Bagi Mommies yang mau mencoba menjadi entrepreneur, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu perbedaan mentor dan coach. Kedua sosok itu dapat memberikan masukan berharga untuk kelancaran bisnis yang Anda jalankan.
Gambar dari www.ivankatrump.com
Kini semakin banyak perempuan yang menunjukkan kemampuannya menggarap bisnis – apapun itu ranahnya, alias menjadi entrepreneur. Banyak kisah sukses yang mereka torehkan, misalnya saja Diajeng Lestasi dengan bisnis HijUp.com. Dalam perjalanan usaha Diajeng atau para mompreneur lainnya, pasti pernah menemukan masalah. Apalagi di awal memulai bisnis. Jika saya ada di posisi merintis bisnis, maka pertanyaan yang akan timbul adalah, saya harus memulai dari mana ya?. Untuk tahap awal, mungkin saya akan bertanya kepada orang-orang yang sudah terlebih dahulu “nyemplung” di dunia bisnis. Menggali pengalaman mereka, meminta kiat jitu menjadi pengusaha sukses, dan hal lainnya yang dapat melancarkan bisnis saya. Singkatnya saya butuh mentor, yang dapat membimbing saya menjalankan bisnis.
Apakah kehadiran seorang mentor sudah cukup? Ternyata TIDAK! Ada sosok lain yang dinamakan coach, atau jika diartikan harfiah menjadi “pelatih”. Para calon pebisnis harus bisa membedakan terlebih dahulu pengertian dan fungsi dua sosok penting ini. Mari kita kupas tuntas bersama Cynthia Wihardja Firm Owner & Executive Coach dari Action Coach "Business & Executive Coaching"
Perbedaan Mentor & Coach
Menurut Cynthia mentor itu biasanya orang yang sudah pernah melakukan apa yang ingin dia lakukan, “Misalnya saya sudah pernah punya bisnis – dan saya mentoring orang yang mau punya bisnis. Dan biasanya mentor itu memberikan arahan atau inspirasi berdasarkan pengalaman dia.” Begitu pemaparan Cynthia yang saya dapatkan melalui perbicangan lewat telepon.
Penggambaran mentor yang lebih jelas, bisa kita temukan pada pegolf dunia Jack Nicklaus yang menjadi mentor dari Tiger Woods, karena Tiger ingin menjadi seperti Jack , yang memegang rekor 18 kali juara PGA Tour, dan 8 kejuaraan Champions Tour. Namun sayangnya, tidak semua mentor yang sudah sukses di bidangnya masing-masing mampu membuat kiat suksesnya menjadi langkah-langkah yang bisa diaplikasikan oleh orang lain.
Sementara coach itu seorang generalis di bisnis, yang bisa membimbing orang untuk melakukan bisnisnya dengan baik, dan membuat keputusan yang dibuat lebih teratur atau terarah. Mereka mengerti cara berpikir seseorang, mereka juga mengerti konsep bisnis.
Jika tadi seorang mentor haruslah seseorang yang sudah sukses di bidang usaha tertentu, tidak dengan seorang coach. “Faktor lain yang membedakan coach dan mentor adalah, coach mengerti psikologi manusia, bagaimana dia bisa berubah, dan mengerti prinsip-prinsip bisnis di bidang apapun itu,” papar Cynthia lebih lanjut. Selain itu fungsi lain seorang coach adalah mengidentifikasi blind spot yang mungkin saja muncul. Artinya sesuatu yang terlupakan untuk diperbaiki, karena terlalu sibuk mengurus ini itu.
Setelah tahu perbedaannya, kapan ya kehadiran mentor dan coach ini benar-benar dibutuhkan?
Gambar dari www.theintrovertentrepreneur.com
Kapan Mentor dan Coach Dibutuhkan?
Sebagai calon mompreneur sebaiknya Mommies bisa mengidentifikasi diri sendiri, apa sih kekurangan yang ada di diri kita? Contoh kasusnya seperti ini, saya ingin membuka sebuah toko online pakaian anak-anak, tapi yang jadi PR besar adalah tingkat kemampuan saya hanya ada di tataran memilih bahan-bahan, teknik menjahit, dan kemana saya harus menjahit. Pengetahuan saya lainnya tidak mumpuni, misalnya konsep bisnis, strategi marketing apalagi urusan keuangan yang bisa membuat kepala pusing bukan main :D.
Kalau Mommies ada di kondisi ini, sebaiknya menurut Cynthia Anda pergi ke seorang coach – karena Anda akan mendapatkan bimbingan untuk implementasi atau edukasi bisnis secara komprehensif. Singkat cerita nih, Mommies, jika Anda “nekat” pergi ke mentor dengan “kepala kosong” maka mentor juga akan lelah menghadapi Anda. Jadi sebaiknya, bekali dulu diri Anda dengan ilmu bisnis yang baik, caranya? Ikuti pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan ilmu yang Anda butuhkan. “Pilih jenis workshop yang memang didesain untuk entrepreneur start up, jangan hanya “hinggap” di workshop macam-macam – karena mungkin nanti prinsipnya beda dan pulang dengan tangan hampa,” jelas Cynthia.
Kehadiran coach dan mentor akan dibutuhkan selama Mommies masih “bermain” di bidang bisnis apapun itu, dan merasa harus terus mencapai level tertentu dalam perjalanan bisnis Anda. Cynthia juga mengingatkan coaching itu bukan hanya untuk orang yang memiliki masalah, tapi juga untuk orang yang ingin menggarap lebih baik dari apa yang sudah dia punya sekarang.
Selamat menemui mentor atau coach pilihan Anda ya, Mommies :)