Apakah multi orgasme hanya bisa dinikmati oleh kaum lekali saja? Tidak lagi, kok, karena dengan beberapa langkah yang perlu diketahui, perempuan pun bisa merasakan sensasinya.
Rasanya saya sudah cukup banyak membaca penelitian yang menyatakan perempuan sulit mendapatkan orgasme. Kondisi ini tentu saja dipicu oleh banyak hal, mulai dari ketidak pahaman suami bagaimana memberikan rangsangan, termasuk kesalahan perempuannya sendiri. Lho, kok? Soalnya memang nggak bisa dipungkiri kalau sampai sekarang tidak sedikit perempuan yang memutuskan untuk melakukan fake orgasme dengan alasan ingin buru-buru menyelesaikannya.
Sebenarnya fakta ini cukup menyedihkan, ya. Tapi memang kenyataannya begitu, karena berbagai situasi akhirnya sering kali membuat perempuan berubah di ranjang setelah menikah, khususnya bagi yang memasuki fase pernikhan lebih lanjut. Ada masanya, kok, saya merasakan hal seperti ini, hehehe.
Tapi karena cukup sadar seperti itu nggak bisa dibiarkan terus menurus, takut akhirnya akan merasa ‘dingin’ ketika melakukan hubungan seksual dengan Pak Suami. Saya pun segera mengomunikasikannya dan membuat resolusi seks agar hubungan tetap mesra sepanjang waktu.
Belum lama ini saya baru membaca buku The Multi-Orgasmic Man: Sexual Secrets Every Man Should Know by Douglas Abrams and Mantak Chia. Walaupun buku ini ditujukan untuk para lelaki, tapi ada bab yang membahas mengenai orgasme pada wanita. Di sana tertulis kalau ada dua teori yang berlaku dan menyatakan sebenarnya ada dua syaraf berlainan yang meyebabkan terjadinya dua macam orgasme pada perempuan, yaitu syaraf pudendal (kelamin luar) dan syaraf panggul yang meengarah pada vagina dan rahim.
Artinya, area C-spot atau klitoris memang perlu distimulasi secara optimal dan baik. Hal ini tentu saja berkaitan dengan pemilihan posisi bercinta. Kalau dalam buku Little Book of Kama Sutra, sang penulis Ann Summers, mengatakan posisi Lotus, atau wanita duduk di atas pangkuan pria dan saling berpelukan intim bisa dipilih. Tapi, pemilihan gaya ini tentu bersifat individual, jadi jangan perlu menyerah untuk berkeksplorasi dengan pasangan.
Tapi, lagi-lagi saat berbicara hubungan seksual dengan pasangan, multi orgamse, nggak hanya perlu rangsangan pada kedua syaraf itu saja. Selain sensasi erotik, kondisi psikis perlu diperhatikan. Di mana kondisi emosi setiap tentu saja berbeda sehingga kepuasan seksual yang dicapai dapat menjadi berbeda bila emosi yang terlibat juga berbeda.
Ternyata untuk mencapai muliti orgasme dibutuhkan kerangka pikiran yang baik. Maksudnya begini, saat ingin menikmati kepuasan seksual secara berulang, tubuh dan pikiran memang harus menyatu. Jika diawal harapan kita sudah dibatasi, otomatis akan menyebabkan tubuh kita untuk membatasi. Jadi, lebih terbuka saja, jangan pernah batasi gairah yang dimiliki.
Untuk mencapai multi orgamse, yang nggak kalah penting untuk diperhatikan adalah lubrikasi yang baik. Apabila kondisi klitoris sudah basah dengan baik, hal ini tentu bisa mencegah ketidaknyamanan dan nyeri pada vagina. Dengan begitu, tandanya kita sudah siap menerima berbagai rangsangan dari suami selama proses intim berlangsung.
Duuh.... menulis ini, kok, bikin saya jadi kangen sama suami, ya! Jadi mau cepat-cepat pulang, nih, hahahaha