banner-detik
CAREER

4 Tahapan Karier, Di mana Posisi Anda?

author

adiesty14 Sep 2015

4 Tahapan Karier, Di mana Posisi Anda?

Enjoy dengan pekerjaan yang sedang dijalani boleh saja. Tapi, jangan sampai mengesampingkan tahapan karier yang sebaiknya kita lalui.

Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam artikel 'Berbahagia dengan Pekerjaan', sampai detik ini saya masih sangat menikmati dunia yang saya tekuni, yaitu menjadi pekerja media. Paling tidak dengan memilih karir sesuai dengan pilihan hati, sudah merasakan dampak yang begitu besar. Saya sendiri percaya pilihan pekerjaan yang tepat akan memiliki efek positif pada hidup karena kita melakukan sesuatu yang membuat bahagia.

CareerPathAhead

Walaupun sangat enjoy dengan pekerjaan yang dijalani saat ini, bukan berarti saya lupa diri dan hanya mau berada di zona nyaman. Memang, sih, bisa dibilang saya ini bukan tipe orang yang kompetitif dan ambisius, tapi yang namanya target hidup kan harus tetap ada. Salah satunya, ya, mengenai pencapaian karier.

Kenyataannya, urusan pendakian menuju tangga karier yang makin menjulang bukan proses yang mudah. Mungkin tidak sedikit orang yang beruntung dengan mudah bisa menembus jalan yang berliku sehingga bisa mencapai target sesuai dengan keinginan. Tapi, nggak sedikit juga orang yang merasa stuck on the middle of nowhere.

Kalau berdasarkan teori karir  yang dikemukakan Donald Super, perkembangan karier ini memang dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik faktor yang didapatkan oleh individu sendiri, seperti pengaruh akan kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual. Sementara faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan yang muncul juga memiliki peran yang nggak kalah besar.  Namun, dalam teori ini juga disebutkan kalau sebenarnya titik beratnya terletak pada faktor-faktor pada individu, diri kita sendiri.

Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengulas soal tahapan perkembangan karier manusia. Dalam artikel tersebut menyebutkan bahwa seorang pakar SDM mengatakan kalau orang yang berhasil dalam menjani karier, pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang menjadi tujuannya. Apa rencana serta tindakan yang diambil untuk mencapai karier yang diharapkan. Bahkan banyak praktisi manajemen diri yang menganjurkan  kalau sebenarnya  perburuan karir dimulai sepuluh tahun sebelum karier tersebut bisa kita raih.

Pantas saja, kalau dalam sesi wawancara dengan HRD sebuah perusahaan, sering ada pertanyaan, “Apa rencana kamu 5 atau 10 tahun mendatang? Sudah membayangkan  beberapa tahun mendatang kamu akan seperti apa?” Ternyata, tanpa kita sadari dengan punya impian seperti ini sebenarnya langkah awal kita membangun kesuksesan dalam karier. Kuncinya, ya, perencanaan yang matang.

Kalau impian saya ke depan, sih, memang nggak mau long life employee. Maunya, punya usaha sendiri. Lagi pula dengan menjadi Mompreneur saya melihat ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan. Memang, sih, menjadi mompreneur nggak semudah membalikkan telapak tangan. Pasti banyak tantangannya. Tapi saya percaya jika mengetahui apa saja yang harus diperhatikan untuk memulainya, tentu langkahnya akan lebih mudah.

Pertanyaannya sekarang, mau sampai kapan, ya, saya ini berkarir? Kapan sebaiknya saya mulau melangkah lebih maju? Lah wong usia saya sudah nggak muda lagi, kan. Singkat kata, jangan sampai perkembangan karir kita ini mandek lantaran kepentok usia.

Kalau merujuk pada Teori Karier dari Donald Super, ada 4 tahapan karier dalam kehidupan seorang manusia. Apa saja? Cek di laman selanjutnya, ya.

dream-job

1. Exploration (15-24 tahun)

Biasanya, sih, pada periode ini kita masih duduk di bangku sekolah. Lagi bingung menentukan mau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang mana. Ternyata, menurut Donald usia ini memang merupakan masa pencarian jati diri dalam berkarir. Mencoba untuk terus mencari jenis pekerjaan yang cocok dengan dirinya. Jadi nggak heran, kalau usia segini masih banyak yang jadi 'kutu loncat'.

Sejumlah studi mengenai jenjang karier, juga menyebutkan biasanya pada usia ini kita berada pada jenjang menjadi staf, atau management trainee. Di mana masa ini adalah langkah pertama yang harus dilalui oleh semua orang yang mau merajut sebuah karier yang panjang.

 2. Estabilishment (25-44 tahun)

Setelah mencoba bekerja di beberapa tempat, ada kalanya kita merasa ‘klik’ dengan pilihan jenis pekerjaan. Dalam tahapan ini Donald pun mengatakan hal yang serupa dimana dalam  usai ini kita memang sebaiknya sudah menemukan bidang pekerjaan yang dianggapnya tepat.  Dengan begitu sudah saatnya, kita berusaha membuktikan pada diri sendiri termasuk lingkungan kantor kalau kita memang layak bekerja di bidang tersebut.

Sementara, sejumlah studi juga menyebutkan bahwa usia ini selayaknya kita sudah berada dalam posisi first line leader. Setelah dua atau tiga tahun menjalankan pekerjaan, sudah saatnya untuk mendapatkan level yang lebih tinggi. Di mana pada usia 29 – 35 tahun, posisi karir sudah berada dalam posisi middle management atau  level manajer.

Dalam rentang usia ini, semestinya kita sudah harus menapak jalan karier sebagai manajer (entah menjadi Marketing/Brand manager, HR manager, Finance atau IT Manager). Kalau dalam rentang usia ini kita masih belum juga menjadi manajer, mungkin saatnya kita harus melakukan self exploration dan kemudian merajut action plan apa yang harus segera dijalankan.

3. Maintenance (45-64 tahun)

Donald menyebutkan bahwa dalam tahapan usia ini, perhatian utamanya adalah berusaha untuk tetap berada pada posisi atau bidang pekerjaan yang digeluti sekarang. Maklum lah, ya, biar bagaimana pun kita kan tetap harus bersaing dengan tenaga kerja yang usianya jauh lebih muda.

Selain teori Donald, dalam beberapa studi juga menyebutkan kalau rentang usia ini, kita sudah bergerak menduduki posisi karir yang matang. Contohnya, bisa dalam posisi senior management bahkan sudah ada dalam tahapan top management.

4. Disengagement (65 tahun ke atas)

Nah, kalau usia segini menurut teori Donald biasanya akan ditandai dengan menurunnya keterlibatan dalam bekerja. Bahkan, dalam usia ini kita akan punya kecenderungan untuk menjadi seorang pengamat ketimbang sebagai pelaku. Jadi nggak heran, kalau di usia ini banyak orang yang sudah ingin menikmati masa pensiun.

Jadi, di mana posisi Mommies sekarang, apakah sudah sesuai dengan tahapan usia? Mungkin, hal penting yang perlu diingat saat kita memutuskan untuk bekerja kantoran, nggak perlu merasa berasalah. Saya yakin keputusan ini dijalani karena banyak hal yang sudah dipertimbangkan. Toh, dengan bekerja kita tetap cinta dengan keluarga.

 

 

PAGES:

Share Article

author

adiesty

Biasa disapa Adis. Ibu dari anak lelaki bernama Bumi ini sudah bekerja di dunia media sejak tahun 2004. "Jadi orangtua nggak ada sekolahnya, jadi harus banyak belajar dan melewati trial and error. Saya tentu bukan ibu dan istri yang ideal, tapi setiap hari selalu berusaha memberikan cinta pada anak dan suami, karena merekalah 'rumah' saya. So, i promise to keep it," komentarnya mengenai dunia parenting,


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan