Yakin, deh, semua pasangan yang baru saja memasuki gerbang pernikahan pasti punya doa yang sama, menikah untuk bahagia . Benar kan? Tapi, kenyataan dan keinginan tentu tidak selamanya berbanding lurus. Di tengah jalan, nggak sedikit pasangan yang akhirnya menyerah. Lupa dengan janji dan keinginannya dulu di awal pernikahan kemudian dengan mudah memutuskan untuk bercerai. Alasannya memang bisa beragam, salah satunya adalah masalah perselingkuhan.
Bisa tetap mesra dengan pasangan sepanjang waktu memang bukan perkara yang mudah. Maklumlah, dalam perjalanannya kita sering menemukan beragam pemicu pertengkaran rumah tangga. Tapi saya sendiri percaya, jika kita mampu mencegah meledaknya bom waktu dalam pernikahan, fase pernikahan bisa dilalui dengan baik.
Uniknya , nih, tidak sedikit pasangan yang mengatakan kalau pertengkaran dalam rumah tangga bisa dijadikan salah satu bumbu pernikahan. Bahkan bisa membuat urusan ‘mesra-mesraan’ jadi tambah lengket. Konon, seks merupakan jawaban untuk mencairkan kembali suasana sekaligus meningkatkan ikatan hubungan setelah pertengkaran terjadi.
Beberapa kawan dekat saya pernah ada yang curhat, mereka bilang ketika sedang bertengkar dengan pasangannya, tidak jarang sang suami justru ‘memancing’ dan mendekati. “Kesel nggak, sih, orang gue lagi emosi habis bertengkar, eh, suami malah kasih ‘kode’. Rasanya pengen banget bilang, ‘Hey, not this time!”.
Sementara kawan saya yang lain justru beranggapan justru pertengkaran justru bisa jadi salah satu bentuk rangsangan seksual. Katanya, “Ya, habis gimana, kami kan masih tinggal di rumah orangtua, jadi kalau berselisih paham nggak bisa ngomong dengan cara yang meledak-meledak. Justru suaranya rendah dan kami harus berdekatan. Mencium wangi aroma tubuhnya kadang bikin gue mudah turn on.”
Hahahaha, ada-ada saja, ya. Kalau saya, sih, kalau sedang bertengkar dengan suami seringnya jadi malas ‘dicolek’. Tapi, saya sendiri penasaran mengapa tidak sedikit pasangan yang justru menganggap kalau pertengkaran bisa diselesaikan di atas ranjang. Saya pun akhirnya sempat bertanya kepada Mbak Nina Teguh, psikolog anak dan keluarga ini memang membenarkan hal ini. Namun memang kondisinya tidak bisa dipukul rata. Maksudnya, tidak semua pasangan memiliki pandangan yang sama.
Kondisi ini rupanya dipicu adrenalin yang masih mengalir. Biasanya, setelah bertengkar hebat, adrenalin masih mengalir karena perasaan emosi yang meluap-luap. Pasangan yang bisa ‘turn on’ adalah mereka yang bisa memanfaatkan adrenalin ini. Hal inilah yang akhirnya berdampak meningkatnya hasrat seksual.
Sebuah studi yang dilakukan American Psychological Association mengungkapkan bahwa meskipun perempuan lebih lama menyimpan amarahnya ketimbang laki-laki, Namun semua amarah tersebut bisa hilang begitu saja dengan cara melakukan hubungan seks. Lagipula, dalam kalau ditinjau dari segi kesehatan, melakukan hubungan seksual juga banyak manfaatnya.
Ada yang ingin mencoba merima ‘tawaran damai’ dari suami lewat aktivitas mesra-mesraan? Baca beberapa kiatnya di laman berikut, ya.
Bagaimana menurut Mommies? Ada yang ingin mencoba merima ‘tawaran damai’ dari suami lewat aktivitas mesra-mesraan? Setelah ngobrol dengan beberapa teman, saya mendapatkan beberapa kiat yang mungkin berguna dan bisa dipraktikan.
Verbal Foreplay
Dalam menjalin hubungan seksual dengan pasangan, para ahli banyak menyarankan para pasutri untuk melakukan berbagai variasi sehingga hubungannya supaya nggak ‘basi’. Hal ini pun bekaitan dengan foreplay. Iya, selain memerlukan sesi ‘hidangan penutup’ , kita juga butuh 'hidangan pembuka'. Ternyata nggak sedikit pasangan yang bisa menjadikan adu argumen sebagai verbal foreplay. Contohnya, teman saya bilang, suaminya sering bilang kalau ia tambah seksi kalau sedang marah. “Kalau kaya begini, kesal gue jadi sering hilang,” begitu katanya.
Jangan Gengsi
Namanya juga sudah suami istri, ya, nggak usah, deh, pakai gengsi-gengsian. Untuk itu, ketika suami kasih 'kode' untuk berdamai, kita nggak perlu gengsi menerima tawarannya. Toh, bukan berarti hal ini sebagai pengakuan kalau kita yang bersalah dan menyebabkan pertengkaran. Lagi pula dengan menerima tawaran ‘damai’, suami bisa menilai kalau kita sangat mencintainya. Sesekali berinisatif lebih dulu juga nggak salah, lho.
Time Out
Nggak sedikit perempuan yang ngerasa ill feel kalau sedang bertengkar dengan suaminya. Kalau hal ini dialami, coba deh meminta time out sebentar. Dengan waktu 15 hingga 30 menit, bisa kita habiskan untuk melakukan kegiatan me time. Baca buku sambil minum kopi, mandi air hangat, atau justru belanja sebentar di Instagram? . Kalau pun tidak berakhir dengan aktivitas seksual, paling tidak kita bisa menunjukan bahwa kita sudah mau berdamai. Nggak baik kan kalau bertengkarnya lama-lama.
Bagaimana menurut Mommies? Kalau saya melihat memang nggak ada salahnya untuk mesra-mesraan dengan suami setelah bertengkar.