Sorry, we couldn't find any article matching ''
How to Deal with Teens?
Mommies memiliki anak yang sudah masuk SMP atau berusia 13 tahun? Maka... Congrats! Berarti Mommies sudah menjadi orangtua dari anak remaja yang dunianya complicated! Haha, tapi tenang saja sebenarnya nggak segitu memusingkannya kok jadi orangtua dari anak remaja asal tau tips and tricknya ;)
Sebenarnya remaja itu memusingkan karena mereka sudah ingin emansipasi dan tidak ingin dikekang lagi oleh orangtuanya, nah karena ingin emansipasi tersebut maka akhirnya mereka sering terkesan membangkang dan tidak hormat pada orangtuanya. Selain itu, mereka juga sering merasa bahwa orang dewasa tidak menghargai mereka. Namun, percaya deh anak remaja tetap membutuhkan orangtuanya kok dan mereka sendiri juga menyadari itu.
Selama masa remaja, orientasi dari para remaja bergeser dari keluarga ke teman-teman sebaya. Selama transisi tersebut, remaja mencari orangtuanya untuk membuat keputusan-keputusan penting sedangkan untuk masalah selera berpakaian, film, acara TV, dan lagu, mereka akan mengikuti teman-teman sebayanya. Namun, untuk masalah rencana pendidikan dan tujuan masa panjang, orangtua memiliki pengaruh yang lebih besar. Selain itu, seringkali remaja merefleksikan sudut pandang orangtuanya saat mereka berinteraksi dengan temannya.
Nah sekarang untuk orangtuanya, nih.
Tugas apa saja ya yang dimiliki oleh orangtua dalam menyonsong tahap baru dari kehidupannya ini? Lihat di halaman selanjutnya ya!
Menurut Duvall & Miller, pengarang buku Marriage and Family Development, orang tua memiliki 8 tugas saat memiliki anak remaja, yaitu:
Saat sudah memasuki tahap remaja, anak remaja ingin diterima di lingkungan sosial yang lebih luas, oleh karena itu seringkali mereka meminta perabotan atau fasilitas yang lebih bagus, besar, dan modern. Oleh karena itu tugas dari orangtua adalah menyediakan makanan yang cukup, pakaian, dan peralatan kesehatan. Namun, fasilitas tersebut tidak hanya untuk anak remajanya saja, tetapi juga disediakan untuk anaknya yang lebih kecil dan orangtua itu sendiri
Membiayai segala kebutuhan keluarga dan membagi penggunaanya berdasarkan ruang, fasilitas, dan peralatan secara adil
Mendorong setiap keluarga untuk untuk berpartisipasi dalam tugas rumah tangga berdasarkan kemampuan, ketersediaan waktu, dan minat masing-masing anggota keluarga
Mendiskusikan secara terbuka mengenai fakta, perasaan, kekhawatiran, dan konsekuensi dari aktivitas seksual anak muda yang pernah dilakukan oleh teman sebaya mereka atau anak seusia mereka lainnya
Mendorong adanya eskpresi perasaan antara orang tua dengan anak remajanya dan antara suami dengan istri dalam cara yang paling nyaman
Membantu anak remaja kita memahami bahayanya tindakan ilegal sembari mendorong mereka menumbuhkan disiplin diri dan bertanggungjawab atas tingkah lakunya.
Menghargai keberagaman setiap orang yang memiliki gaya hidup yang berbeda-beda dengan tetap membatasi penerimaan tingkah laku yang menyimpang.
Mendukung perkembangan remaja menuju kedewasaan, menjadi independen, dan otonom dalam kerangka nilai yang dimiliki keluarga.
Bagaimana menghadapi anak remaja? Simak kiat dari pakarnya di halaman berikutnya, ya!
*Gambar dari sini
Ini dia kiat dari psikolog David Elkind, Amy Bobrow, dan Nadine Kaslow buat para Mommies (dan suaminya) dalam menghadapi anak remajanya:
Beri remaja kesempatan untuk mengembangkan identitasnya dan menjadi independen. Kesempatan tersebut dapat membantu mereka memperoleh tempatnya sendiri di lingkungan. Namun, apabila mereka terjerumus ke lingkungan yang tidak sehat maka perlu dibuat sedikit batasan.
Batasi hal-hal apa saja yang masih dapat ditolerir dan yang benar-benar dilarang.
Dengan begitu Mommies jadi nggak bertanya-tanya lagi tentang teman-teman mereka dan bisa melihat secara langsung sikap dan perilaku teman-temannya.
Mommies harus berdiskusi terlebih dahulu dengan suami sehingga mendapat kesepakatan dari kedua belah pihak mengenai disiplin dan aturan yang ingin ditetapkan di rumah.
Anak remaja memang perlu diberi otonomi, namun orangtua tetap harus mengetahui keberadaan mereka . Orangtua sebaiknya mengecek keberadaan mereka dengan SMS atau telepon paling tidak sekali dalam sehari.
Beritahu mereka risiko dari hal-hal berbahaya seperti seks, obat-obatan terlarang, dsb.
Ajak mereka diskusi mengenai pilihan-pilihan yang ada dan diskusikan bersama solusi yang dianggap paling tepat.
Ketika ingin mengetahui kegiatan, keseharian, dan hal-hal lain yang menyangkut mereka, tanya secara semangat dan tunjukkan bahwa Mommies memang benar-benar tertarik, jadi mereka jangan diinterogasi.
Apabila mereka melakukan kesalahan, mereka harus merasa bersalah. Menurut Elkind, bersalah adalah bentuk emosi yang sehat.
Tindakan orangtua adalah hal yang penting dalam membantu remaja mengadopsi moral dan etika. Apabila mereka telah memiliki panutan sejak dini, mereka akan lebih jarang membuat keputusan yang buruk pada masa remajanya.
Mudah-mudahan sarannya bermanfaat ya Mommies! Biar nggak pusing lagi menghadapi anak remajanya :D
PAGES:
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS