Sabtu, 9 Februari 2013 adalah hari perdana kelas New Parent Academy (NPA) di gelar. Saya berkesempatan datang ke kelas yang dimulai dari pukul 09.00 hingga 15.00 di Jakarta Design Center. Seperti yang pernah dikemukakan oleh pendiri NPA, Dewa dan Andhika, konsep mereka adalah sekolah, jadi ada kelas beserta kurikulum, guru, dan murid. Nah, di kelas perdana ini, ada tiga materi yang diberikan. Pertama soal tujuan pengasuhan oleh Bu Rahmi Dahnan dari Yayasan Kita & Buah Hati, kemudian lanjut soal gizi untuk ibu hamil dan menyusui oleh Bebby Astrika SGz dari majalah AyahBunda, dan terakhir soal kehamilan dan persalinan oleh dr. Ridwan SpOG. Angkatan pertama ini diikuti oleh 8 pasang calon orang tua hebat yang rela menghabiskan setengah hari Sabtunya selama 4 minggu ke depan demi mendapatkan ilmu yang dibutuhkan.
Nah, saya mencoba merangkum materi yang diberikan selama kurang lebih 6 jam ini. Pasti tidak selengkap jika mengikuti kelas NPA langsung, tapi garis besar pelajarannya bisa diambil. Mommies Daily juga melakukan live tweet dengan #NPAcademy, lho! Jadi jika ingin mengikuti via Twitter, silahkan bergabung di timeline saat acara berlangsung, ya!
Pelajaran pertama diberikan oleh guru dari Yayasan Kita & Buah Hati, materinya adalah tujuan pengasuhan anak. Ibu Rahmi Dahnan membawakan materi dengan santai yang membuat peserta tertawa namun kemudian merasa JLEB! dengan berbagai punch line yang diberikan! Haha. Bu Rahmi membuka kelas dengan menyampaikan bahwa anak adalah titipan. Titipan dari Tuhan ini nantinya akan dikembalikan lagi, lho, ke sang pemilik. Inilah mengapa menjadi orang tua itu membutuhkan perjuangan. Anak adalah kenikmatan, tantangan, sekaligus musuh, karena banyak sekali yang harus dikompromikan antara Ayah dan Ibu dari mulai pikiran, rasa, jiwa, tenaga, waktu, dan juga biaya, selama menjaga titipan Tuhan ini.
WAH! SUSAH YA JADI ORANGTUA! Oh, tentunya akan susah jika orang tua tidak merumuskan tujuan pengasuhan dan tidak memiliki kesepakatan bersama. Jika tujuan pengasuhan sudah satu jalan, jangan lupa peran Ayah dan Ibu yang seimbang juga dibutuhkan selama masa pengasuhan. Anak membutuhkan Ibu sebanyak ia membutuhkan Ayahnya. Jika ada satu dan lain hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya perceraian atau salah satu meninggal, maka harus dicari significant other atau pengganti (bisa kakek, nenek, tante, dan lainnya) untuk bisa menyeimbangkan kebutuhan anak tersebut. Satu hal lagi, mengasuh anak perempuan dan laki-laki itu juga ada perbedaan, agar mereka tumbuh sesuai fitrah dan tanggung jawabnya masing-masing, karena otak anak laki-laki dan perempuan itu berbeda.
Pelajaran kedua adalah soal gizi untuk ibu hamil dan menyusui. Materi yang diberikan oleh ahli gizi, Bebby Astrika dari majalah AyahBunda. Mbak Bebby mengungkapkan pentingnya ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan gizinya demi kesehatan si ibu dan juga janin tentunya. Selain itu, gizi yang baik juga meminimalisir risiko terjadinya komplikasi pada kehamilan, dapat menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui.
Berat badan (BB) normal saat hamil akan naik sekitar 12-16 kg, namun setiap individu memiliki Body Mass Index (BMI) yang berbeda-beda, sehingga kenaikan BB ini akan disesuaikan dengan BMI masing-masing. Inilah mengapa pada awal kehamilan, dokter akan menghitung BMI kemudian dokter juga akan memperkirakan kenaikan BB si ibu hamil agar tetap ideal. Ingat dengan istilah "I'm eating for two!" saat hamil? Ini merupakan pernyataan emosional, lho, Mommies! Hihihi ... kualitas lebih penting daripada kuantitas, logikanya jika kita hamil kembar empat, maka apakah kita juga akan makan 4 kali lipat because we're eating for four? Gotcha! Ibu hamil juga harus memenuhi kebutuhan nutrisi dari mulai karbohidrat, protein, lemak, EPA dan DHA, zat besi, asam folat, dan juga kalsium.
Ketika sudah melahirkan, ibu menyusui membutuhkan energi tambahan sebesar 500 kkal/hari. Inilah mengapa rasanya ibu menyusui itu lapar melulu. Tapi jangan khawatir, jika Mommies menyusui dengan konsisten, maka kalori yang dibakar menjadi energi selama menyusui akan membantu menghabiskan simpanan lemak selama hamil. Simpanan lemak ini akan habis dalam waktu 105-121 hari saja! Kalau ada yang kemudian bertanya, mengapa sudah menyusui tapi tetap gemuk? Coba cek BMI awal sebelum hamil, dan juga perhatikan asupan makanan, ya! Apalagi jika sudah berhenti menyusui, tidak ada lagi pembakaran kalori untuk energi menyusui, maka kembalilah ke pola makan saat Mommies belum hamil dulu, untuk mencapai BB ideal yang Mommies inginkan!
