banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

10 Permainan Seru dan Sarat Edukasi dari Seluruh Dunia

author

?author?12 Jan 2017

10 Permainan Seru dan Sarat Edukasi dari Seluruh Dunia

Ada 10 permainan seru dan edukatif dari seluruh dunia yang bisa si kecil mainkan bersama teman-temannya. Apa saja?

Ternyata nggak cuma di Indonesia aja ada jenis permainan tradisional seru yang bisa dimainkan anak-anak. Dari sebuah situs Parents.com, di beberapa negara seperti Chile, Pakistan dan Korea juga punya permainan tradisional yang dapat melatih motorik mereka. Selain itu, lebih sehat juga kan? Karena rata-rata permainan ini dilakukan di luar ruangan. Apa saja jenis permainannya? Silakan dilihat satu persatu, mommies.

p_101384133Image: www.parents.com, by Kate Powers

Chile: Corre, Corre la Guaraca

Jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, nama permainan ini menjadi “Run, Run, la Guaraca”. Tapi dalam bahasa Spanyol, kata “Guaraca” sendiri tidak memiliki arti apapun.

Pemain: Dimainkan oleh 5 orang atau lebih, dengan usia minimal 5 tahun.

Yang dibutuhkan: Sapu tangan

Cara bermain:

Dari keseluruhan jumlah pemain, ditentukan siapa yang menjadi pelarinya. Sisanya membuat lingkaran. Pelari, akan berlari mengitari lingkaran, sementara anak lainnya bernyanyi “Corre, Corre la Guaraca  who looks back will be bopped on his head!,” sambil membelakangi si pelari tadi.

Selama mereka nyanyi, yang bertugas sebagai pelari akan menjatuhkan sapu tangan ke salah satu punggung tanpa diketahui oleh temannya, dan kembali berlari. Jika ia berhasil berlari mengitari lingkaran, sebelum pemain lain menyadari ada sapu tangan dibelakangnya, pemain yang dijatuhkan sapu tangan ini akan duduk di luar lingkaran. Tapi jika keburu sadar ada sapu tangan di punggungnya, dia akan menangkap si pelari. Jika dia sukses, pelari akan keluar sebagai pemain. Tapi jika dia gagal menangkap, mereka akan bermain dengan dua pelari.

Yunani: Statues

Untuk sebagian anak-anak mungkin kurang familiar dengan patung-patung dari zaman kuno sekian abad yang lalu. Kecuali mereka yang sering diajak oleh mommies ke museum-museum. Nah, kehadiran patung-patung ini, di Yunani saya, ternyata dijadikan permainan oleh anak-anak. Semacam mannequin challenge, kali ya?

Pemain: Dimainkan oleh 4 orang atau lebih, dengan usia minimal 4 tahun.

Cara bermain:

  • Pilih salah satu dari pemain untuk menjadi patung. Lalu tutup matanya, letakkan “patung” tadi di tengah area yang luas. Disarankan semacam lapangan, atau taman rumah yang luas juga boleh.
  • Patung tadi mulai berhitung, setidaknya sampai 10, tapi bisa lebih dari itu. Intinya tidak ada batasan si “patung” berhitung sampai angka berapa. Hanya yang jadi patung yang mengetahui kapan dia harus berhenti dan membuka matanya.
  • Sementara patung tadi masih menghitung, pemain yang lain menyebar. Dan menunggu yang jadi patung berteriak “Agalmata!”, yang artinya patung dalam bahasa Yunani.
  • Kalau yang jadi patung tadi sudah teriak “Agalmata”, pemain lain mesti ikutan menjadi patung. Bisa meniru pose patung terkenal, seperti Liberty. Dengan memanfaatkan properti apapun yang ada disekeliling mereka.
  • Yang jadi patung pertama kali tadi, akan menangkap pemain yang ketahuan bergerak. Lalu mereka keluar sebagai pemain, dan menggoda pemain lainnya yang masih menjadi patung supaya tergoda bergerak dan tertawa.
  • Pemain terakhir yang berhasil bertahan menjadi patung, akan menjadi si “patung” berikutnya.
  • Permainan ini cocok untuk melatih keseimbangan si kecil.

    Pakistan: Ounch Neech

    Pemain: Dimainkan oleh 4 orang atau lebih, dengan usia minimal 5 tahun.

    Yang dibutuhkan: area bermain luar ruangan yang luas, yang banyak halang rintangnya. Seperti pohon, ayunan, batu, bangku-bangku, dan lain-lain.

    Cara bermain:

  • Permainan dimulai dengan satu orang anak yang ditunjuk memilih ounch (atas), atau neech (bawah).
  • Jika ia memilih neech, maka apapun yang adanya di bawah adalah zona tidak aman. Pemain pertama tadi bisa menangkap pemain lainnya, kecuali mereka yang ada di zona aman ounch. Artinya, mereka bisa berdiri di atas batu, memanjat pohon dan lain-lain.
  • Sebaliknya, kalau pemain pertama memilih ounch, berarti bagian bawah adalah zona aman untuk para pemain lainnya.
  • Kalau dari cara bermainnya, permainan ini seru ya, mommies. Dan aps banget untuk latihan fisik si kecil.

    Ghana: Pilolo

    Pemain: Dimainkan oleh 6 orang, usia minimal 4 tahun.

    Yang dibutuhkan: tongkat dan batu. Atau bisa menggunakan uang koin jika arena bermain tidak cukup luas untuk anak-anak.

    Cara bermain:  

  • Tentukan pemimpin dan pencatat waktu, dan tentukan garis finish.
  • Pemimpin diam-diam menyembunyikan uang
  • Pencatat waktu menunggu di garis finish untuk menentukan mana pemain pertama. Ketika pemimpin mengatakan "Pilolo!" (yang berarti "waktu untuk mencari"). Pencatat waktu mulai menonton dan pemain lomba untuk menjadi yang pertama untuk menemukan uang koin dan membawanya melintasi garis finish. Pemenang diberikan satu titik.
  • Untuk bermain lagi, koin-koin tadi dikumpulkan lagi. Dan menunjuk kembali pemimpin dan pencatat waktu.
  • Nggak ada batasan waktunya, selama energi si kecil masih ada, permainan ini masih bisa dilakukan. Wiiih, anak-anak suka ya, lari sana-sini mencari koin.

    Republic of Korea: Kongki Noli

    Pemain: Dimainkan oleh 2 orang atau lebih, dengan usia minimal 5 tahun.

    Yang dibutuhkan: 5 batu kecil

    Cara bermain:

  • Pemain pertama, menyebar batu-batu tadi ke tanah. Kemudian dia akan ambil satu batu, dan melemparnya ke udara dengan cepat. Sekaligus mencoba mengambil batu yang lain, dan mencoba menangkap batu yang baru saja dilempar tadi.
  • Setelah ada dua batu di tangan, dia akan melempar satu baru, dan mengambil baru ketiga yang ada di tanah. Hal ini akan berlangsung sampai pemain ini menggenggam semua batu.
  • Di ronde kedua, pemain akan mengambil dua batu, setiap kali melempar satu batu.
  • Di ronde ketiga, pemain akan mengambil tiga batu. Dan seterusnya.
  • Untuk game yang terakhir, semua pemain melemparkan semua batu ke udara dan mencoba menangkapnya, tapi menggunakan punggung tangan. Lalu dilempar lagi, tapi kali ini ditangkap menggunakan telapak tangan. Jumlah batu yang berhasil ditangkap adalah skor yang didapat.
  • Jika gagal menangkap, maka giliran pemain lain yang bermain.
  • United Kingdom: Pass the Parcel

    Pemain: 5 atau lebih, usia minimal 4 tahun.

    Yang dibutuhkan: kado yang dibungkus, dengan warna-warna atau motif berbeda. Tapi bagian paling dalam, bungkus dengan kertas koran. Dan lengkapi dengan alunan musik.

    Cara bermain:

  • Atur anak-anak untuk membentuk sebuah lingkaran. Dan nyalakan musik.
  • Para pemain, secara estafet memberikan kado tadi. Jika musik berhenti, pemain yang memegang kado, membuka 1 kertas kado.
  • Nyalakan kembali musiknya, sampai kertas kado terakhir terlepas.
  • Anak yang membuka kado pada terakhir kali, jadi pemenangnya.
  • Sumatera: Semut, Orang, Gajah

    Yeay, sekarang giliran dari Indonesia. Permainan ini tuh, mirip-mirip “Rock, Paper, Scissors” di Amerika.

    Pemain: 2 orang, minimal usia 3 tahun.

    Cara bermain:

    Sama seperti gerakan suit tangan. Kelingking berarti “semut”, telunjuk berarti “orang”, dan jempol atau ibu jari berarti “gajah.” Gajah akan kalah dengan orang, orang mengalahkan semut. Dan semut? Akan mengalahan gajah, alasannya karena semut bisa masuk ke dalam telinga gajah, menggigitnya dan membuatnya kocar-kacir, hihihi.

    Australia: Skippyroo Kangaroo

    Pemain: bisa sampai 25 orang atau lebih. Atau minimal 6 orang, dengan usia 3 tahun atau lebih.

    Cara bermain:

    Jenis permainan sangat popular di Australia, untuk membantu anak-anak preschool dan TK menghapal nama teman-temannya. Bisa sekaligus melatih pendengaran mereka juga, kan?

  • Anak-anak akan duduk membentuk lingkaran, dan satu orang dewasa akan menunjukan satu anak, untuk maju ke tengah. Dia akan menjadi Skippyroo, si Kangguru. Yang jadi Kangguru, akan membungkuk layaknya Kangguru, dengan mata tertutup.
  • Sementara itu anak-anak yang berada di lingkaran akan bernyanyi: "Skippyroo, kangaroo, dozing in the midday sun, comes a hunter, run, run, run."
  • Dan satu orang dewasa akan menunjuk satu anak, yang duduk dalam lingkaran, untuk menyentuh punggung anak, yang sedang pura-pura jadi Kangguru tadi. Sambil bilang, “Ayo tebak siapa aku?”. Lalu Skippyroo, akan coba menebak nama. Kalau benar, maka mereka akan berganti peran. Permainan akan terus bergulir, sampai semuanya kebagian giliran menjadi Skippyroo.
  • Israel: Go-Go-Im

    Biasanya anak-anak di Israel memainkan permainan ini pada pertengahan musim panas, ketika panen buah apricrot.

    Pemain: Dua atau lebih, minimal usia 5 tahun.

    Yang dibutuhkan: 100 apricot, atau paling sedikit 20 untuk setiap orangnya.

    Cara bermain:

  • Dengan bantuan orang dewasa, setiap pemain mempersiapkan kotak yang bagian atas sudah diberi 6 lubang. Lubang terkecil harus sedikit lebih besar dari ukuran apricrot. Masing-masing lubang diberi tanda nilai. 1 untuk lubang paling besar, dan 2, 5, 10, 50 dan 100 untuk lubang selanjutnya. Permainan dimulai dengan berdiri sekitar 1 langkah orang dewasa dari kotak. Jadi, pemain akan melempar apricrot-nya ke box lawan. Dari masing-masing nilai lubang tadi, akan menentukan, berapa apricrot yang harus diberikan pihka lawan kepada pemain yang berhasil memasukkan apricrot ke dalam lubang-lubang tadi.
  • Armenia: Egg Jousting

    Pemain: 2, minimal berusia 3 tahun.

    Yang dibutuhkan: satu butir telur yang sudah diwarnai untuk masing-masing pemain.

    Cara bermain:

    Para pemain saling berhadapan, memegang masing-masing telur. Lalu ujung dari telur diadu, dengan cara menekan satu sama lain. Sampai ada satu telur yang retak. Telur yang duluan retak, akan diberikan sebagai piala kepada pemenangnya.

    Seru-seru, ya, mommies? Tertarik mencoba dari yang negara mana, nih, mommies? :)

    Baca juga:

    Mengapa Bermain di Luar Itu Penting?

    Komunitas Hong – “Hong! Mainan, Yuk!”

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan