banner-detik
KINDERGARTEN

Kiat Menciptakan Bonding Antara Working Mom dengan Bayi, Balita dan Remaja

author

?author?02 Feb 2016

Kiat Menciptakan Bonding Antara Working Mom dengan Bayi, Balita dan Remaja

Karena setiap tahapan usia anak membutuhkan cara yang berbeda untuk menciptakan bonding. Ini tips menciptakan bonding antara working mom dengan bayi, balita dan remaja.  

Kiat Menciptakan Bonding Antara Working Mommies dengan Bayi, Balita dan Remaja

Bagi saya yang kini berpredikat sebagai ibu beranak satu yang juga bekerja, ketika memiliki momen bonding dengan anak adalah kesempatan yang sangat berharga. Kalau saya dan pasangan sudah sampai rumah, artinya waktu kami harus tercurah untuk Jordy anak pertama kami yang berusia 19 bulan. Hal yang sama juga berlaku jika akhir pekan tiba. Sedikit flash back, ketika hamil tanpa kami berdua sadari, ternyata suami sudah melakukan bonding sejak bayi berada dalam kandungan ,seperti mengajaknya berkomunikasi atau rutin mengelus-ngelus perut saya. Entah ada hubungannya atau tidak, sekarang terbukti, Jordy dan Reno memiliki hubungan batin yang sangat kuat – alias Jordy itu “anak ayah banget!”, sebentar-sebentar manggil “Ayaaaaah!”, hehehehe.

Bicara tentang bonding, saya mengumpulkan beragam kegiatan dari sesama working mommies yang berbagi tips tentang bagaimana jenis bonding yang mereka lakukan bersama anak mereka. Ada mommies yang memiliki bayi, balita maupun anak yang sudah masuk usia remaja.

Bonding dengan bayi

  • Main “peek-a-boo” dari balik selimut
  • Belakangan ini permainan petak umpet dari balik selimut jadi favorit saya dan pasangan, Jordy akan sangat gembira, ditandai dengan tertawa terbahak-bahak. Dan dia akan minta kami mengulangi momen itu. Si bayi kecil akan menikmati sensasi suasana gelap ke terang, dibarengi dengan suara kita orangtuanya, yang seolah-olah mencari keberadaannya.

  • Memandikan
  • Rutinitas memandikan buat saya ampuh banget untuk menjalin kedekatan dengan si kecil, biasanya saya sambil bernyanyi dan memandang matanya sambil senyum dan berbicara tentang apapun itu. Sambil melatih kemampuan audio Jordy, dan terbiasa dengan suara saya dan pasangan.

  • Pijat Bayi
  • Saya memilih memijat sendiri si kecil, ketimbang menyerahkan Jordy ke terapist di tempat pijat bayi. Kenapa? Karena kan tujuannya pijat bayi ini, membangun kedekatan dengan orangtuanya, bukan dengan orang lain kan, Mommies? Tapi dengan catatan, saya sudah mempelajari bagaimana pijat bayi ini dari ahlinya.

    Bonding dengan balita

  • Menemani bermain
  • Rekan kerja saya, sekaligus Editor Mommies Daily – Adisty menyatakan kalau saat menemani Bumi bermain anak pertamanya yang berusia 5,5 tahun, dia memiliki kesempatan ngobrol. Dan sama-sama mengeluarkan imajinasi. Misalnya saat bermain lego, akan ada penokohan tertentu yang akan muncul, berkaitan dengan karakter lego yang sedang dimainkan.

  • Berpelukan
  • Teman saya yang lain, Ranny seorang Dosen Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti memilih rajin memeluk Kayla 3 tahun. “Biasanya minimal saya peluk Kayla 20 detik supaya  mendapat “chemistry”, antara ibu dan anak." Dampaknya setiap Kayla jemput saya ke kampus atau saya sampai rumah, Kayla langsung peluk dan  “nemplok” erat tidak mau lepas,” jelas Ranny.

  • Ngobrol sebelum tidur
  • Lain Adisty lain pula Fia, Managing Editor Mommies Daily, ia memilih kegiatan bonding dengan menyempatkan ngobrol sebelum tidur. Alasannya, karena secara kondisi fisik dan psikis sudah sama-sama siap saling berbagi cerita. “Dari segi suasana hati, saya sudah lebih santai menerima cerita dari kedua anak saya, dan mereka pun sudah lebih siap untuk cerita tentang apapun itu kepada saya, terlebih kondisi ruangan kamar yang turut mendukung suasana bonding kami,” tutur Fia.

    Bonding dengan remaja

  • Mengantar ke sekolah
  • Kegiatan setiap pagi ini diakui Santi Siera – Managing Editor Female Daily menjadi rutinitas yang sangat membantu dirinya membangun kedekatan dengan Cella (17) dan Angel (14). Selama perjalanan ke sekolah Santi menyempatkan ngobrol dengan kedua putrinya yang beranjak remaja itu. Tapi ada syaratnya nih, Mommies kalau ngobrol sama anak remaja, menurut Santi ngobrolnya nggak boleh menggurui, dan lebih banyak mendengarkan. “Lalu kalo ada cerita dia yang kurang “sreg” di hati kita, jangan langsung bilang nggak boleh! Atau melarang, karena kalau begitu, besok-besok dia malah nggak mau cerita lagi” jelas Santi lebih lanjut.

  • Memasak
  • Kalau ini adalah pengalaman saya pribadi, ketika masa-masa SMA dan awal duduk di bangku perkuliahan. Mama mengajak saya memasak saat akhir pekan, dan di sela-sela kegiatan itu akan ada banyak sekali cerita-cerita yang saling kami bagi. Bonusnya? Pengetahuan saya seputar resep-resep rumahan bisa jadi bekal ketika saya berkeluarga seperti sekarang.

  • Nonton bareng
  • Biasanya usia remaja akan lebih update dengan pemkembangan film, hal ini bisa Mommies manfaatkan untuk terlibat dalam pembicaraan mereka. Misalnya ajak dia untuk nonton bareng, dan setelah nonton – ciptakan suasana yang menyenangkan untuk membahas film yang baru saja ditonton, sambil ngopi di cafe mungkin? Atau menikmati makanan kegemarannya.

    Adakah yang mau menambahkan kiat-kiat di atas? Silakan ya, Mommies kami tunggu cerita lainnya :)

    Share Article

    author

    -

    Panggil saya Thatha. I’m a mother of my son - Jordy. And the precious one for my spouse. Menjadi ibu dan isteri adalah komitmen terindah dan proses pembelajaran seumur hidup. Menjadi working mom adalah pilihan dan usaha atas asa yang membumbung tinggi. Menjadi jurnalis dan penulis adalah panggilan hati, saat deretan kata menjadi media doa.


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan