja, seperti yang dikatakan Yudith, kalau menjalankan hidup sehat harus ditularkan orangtua bahkan sejak anak di dalam kandungan.

"Mungkin ini sudah bawaan dari orok kali, ya? Waktu hamil, gue juga jadi super bersih banget. Prinsipnya, pola hidup sehat juga nggak repot, kok, Mulai saja dari kebiasaan cuti tangan, biasakan hidup bersih dan makan makanan sehat."

Walaupun begitu, Yudith mengakui kebiasaan hidup terlalu sehat dan bersih punya nilai plus dan minus juga. "Kadang bisa ngerepotin juga, sih, anak gue jadi nggak mau buang air kecil ke toilet umum yang diaggapnya kotor. Harus lihat dulu. Di sekolah pun dia milih. Kan pusing juga, akhirnya sempat radang karena suka nahan buang air kecil. Akhirnya waktu itu gue sampai diskusiin ke pihak sekolah, untung saja pihak sekolah mengizinkan untuk buang air kecil di ruang guru. Soal makanan juga, gitu, anak gue jadi pemilih banget," paparnya lagi.

Dith, sekarang lagi sibuk apa saja. sih?

Waah... hari-hari, sih, sibuk ngurus keluarga aja. Tugas utama antar dan jemput anak di sekolah. Selain itu paling bantu usaha kain batik milik keluarga. Kebetulan Mama memang punya usaha kain batik perca yang sekarang usahanya diteruskan sama kakak. Gue juga ikut bantu untuk bagian admisntrasinya saat mau ikutan pameran. Selama ini sih sudah ke Singapore dan beberapa kota di Eropa.

Kalau kegiatan MKH gimana?

Sekarang masih ngurus event yang akan dikerjakaan MKH juga, sih. Lebih banyak demo masak. Soalnya kan Depe (Dian Prima) pindah ke Semarang, jadi sekarang nggak punya partner lagi ngurusin event, lhoo... kok jadi curhat, gini? Hahahhaa...

yudith1

Oh, ya, Yudith kan juga sudah lama jadi member forum FDN. Ceritain, dong, awalnya tahu forum ini dari mana?

Wah, jadi member tuh udah dari dulu banget, waktu masih tinggal di Semarang dan belum nikah. Tapi kalau untuk Mommies Daily sudah tahu dari awal, ya sejak hamil Basti sampai sekarang. Awalnya tahu forum saat browsing saja.

Merasa terbantu dengan adanya forum FDN ini?

Iya, bermanfaat karena informasi lengkap banget, sih, ya. Itu yang paling utama. Sebenarnya, sih, kalau main ke forum, gue  lebih sering jadi silent reader aja, hahahaa... habisnya yang aktif juga lebih tahu dari gue. Kan di forum gue biasanya mau mencari informasi soal sesuatu, tuh. Nah, di forum biasanya sudah lengkap. Cuma memang ada beberapa yang menurut gue informasinya rada kurang, seperti informasi sekolah di daerah rumah, BSD.

Biasanya, sering mainnya di thread mana?

Lebih sering cari informasi yang berhubungan untuk anak, sih. Dulu pernah masuk ke thread online shop yang banyak direkomendasikan, tapi saking banyaknya malah jadi pusing sendiri, hahaha.

Oh, ya, saat ini Yudith kan juga nge-blog, ceritain sedikit dong soal blog Yudith?

Kalau dulu, gue kan suka posting foto masakan di Facebook, tapi akhirnya banyak yang tanya soal resep. Dari sana memutuskan untuk nulis blog aja. Sekarang sih, blog lebih banyak soal makanan, dan masalah ibu dan anak. Soal anak gue juga bukan tipe yang senang banyak share diblog, sih. Jadi lebih cerita ke pengalaman pribadi sebagai ibu aja. Lebih sering nulis informasi yang bersifat umum saja. Kalau nulis blog untuk curhat atau personal, mending langsung curhat ke teman-teman aja, hahaha.

Nah, saat ini nge-blog kan sekarang juga sudah bisa dijadikan sumber penghasilan tambahan. Kalau nerima job, ada pertimbangan nggak, Dith?

Iya, sih... tapi memang kalau saya pribadi tujuan nge-blog bukan buat cari uang. Jadi ngalir gitu aja, kalau ada yang ngajak kerja sama juga selalu lihat-lihat dulu, sesuai apa nggak dengan prinsip yang akan dijalankan. Ya, bukannya mau pilih-pilih atau bagaimana sih, ya... tapi kan prinsipnya mau mendorong ibu-ibu buat hidup sehat yang dimulai degan mengolah makanan sehat dari rumah, terus masa nanti tahu-tahu nulis soal yang bertentangan dengan itu?

Ngomong-ngomong loe tipe orangtua seperti apa, sih?

Orangtua yang banyak aturan, hahahaha.... Untungnya anak gue sudah terbiasa kali, ya?

Hal yang paling dikawatirkan sebagai orangtua masa kini?

Soal Bully dan pedophilia.

Nah, bagamana cara loe membekali anak untuk terhindar dari kedua masalah itu?

Kalau soal bully, tentu gue berusaha untuk mengajarkan anak berani melawan dan bilang tidak. Pernah suatu hari, Basti jadi korban bully temannya, waktu itu awalnya gue hanya kasih tahu ke Basti untuk bisa mempertahankan diri dan melawan, dan kalau sudah ada teman yang seperti itu, tinggalkan saja.Setidaknya gue berusaha untuk mengajarkan Basti untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dulu. Kalau soal kejatahan seksual, dari kecil biasakan mandi dan pakaian dalam kamr mandi atau kamar, termasuk kalau lagi renang. Dan bilang, jangan mau dipegang sama orang lain di bagian bahu ke bawah kecuali sama Mama dan Papa. Termasuk jangan mau diajak pergi sama orang yang tidak dikenal kalau memang sebelumnya belum ada informasi dari Mama dan Papa.

Selain itu, dalam mendidik Basti, prinsip apa lagi yang loe terapkan bersama suami?

Banyak! Hahahaha... tapi yang paling utama soal hidup jujur. Nggak perlulah bohong-bohong, Sama membiasakan anak untuk mengatakan kata-kata sakti, meminta maaf, minta tolong, dan bilang terima kasih. Mungkin ada orangtua yang mengajarkan anaknya untuk nggak gampang minta maaf, tapi kalau buat gue dan suami, ya buat apa seperti itu? Kalau salah, memang harus minta maaf.

Tapi anak gue ini memang bukan tipe anak yang mau minta maaf kalau memang dia tahu dia nggak salah. Misalnya begini, ada temennya yang mengejek dia, lalu bisa anak gue pukul. Kalau orang melihat, harusnya kan anak gue ini minta maaf karena memukul, tapi kalau diminta untuk minta maaf, dia nggak akan mau karena merasa temannya yang memulai duluan. Tapi gue selalu berusaha kasih pengertian kalau ini bukan masalah siapa duluan yang memulai, karena kan sebenarnya sama-sama salah.