Berkreasi Bersama Anak

Activity & Destination

nenglita・01 Apr 2015

detail-thumb

Coba perhatikan, deh, berapa banyak anak yang lekat sekali dengan gadget? Nggak usah pakai penelitian dulu, perhatikan saja sekitar kita. Berapa banyak anak-anak yang bisa kalem kalau ada gadget di tangannya? Atau malah jangan-jangan anak Anda termasuk salah satunya?

 

Kids-Gadgets

Tak hanya untuk anak sendiri, kehadiran gadget di tengah keluarga memang seringnya, sih, mendekatkan yang jauh (berkirim kabar lewat dunia maya, misalnya) tapi tak jarang jadi menjauhkan yang dekat. Saya masih ingat pernah menyaksikan sekeluarga yang lagi makan malam di restoran, tapi masing-masing anggota keluarga asyik dengan gadget masing-masing. Well, yang saya saksikan memang hanya sekian persen dari 24 jam kegiatan keluarga tersebut, sih. Tapi kok ndilalah yang terlihat di mata saya kegiatan itu, ya? Sedih, deh.

Itu baru untuk urusan sosialisasi sesama keluarga, bagaimana pengaruh gadget dalam hal lainnya? Kreativitas atau imajinasi anak, misalnya?

Jadi begini, di layar biru (TV, smartphone, tablet, dan kawan-kawannya) segalanya tergambar dengan jelas. Bebek dengan warnanya, suaranya, bahkan tempat tinggalnya. Otak anak tak perlu lagi dirangsang untuk menerjemahkan kata bebek ke dalam bentuk visual. Itu contoh kecil saja, lho.

Selain itu, layar biru dengan pergerakannya yang sangat cepat (saya pernah bekerja di televisi, jadi saya lumayan tahu dalam 1 detik berapa gambar yang bisa ditampilkan), membuat attention span atau rentang perhatian anak menurun. Di usia 4-5 tahun, seharusnya anak bisa fokus melakukan sesuatu selama 2-3 menit. Attention span yang panjang berpengaruh ke masa depan anak. Coba baca artikel yang membahas tentang konsentrasi anak di sini, ya.

Meskipun begitu, gadget tak selalu buruk. Banyak juga manfaat yang bisa didapatkan darinya. Seperti pernah ditulis di artikel ini, teknologi tak harus selalu dimusuhi, selama penggunaannya diawasi dan berdasarkan kesepakatan. Misalnya jadwal penggunaan gadget, apa saja yang boleh dimainkan, dan banyak lagi kesepakatan yang bisa kita lakukan dengan anak seperti yang pernah ditulis di artikel ini.

Selanjutnya: Kalau tanpa gadget, terus ngapain, ya?

Kalau saya, sejak anak saya kecil, memang lebih senang mengajaknya aktivitas fisik yang tidak melibatkan layar biru. Salah satu kegiatan yang cukup sering kami lakukan adalah pretend play. Kebetulan mainan Langit cukup banyak (maklum anak cuma satu), jadi seringnya kami membuat cerita yang melibatkan boneka-bonekanya. Bisa cerita tentang sekolah-sekolahan, princess-princess-an, dokter, dan seterusnya. Dengan bermain bersama, selain bisa mempererat bonding, juga membuat saya bisa memancing cerita keseharian Langit. Misalnya, bagaimana hubungan Langit dengan teman-temannya di sekolah, bagaimana perasaan dia hari itu, dan seterusnya.

Hal lain yang juga nggak kalah sering kami lakukan adalah membuat barang-barang sendiri. Crafting, ceritanya. Mulai dari bikin gelang, menggambar di berbagai media, bikin baju Barbie, dan seterusnya. Tapi sayangnya, tangan saya ini kurang crafty. Jadi harus mencari aktivitas DIY yang benar-benar mudah supaya hasilnya nggak malu-maluin dan Langit juga banyak terlibat saat mengerjakan, haha.

Crafting menurut saya adalah salah satu cara menstimulasi perkembangan otak anak. Dengan crafting, tak hanya motorik anak yang bekerja, tapi otak anak juga ikut berkembang. Misalnya, saat ia menggunting, maka otak anak belajar tentang keseimbangan; saat ia memasukkan manik ke dalam tali, otak anak belajar tentang proses dan kesabaran, serta banyak lagi.

2013-09-08 09.59.54

Tak hanya itu, crafting juga menuntut anak untuk kreatif. Misalnya, nih, baru-baru ini saya dan Langit belajar membuat pakaian boneka. Karena saya nggak punya mesin jahit dan nggak ngerti pola, maka kami berdua mendiskusikan bagaimana kira-kira bahan tersebut digunting. Langit malah lebih semangat, ia menggambar dulu baju yang mau dibikin, untuk kemudian saya terjemahkan ke dalam bentuk pakaian. Yah, tentu hasil akhirnya nggak mirip sama sekali. Haha. Tapi kami berdua menikmati proses ini, dan saya melihat Langit mampu berkreasi. Mission accomplished!

Salah satu situs yang menjadi sumber inspirasi saya adalah http://www.myactivityroom.com/.

my-activity-room---merah

Saya suka soalnya situs ini bagus banget layout-nya, navigasinya jelas, dan yang pasti banyak kegiatan craft yang bisa dicontoh. Walhasil saya nggak kekurangan ide, deh, saat bermain sama Langit!

Salah satu yang sering kami lakukan bersama adalah membungkus kado. Sebagai variasi, saya sering menyontek dari http://www.myactivityroom.com/. Langkah-langkah yang dijelaskan di situs ini sangat jelas dan mudah diikuti. Saat melakukan ini, saya merasa banyak hal yang bisa dipelajari Langit selain kreativitas seperti yang telah saya sebutkan di atas.

Mommies sudah pernah berkunjung ke situs http://www.myactivityroom.com/? Craft apa nih, yang sudah dibuat? Share, dong! Oh ya, selain mendapatkan ide, Mommies juga bisa berbagi ide kreatif untuk Mommies yang lain di http://www.myactivityroom.com/, lho!