Sukses atau tidaknya memberikan ASI eksklusif memang ditentukan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah ilmu pengetahuan yang bisa kita dapatkan lewat berbagai kelas ataupun seminar menyusui.
Setuju nggak, kalau saya bilang ngomongin masalah pemberian ASI eksklusif, sangat sensitif?
Paling nggak hal inilah yang saya rasakan. Contoh sederhananya seperti ini, ketika saya akhirnya memutuskan memberikan susu formula karena ASI saya seret, tidak sedikit teman-teman yang nyinyir masalah ini. Bahkan ada satu titik sikap 'menghakimi' tersebut membuat saya merasa seperti penjahat kelas kakap karena gagal menyusui anaknya secara eksklusif.
Untung saja waktu itu saya nggak sampai mengalami baby blues yang berkepanjangan. Kalau hal ini terjadi, kan yang jutru menderita anak saya? Atau, siapa tahu baby blues saya 'menular' ke suami? Syukurnya hal tersebut tidak terjadi. Dengan tekad yang kuat, belajar untuk percaya diri, dan selalu berusaha untuk merasa bahagia, akhirnya lambat laun ASI saya mengalir deras.
Padahal menurut dr. Elizabeth Yohmi, SpA, adalah hal yang wajar kalau di hari-hari pertama menyusui kondisi ASI yang keluar belum banyak. Jadi, bisa saya simpulkan waktu itu saya salah persepsi dengan menganggap kalau hari pertama menyusui itu ASI keluarnya seperti air keran. Prinsip ASI itu kan supply by demand. ASI akan terus berproduksi menyesuaikan kebutuhan bayi. Semakin sering si kecil menyusui, maka produksi ASI pun akan semakin banyak. Pantas saja semua ibu menyusui disarankan untuk menyusui bayinya tiap 2-3 jam sekali. Atau bahkan tergantung keinginan bayi, kapan pun mau menyusu, ya, berikan saja.
Ketua SATGAS ASI IDAI ini juga sempat menyinggung salah satu cara yang tepat untuk menyukseskan pemberian ASI eksklusif, adalah dengan mengikuti kelas antenatal, yaitu kelas yang dipersiapkan untuk pada ibu pra-hamil, ibu hamil dan ibu menyusui. Begitu mendengar sarannya ini, saya langsung membatin, “Benar juga, ya, kenapa dulu saya nggak pernah kepikiran untuk mengikuti berbagai seminar menyusui ketika hamil dulu?”.
Biar bagaimana pun kelas ataupun seminar seperti ini tentu bertujuan untuk membekali kita, calon ibu, dengan berbagai pengetahuan dasar tentang menyusui serta tatalaksana medis. Kita jadi tahu bagaimana cara pijat laktasi, posisi yang benar saat menyusui, hingga manajemen ASIP. Dan yang nggak kalah penting, lewat kelas menyusui ini kita bisa mendapatkan berbagai kiat praktis menghadapi permasalahan seputar ASI, dengan begitu ketika menghadapi masalah jadi tidak terlalu panik.
Lagipula, saya sangat percaya dengan mengikuti kelas menyusui di berbagai seminar ataupun komunitas kita tidak hanya akan mendapatkan ilmu namun sekaligus bisa jadi jembatan buat kita para calon ibu untuk saling berbagi. Bercerita dengan tukar pengalaman serta berbagi kiat. Dengan proses belajar secara aktif tentang ASI seperti ini, ilmu yang akan terserap tentu jauh lebih baik.
Enaknya lagi, zaman sekarang sudah banyak sekali komunitas yang ‘menggalakan’ pemberian ASI eksklusif. Selain komunitas Mommiesdaily, Mommies juga bisa aktif mengikuti berbagi kelas seminar yang sering diadakan, contohnya lewat kelas yang diadakan oleh AIMI ASI, New Parent Academy, ID Ayah ASI. Selain itu, di beberapa Rumah Sakit, kita nggak cuma bisa konsultasi dengan konselor ASI, namun juga bisa mengikuti kelas seperti kelas kASIh Ibu yang didirikan oleh Rumah Sakit Ibu Anak Kemang Medical Care. Kelas ini akan menampung para ibu hamil, ibu menyusui, serta ibu yang berhasil menyusui dan memberikan ASI eksklusif.
Sayangnya, dulu saya malah berpikir kalau menyusui itu sebagai sesuatu hal yang wajar, alamiah dan mudah. Saya pikir seorang ibu yang baru melahirkan langsung punya maternal instinct. Jadi, secara otomatis bisa mahir menyusui dan nggak perlu usaha lebih untuk mencari tahu dan belajar lebih banyak tentang ASI dan menyusui. Ternyata dugaan saya keliru. Ketika menyusui, bukan tidak mungkin seorang ibu akan mengalami berbagai 'drama'. Untuk itulah mengapa mengikuti kelas ataupun seminar menyusui sangat penting.
Kalau boleh menyarankan, buat para calon Mommies ada baiknya untuk membekali diri sebelum proses menyusui dimulai. Salah satunya, ya, dengan ikutan kelas atau seminar menyusui.