Child Sexual Abuse. NO!

Parenting & Kids

gracie melia・04 Jun 2013

detail-thumb

Kita tentu sadar bahwa setiap kita menonton acara berita atau membaca koran yang kita lihat adalah berita kriminal. Entah itu pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penculikan. So sad, sekarang pelaku-pelaku pelecehan tidak hanya mengincar gadis yang sudah matang dan cukup umur.  Anak-anak kecil pun saat ini mulai diincar. Miris sekali ya? Semoga itu jangan sampai terjadi pada anak-anak kita di sini #amin berjamaah.

Lebih miris lagi, di beberapa kasus, si pelaku pelecehan malahan adalah orang dekat si anak, entah itu anggota keluarga atau pengasuh/BS. Let me share some stories that I heard from my friends:

Teman dari teman saya itu *duh ribet ya? hehe* bercerita tentang anak laki-lakinya yang akan disunat. Anak itu sudah kelas 1 SD. Ketika dia dibawa ke dokter sunat, dokter berkata bahwa si anak tersebut belum bisa disunat karena ukuran (maaf) penisnya tidak normal. So, the size of his (sorry) penis was too big for any boys at his age. Dan, dokter juga bilang bahwa ukuran besarnya bukan besar alami. What made the parents shocked was…the doctor told them that it was because his (sorry) penis had been given a blow job. SICK, right? Pasti Mommies di sini berpikir “ya ampun anak sekecil itu udah tau blow job?” atau “astaga pergaulan anak jaman sekarang, cepat ya matangnya” sambil menggelengkan kepala. But, NO, we’re wrong. Usut punya usut, si anak lelaki itu diberikan blow job oleh pengasuhnya sendiri! Perasaan saya campur aduk; antara marah, sedih, kecewa, dan tidak habis pikir. How can a baby sitter who’s supposed to take care of him did something evil like that?! Mungkin ukuran (maaf) penisnya yang tidak normal bisa diobati. Namun, bagaimana dengan kejiwaannya? Will he get traumatic or so? Mirisnya lagi, the baby sitter was imprisoned for only 6 months, which I think, UNFAIR.

*gambar dari sini

Cerita lain, ada teman saya bercerita bahwa anak kecil laki-laki disodomi di toilet pria. What made me shocked was… itu terjadi di MAL! Mal yang notabene selalu ramai dan banyak orang lalu-lalang tapi tetap saja bisa jadi lokasi pelecehan seksual. Jadi, kenapa hal-hal macam itu bisa terjadi? In my humble opinion, it happened because those children didn’t get enough sex education. So, yeah, we as parents, especially mother MUST give our kids sex education as early as possible. Mungkin dulu sex education baru diberikan ketika kita duduk di bangku SMP. But, you see yourselves, Mommies.. Kejahatan terutama pelecehan seksual yang mengincar anak di bawah umur makin marak dan tentu kitatidak boleh menutup mata, bukan?

Mengajarkan sex education pada anak sedini mungkin tentu bukan berarti kita bicara panjang lebar tentang bagaimana proses pembuahan terjadi atau bagaimana sel sperma bisa bertemu pasangan sel telurnya. LOL. Sex education yang saya maksud di sini adalah memberi gambaran sedikit pada anak sehingga mereka bisa menjaga diri dan tahu perilaku mana yang boleh/tidak boleh karena di banyak kasus anak-anak tidak meminta tolong karena mereka tidak sadar bahwa mereka sedang dilecehkan. Ini juga mengenai bahaya yang mereka mungkin dapatkan jika dilecehkan.

Ada beberapa kiat supaya anak-anak bisa menjaga diri mereka dari pelecehan seksual:

  • Kenalkan pada anak bagian mana yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang asing. Bagian kepala sampai ke pundak dan lutut ke mata kaki adalah bagian yang BOLEH disentuh oleh orang lain. Bagian perut dan dari lutut ke paha adalah bagian abu-abu. If people touch those areas, kids should be aware and careful. Bagian dada (perempuan) dan alat kelamin adalah bagian yang sama sekali TIDAK BOLEH disentuh. If people touch those areas, they have a bad intention. Those are prohibited areas. Kode merah. PIPP PIPP PIPPP!
  • Menyikapi poin di atas, ajarkan juga kepada anak bagaimana mereka harus bereaksi jika sudah ada kode merah. Reaksi itu bisa bermacam-macam mulai dari berteriak sekeras mungkin, lari sekencang mungkin, atau pura-pura ke WC dan kemudian kabur. (Kalau membekali anak dengan senjata kecil sepertinya berlebihan ya? Hihihi) Apakah Mommies ada yang ingin menambahkan di bagian ini? Monggo.
  • Beritahu pada anak  gerak-gerik umum pelaku pelecehan seksual pada umumnya. Kebanyakan pelaku suka menawarkan sesuatu yang enak atau menyenangkan seperti permen, harum manis, boneka, atau hewan peliharaan pada target mereka. Tegaskan kepada anak jika ada orang yang tiba-tiba menawarkan hal-hal semacam itu, mereka patut curiga dan berhati-hati. Double waspada jika di hari itu mereka sedang tidak berulang tahun, merayakan sesuatu, naik kelas, dan lain-lain. Aneh kan kalau seseorang tiba-tiba menawarkan sesuatu yang fancy di hari biasa? Ya kecuali dia keturunan Donald Trump, Hilton, atau keluarga Onasis. #misfokus.
  • Tiap orang tua pasti punya cara tersendiri untuk menghindarkan anaknya dari bahaya macam ini. The main thing is, the kids know how to avoid such wicked thing happens to them by taking care of themselves. Semoga hal kayak gini jauuuh sejauh-jauhnya dari anak-anak kita. What about you, mommies? Bagaimana kalian mengajarkan anak untuk menjaga diri?