Terakhir, Mbak Bebby menyampaikan soal MPASI. Ini juga hal yang sering membuat Mommies galau, ya! Bingung mau kasih makan apa saat si bayi masuk usia 6 bulan. Hal pertama yang perlu diingat adalah pemberian MPASI harus PAS di usia 6 bulan, tidak kurang karena sebelum 6 bulan bayi hanya membutuhkan ASI, dan tidak lebih karena setelah usia 6 bulan jika tidak diberikan makanan tambahan, bayi bisa kekurangan beberapa asupan nutrisi. Untuk pemilihan bahan makanan pertama, pilihlan yang minimal menyebabkan alergi, memiliki tekstur lunak, sebaiknya berasal dari bahan alami, dan diberikan satu per satu jenis makanan sambil dicatat dengan menjalankan four days rules (satu jenis makanan dicoba selama 4 hari berturut-turut) untuk mengetahui reaksi alergi. Last key: tidak perlu gula dan garam sampai bayi berusia 1 tahun, dan harus SABAR serta KREATIF.
Pelajaran terakhir hari itu adalah soal kehamilan dan persalinan yang dibawakan oleh dr. Ridwan SpOG. Di awal kelas, dokter Ridwan menyampaikan pentingnya preconception health care (pemeriksaan prakehamilan). Jadi ternyata, banyak perempuan yang memeriksakan diri saat usia kehamilan sudah memasuki 8 minggu atau lebih. Padahal 8 minggu pertama adalah waktu yang paling berisiko pada perkembangan janin, dan pemeriksaan sudah terlambat untuk mencegah beberapa cacat bawaan. Jadi buat (calon) Mommies yang sedang merencanakan kehamilan, yuk, periksakan diri ke dokter kandungan untuk mengurangi risiko cacat genetik, pengecekan gaya hidup, penyakit kronik, penyakit infeksi dan imunisasi, serta racun dari lingkungan sekitar.
Jika sudah hamil, maka lakukan antenatal care secara rutin untuk memantau perkembangan kehamilan, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu & bayi, mengenali secara dini jika ada ketidaknormalan atau komplikasi, mempersiapkan proses melahirkan, pemberian ASI eksklusif, dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi. Jika mendengar mitos, silahkan tanyakan ke dokter kandungan, agar tidak bingung sendiri. Jangan lupa lakukan olah raga jika memang sudah bisa berola raga sebelumnya, atau setidaknya berjalan kakilah sebagai bentuk exercise untuk fisik yang sehat. Soal susu hamil juga dibahas di sini. Dokter Ridwan bilang asupan ibu hamil itu perlu diperhatikan dengan detail, pernahkan Mommies mengecek berapa banyak asam folat atau DHA yang terkandung dalam satu gelas saji susu ibu hamil? Tahukah Mommies, jika dokter kandungan sudah memberikan vitamin sesuai takaran yang dibutuhkan per harinya? Logikanya, jika sudah diberikan dengan takaran yang pas, apakah masih butuh diberikan tambahan lagi? ;)
Bagian terakhir adalah soal melahirkan normal dan operasi caesar. Pesan pertama dari dokter Ridwan adalah jangan takut melahirkan normal karena jalannya sudah didesain sedemikian rupa oleh Tuhan. Kenapa melahirkan normal adalah hal yang normal dan baik? Untuk si ibu, melahirkan normal di antaranya dapat meminimalisir kebutuhan anastesi, mengurasi risiko pendarahan, mengurangi risiko infeksi yang terjadi 8 kali lebih tinggi pada ibu yang dioperasi. Sedangkan untuk bayi, dapat mencegah keterlambatan bernafas spontan, mencegah terjadinya scalped injury, memperlancar proses menyusui.
Jadi kapankah harus dilakukan sectio caesarea? Jika ada indikasi denyut jantung bayi tidak normal (gawat janin), posisi bayi dalam rahim tidak normal seperti letak lintang atau sungsang, masalah perkembangan seperti hidrosefalus atau spina bifida, dan pada beberapa kasus bayi kembar. Operasi caesar juga dilakukan jika ibu terinfeksi herpes genital aktif, tumor rahim yang besar pada daerah bawah rahim dekat leher rahim, ibu yang terinfeksi HIV, riwayat operasi rahim sebelumnya termasuk riwayat sectio caesarea dan tumor rahim (mioma), dan ibu dengan penyakit berat seperti jantung, preeklampsia, atau eklamsia. Terkadang ada juga operasi caesar yang tidak direncanakan namun harus dilakukan karena kepala bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu, proses persalinan memanjang atau tidak ada kemajuan, dan bayi yang terlalu besar (makrosomia). Begitu, lho, Mommies. Jadi banyak yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk operasi caesar, ya!
Wow, rupanya materinya memang padat sesuai janji yang diberikan oleh NPA, dan ini baru kelas pertama. Kelas selanjutnya akan membahas soal persiapan dana pendidikan oleh QM Financial dan juga bagaimana merawat bayi baru lahir oleh RSIA Tambak. Tunggu report berikutnya, ya!