banner-detik
PRE-SCHOOLER & KINDERGARTEN

Strategi Menghadapi Anak Pemalu

author

?author?05 Oct 2016

Strategi Menghadapi Anak Pemalu

Untuk Mommies yang memiliki anak pemalu, jangan langsung merasa khawatir ya Mom. Hanya perlu strategi khusus untuk memahami dan menghadapai mereka :).

Pernah nggak Mommies bertemu anak yang tiba-tiba bersembunyi di balik orangtuanya saat Anda menegurnya? Anak pertama saya Jordy, umur 2 tahun 3 bulan juga butuh adaptasi yang lumayan lama kalau berada di lingkungan baru. But atl least, Jordy tetap mau berjabat tangan dengan orang baru yang ia temui. Nah, apakah anak yang model seperti ini memang sudah termasuk dalam kategori pemalu atau bagaimana sih? Nggak jarang, ada orang tua yang khawatir kalau anaknya pemalu nanti si anak akan sulit beradaptasi dan bersosialisasi.

ANAK MENUTUP MUKA-2Kata Anna Surti Ariani, atau akrab dengan sapaan Nina, Psikolog Anak dan Keluarga, Jordy bisa dikategorikan pemalu, tapi nggak ada masalah berarti kok. “Karena kan nggak ketakutan sama orang lain, masih mau, cuma belum aktif saja. Tapi begitu udah lama ketemuan, udah mau kan berinteraksi? Jadi sesungguhnya nggak ada masalah berat, hanya butuh waktu aja,” ungkapnya melalui email.

Sama halnya seperti anak lain yang dikategorikan pemalu, menurut Mbak Nina nggak perlu gusar berlebih. “Hargailah bahwa setiap anak punya keunikan. Akan jadi masalah kalau anak terlihat ketakutan bertemu orang lain, bahkan sengaja menciptakan berbagai cara agar tidak bertemu dengan orang lain. Jika sampai seperti itu, sebaiknya dikonsultasikan kepada psikolog anak. Namun kalau tidak sampai ketakutan, hanya ngumpet aja atau diam aja, nggak apa-apa, kok.”

Penyebab Anak Menjadi Pemalu & Tipe Temperamen

Seperti layaknya hukum sebab akibat, kondisi ini sering kali terjadi karena sesuatu hal. Si kecil yang pemalu ini awalnya bisa jadi adalah sosok yang termasuk agresif. Tapi karena mengalami hal yang tidak menyenangkan saat berteman ia menjadi pemalu. Mbak Nina berpesan, jika menemui kondisi in perlu dicari tahu, apa hal tidak menyenangkan yang dialami. Solusinya, kata Mbak Nina carikan teman-teman yang punya minat yang sama dengan dia. Dan carikan pula teman-teman yang berbeda, dengan harapan si kecil punya pengalaman yang beragam.

Selain itu, menurut Mbak Nina ada tipe-tipe temperamen berbeda untuk setiap anak. Ini juga turut memengaruhi bagaimana nantinya Anda menghadapi si kecil.

  • Si Easy Going: kalau tipe yang ini tentu saja tidak perlu diragukan lagi bagiaman ia membawa diri kepada lingkungannya. Mbak Nina pun tidak memberikan khusus untuk tipe yang satu ini.
  • Slow To Warm Up: berikan banyak waktu untuk si anak bertemu dan bermain bersama teman-teman seumurannya. Mungkin dalam beberapa jam, atau dalam beberapa hari (kalau kondisi memungkinkan ketemu setiap hari). Ini persis seperti tipe Jordy, saya membiasakan Jordy untuk membaur dengan teman-teman seumuran Jordy. Dan sesekali mengajak Jordy ke kantor atau ke lingkungan lain yang mayoritas terdiri dari orang dewasa. Supaya dia terbiasa dan bisa beradaptasi dengan berbagai macam tipe lingkungan.
  • Difficult atau Introvert: intinya hargai si kecil bahwa ia memang perlu lebih banyak waktu sendirian. Orangtua bisa memberikan batasan. Mbak Nina memberikan contoh: “Kamu boleh sendirian aja sambil melihat-lihat taman, tapi kalau nanti kue tartnya datang, kita sama-sama berkumpul dan menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’, ya.”
  • Dan tidak semua anak pemalu itu adalah anak yang tidak percaya diri. Keterangan dari Mbak Nina, bisa saja ia percaya diri, artinya dia tahu bahwa dirinya baik, bahwa pendapat-pendapatnya oke, namun dia tak suka tampil di depan orang lain. Yang penting dia tahu bahwa pada saat-saat tertentu dia harus tampil. Jadi dia perlu skill untuk menghadapi masalah pas tampil.

    Jika hal di atas terjadi pada usia 4 tahun ke atas, Mbak Nina berpesan Mommies bisa mengajaknya bermain simulasi drama. “Buat skenario bahwa bonekanya harus tampil, lalu boneka itu malu banget, lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa malunya itu. Ajak anak berpikir apa yang bisa dilakukan si boneka itu.”

    Hal lain yang saya garis bawahi dari hasil wawancara dengan Mbak Nina, jika Mommies memiliki anak batita (di bawah tiga tahun) wajar banget kalau mereka tidak terlalu nyaman berdekatan dengan orang yang tidak mereka kenal, atau jarang bertemu. Ini tidak lantas  Mommies bisa menyimpulkan anak Anda pemalu. Tapi memang perkembangan sosialnya masih ada di tahap itu. Biasanya dikategorikan pemalu kalau sudah di atas tiga tahun, tapi masih malu-malu berinteraksi dengan teman-temannya.

    Yang terpenting Mbak Nina menekankan, jika si kecil merasa tidak nyaman dengan lingkungan barunya, jangan terlalu dipaksa, ya, Mommies. Berikan waktu, dan berikan keyakinan bahwa apapun keputusannya, orangtua akan mendukung dan tetap menyayanginya.

    Baca juga:

    Lakukan 6 Hal ini Agar Anak Lebih Percaya Diri

    Duh, Anakku Hanya “Manis” di Luar Rumah

    Perlukah Anak Mengenal Kompetisi Sejak Dini?

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan