3 Pemikiran yang Salah Dalam Bekerja

#MommiesWorkingIt

fiaindriokusumo・17 Apr 2017

detail-thumb

Jangan dibiasakan punya 3 pemikiran yang salah ini ketika kita berada di dunia kerja. Daripada nanti ending-nya kita dibenci orang, dimusuhi perusahaan atau malah dibully.

16 tahun merasakan dunia kerja yang nggak selalu ramah, sudah pasti banyak hal menarik yang saya pelajari. Entah itu berdasarkan pengalaman sendiri, ataupun pengalaman orang lain. Salah satunya tentang prinsip-prinsip berbagai macam orang dalam dunia kerja. Prinsip yang baik dan bisa dicontoh, atau prinsip yang nggak baik dan mendingan nggak usah ditiru, seperti beberapa point berikut ini:

3 Pemikiran yang Salah Dalam Bekerja - Mommies Daily

1. “Kantor adalah tempat saya bekerja, bukan mencari teman…”

Saya membaca status seorang teman di akun Facebook miliknya. Dan ternyata, di kantornya dia masuk ke dalam golongan Public Enemy karena tingkahnya yang nyebelin. Duh, sedih dengarnya karena saya tahu dia sebenarnya sangat kompeten dengan bidang yang dia pegang. Prinsip yang dia yakini itu membuatnya menjadi dijauhi banyak orang dan akhirnya membentuk dia menjadi lonely worker. Padahal, sebagai mahluk sosial, manusia nggak pernah bisa bekerja sendirian kan?

Baca juga:

Sering Pindah Kerja, Untung atau Buntung?

2. “Komplein adalah cara agar suara dan keinginan kita didengar oleh perusahaan.”

Pernah punya teman kantor yang hobinya ngeluuuuuuuh terus, mau pagi siang sore malam? Komplein seolah-olah hanya dia yang load pekerjaannya segudang, hanya dia yang paling kompeten dalam tim-nya, hanya dia yang job desc-nya nggak jelas dan sejuta ratapan anak tiri lainnya! Memang komplein membuat kita jadi perhatian perusahaan, tapi in a bad way.

Daripada sibuk komplein ke kana kiri atas bawah plus di social media, mending langsung samperin HRD atau atasan kita dan jelaskan apa yang kita rasakan. Agar dapat dicari jalan keluarnya bersama-sama.

Baca juga:

Cara Menyampaikan Kritik Secara Profesional Kepada Tim

3. “Selalu siap sedia dihubungi kantor selama 24 jam per hari agar kinerja saya dinilai baik”

Situ mesin, robot atau manusia? Ada yang namanya delegasi tugas, ada yang namanya skala prioritas! Saya pribadi terbiasa menyiasati load kerja yang menggila dengan beberapa cara berikut ini:

- Jangan cuti kalau tahu kerjaan di kantor lagi menggunung, dan nggak bisa ditinggal sama sekali. Yang paham urgensi pekerjaan yang kita miliki kan cuma kita.

- Pendelegasian yang tepat. Mendelagasikan tugas dan tanggung jawab kita kepada team yang tepat bisa menjadi solusi agar cuti kita bisa maksimal kalau memang kita terpaksa cuti di tengah-tengah deadline pekerjaan.

- Menempatkan skala prioritas ketika sedang cuti. Kantor lagi menyiapkan event skala besar namun ada urusan keluarga yang butuh banget untuk kita mengambil cuti. Berikan batasan, misalnya, saya akan membalas email setiap sekian jam sekali. Urusan pekerjaan dapat dimonitor, urusan cuti juga dapat kita jalani.

Membiarkan rekan kerja, klien atau atasan bisa menghubungi Anda selama 24 jam sehari, hanya membuat Anda tidak lagi memiliki batasan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan profesional!

Baca juga:

Kenyataan Pahit Ketika Cuti Melahirkan