Cara untuk membangun kedekatan yang kuat antara anak orangtua kini semakin beragam, membantu Anda dan pasangan memiliki bonding yang berkualitas bersama si kecil. Adalah Art Therapy sebuah metode yang memungkinkan Anda menemukan arti lain dari ritual bermain sekaligus sebagai media seni penyembuhan beberapa keluhan yang terjadi pada anak.
Pertengahan bulan Maret lalu Mommies Daily menjadi media partner di acara New Parent Academy (NPA) di bilangan Bintaro. Buat saya, NPA ini super kreatif, di beberapa acaranya – sebut saja Mencari Ide Untuk Bermain Di Rumah dan Bermain Secara Konkret Bersama Anak berhasil membuat para peserta yang datang tercerahkan dengan metode bermain yang dihadirkan. Entah yang idenya datang dari NPA sendiri ataupun yang berasal dari para ahli.
Nah, kali ini ide bermain dari dari seorang Art Therapist – Mutia Ribowo, SDs, MA. Profesi Art Therapist sendiri memang belum lazim di Indonesia dan baru ada empat orang termasuk Mbak Mutia ini. Tapi di Singapura, Amerika dan beberapa negara Eropa profesi ini sudah cukup popular. Selain Mbak Mutia, narasumber lainnya yang tak kalah kreatifnya adalah Putri Iput atau lebih dikenal dengan @IbuRakaRayi di dunia Instagram – kreatif dan super fun melihat ide-ide segarnya tampil di IG. Dijamin kalau lihat Instagramnya jadi pingin cepat pulang atau menanti akhir pekan datang lebih cepat supaya bisa bermain dengan si kecil.
Apa itu sebetulnya Bonding?
Sebelum masuk ke menu utama short class NPA hari itu, yang dipandu oleh Sazkia Rosseina Gaziscania atau akrab dipanggil Sazki yang juga penulis lepas di Mommiesdaily.com, terlebih dahulu Tari Sandjojo psikolog dari Sekolah Cikal mengingatkan mengenai bonding atau attachment. Karena sering kali beberapa orangtua masih salah persepsi tentang hal tersebut. Dan fatalnya sering menggunakan kata-kata tadi namun tidak mengetahui artinya. Menurut Tari, bonding atau attachment adalah koneksi, atau hubungan antara satu atau dua orang tapi yang “deep” atau dalam dan lebih ke emosional. “Kadang-kadang kita berpikir bahwa, oh saya setiap hari di rumah kok sama anak saya. Tapi permasalahannya deep nggak ya? Emosinya di mana? Terkait atau tidak ya? Kita paham betul apa tidak anak-anak kita itu butuh apa?” jelas Tari.
Dan perlu diingat juga hindari terlalu sibuk dengan kegiatan tertentu saat bonding time dengan anak. Karena bagaimanapun anak akan merasa, Anda “tidak ada” di sampingnya padahal secara fisik Anda hadir di dekatnya. Dan sebetulnya ada hasil penelitian yang bilang, dari 24 jam sehari, orangtua hanya membutuhkan 20 menit untuk betul-betul mempunyai hubungan berkualitas dengan anak. Tapi 20 menit itu harus gadget free, dan tv free atau bentuk intervensi lainnya.
Well, well, well, baru sampai tahap ini saja saya sebagai ibu dari bayi yang berumur hampir 9 bulan merasakan momen “jleb”, pasalnya saya masih suka membalas email pekerjaan atau cek social media kalau sedang berduaan dengan Jordy, ok harus mulai diubah!
Di halaman selanjutnya mari berkenalan dengan Art Therapy
Gambar dari sini
Introducing Art Therapy
Menurut Malchiodi 1998, Art Therapy adalah modalitas yang dapat membantu individu dari segala usia untuk menciptakan makna dan mencapai visi, melepaskan emosi berlebihan atau trauma, menyelesaikan konflik dan masalah, memperkaya kehidupan dan mencapai rasa kepuasan batin.
Jadi secara sederhananya, jika dihubungkan dengan relasi anak dan orangtua art theraphy ini bisa digunakan sebagai memperbaiki kualitas hubungan tersebut. Atau beberapa keluhan yang sering ditemukan pada anak, seperti kesulitan bicara, autisme, anak berkebutuhan khusus, emosi yang tidak stabil, korban bullying, depresi dan kurang harmonis dengan orangtua.
Lalu apa keunggulan art therapy ini dibandingan dengan bentuk terapilainnya?
Mutia menjelaskan bahwa keunggulan art theraphy adalah menggunakan media seni sebagai intervensi. Jadi kalau anak-anak yang kurang bisa mengungkapkan perasaannya secara verbal atau takut dengan orang baru. Mereka akan merasa aman dan nyaman mengekspresikannya melalui media seni ini. Media seni ini sangat penting artinya untuk menjadikan anak itu tidak terpojok , tidak merasa takut untuk mengungkapkan perasaannya.
Materi dan media art theraphy ini bisa berasal dari media yang sifatnya tradisional mau pun bentuk media seni yang modern. Tergantung dari tingkat perkembangan dan ketertarikan seorang anak atau orang dewasa. Bisa juga menggunakan computer graphics dan animasi sebagai alat seni yang modern.
Pada kesempatan hari itu, media menggambar di atas kertas putih dipilih oleh Mutia. Setiap peserta diharuskan menggambar sarang burung, lengkap dengan dimana sarang burung itu ditempatkan, apakah yang ada di dalamnya dan macam-macam elemen pendukungnya. Lalu salah seorang volunteer maju ke depan untuk memperlihatkan hasil akhirnya. Tahap ini, Mutia sangat berhati-hati loh Mommies, karena hasil observasinya sangat personal. Contohnya saat memperlihatkan hasil gambar saya, Mutia menjabarkan dengan sangat detail dari setiap bentuk, atau hasil goresan tangan saya di atas kertas tadi. Bayangkan saja Mommies, dari letak sarang burung saja dia bisa tau apa yang menyebabkan saya menggambarnya demikian, atau cerita di balik ada berapa telur dan anak-anak burung yang saya taruh di dalam sarang burung itu – singkatnya saya terkesima dengan ilmu art theraphy ini.
Selanjutnya: Mari membuat playdough dengan si kecil!
Let’s Play!
Selesai sesi art theraphy, waktunya bermain playdough! O, ya Mommies playdough ini juga digunakan Mutia sebagai media terapi pasien-pasiennya loh. Mommies bisa membuat playdough sendiri di rumah, bisa lebih hemat dan seru karena melibatkan anak dalam proses pembuatannya. Beberapa kunci utama yang Putri wanti-wanti harus dilakukan saat membuat atau bermain play bersama si kecil:
Bahan-bahan untuk membuat playdough
Bahan pelengkap bermain playdough. Gambar dari IG Putri Puti (@IbuRakaRayi)
Kurang lebih dua jam di acara tersebut pengetahuan saya jadi bertambah tentang bagaimana seharusnya bonding itu dilakukan dan media apa saja yang bisa digunakan untuk bermain bersama si kecil. Mari janjian playdate suatu saat nanti :)