Sorry, we couldn't find any article matching ''

Tak Sekadar Film Zombie, ‘Abadi Nan Jaya’ Juga Beri Pelajaran Soal Keluarga, Ambisi, dan Tradisi
Film ‘Abadi Nan Jaya’ di Netflix bukan hanya soal zombie, tapi juga kisah keluarga, ambisi, dan tradisi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film ini!
Sudah nonton Film ‘Abadi Nan Jaya’ besutan sutradara Kimo Stamboel yang tayang di Netflix, Mommies? Film zombie ini membahas keretakan keluarga pengusaha jamu di sebuah desa, yang bermula saat sang ayah, Dimin (Donny Damara) menikahi Karina (Eva Celia), sahabat dari anak Dimin, Kenes (Mika Tambayong). Masalah tambah pelik saat suami Kenes, Rudi (Dimas Anggara) berselingkuh dan Kenes mengajukan cerai dan ingin menjual perusahaan ayahnya untuk menghidupi diri dan anaknya. Sementara anak pertama Dimin, Bambang (Marthino Lio), dianggap pemalas dan tidak pernah serius dengan hidupnya.
Kekacauan terjadi saat Dimin berambisi menciptakan ramuan jamu keabadian yang bisa membuat orang awet muda, bernama ‘Abadi Nan Jaya’. Alih-alih membawa keuntungan yang diharapkan, jamu itu malah mengubah penduduk desa menjadi zombie, yang membuat situasi desa Wani Rejo menjadi kelam.
Pelajaran dari Film ‘Abadi Nan Jaya’

Foto: Instagram/netflixid
Apa saja pelajaran yang bisa diambil dari film ini? Ini dia daftarnya!
1. Menghalalkan Segala Cara Demi Ambisi
Dimin berhasrat meraih keuntungan dan menguasai terus perusahaannya dengan berjualan ramuan jamu keabadian yang membuat orang awet muda. Padahal, tidak ada manusia yang hidup abadi dan tidak mungkin mengembalikan atau menghentikan waktu. Ambisi berlebihan justru mengacaukan segalanya
2. Tradisi Ingin Awet Muda
Kepercayaan bahwa kita akan lebih bahagia jika awet muda atau hidup selamanya, juga sebuah tradisi yang tidak patut dilanggengkan. Cara apapun dilakukan untuk melawan kodrat, padahal kita bisa ‘aging gracefully’, bertambah usia dengan natural tapi tetap menjaga kesehatan dan punya pola hidup lebih seimbang, alih-alih pakai cara instan minum ramuan jamu keabadian
3. Pola Asuh Otoriter

Foto: Instagram/miktambayong
Digambarkan di film zombie ini, Dimin merupakan ayah yang otoriter, memaksakan kehendaknya dan tidak terbiasa berdiskusi dalam memutuskan sesuatu. Akibatnya, anak-anaknya pun berontak karena merasa tidak didengar dan keretakan keluarga jelas terlihat
4. Dinamika dan Hubungan Keluarga Tidak Sehat
Akibat lain dari pola asuh otoriter, terlihat di film ‘Abadi Nan Jaya’ ini kalau anggota keluarga tidak saling menghargai, sulit bekerjasama, juga sibuk mengkritik dan menyalahkan satu sama lain. Dimulai dari Kenes dan Karina yang tidak saling bicara, Rudi dan Kenes yang sibuk bertengkar dan akan bercerai, Dimin yang menyalahkan anak-anaknya karena kurang perhatian, hingga Bambang yang di-cap tidak dewasa dan tidak berguna.
5. Uang dan Kekuasaan adalah Segalanya
Tidak dipungkiri, uang penting untuk kelangsungan hidup kita. Namun terlihat jelas di Film yang kelam ini, kalau uang dan kekuasaan dianggap segalanya, bisa membeli kebahagiaan dan menggantikan koneksi serta peran keluarga dalam kehidupan.
Contohnya, Dimin langsung menolak permintaan Kenes, untuk menjual Perusahaan karena ingin mempertahankan kekuasaannya, apalagi setelah merasa sukses menemukan ramuan jamu keabadian. Di sisi lain, Kenes langsung mengajukan surat penjualan Perusahaan tanpa mempertimbangkan perasaan ayahnya, yang berjuang membangun bisnisnya dari nol.
6. Anak Terbiasa Mengandalkan Uang Orang Tua

Foto: Instagram/evacelia
Film ‘Abadi Nan Jaya’ juga memberi pelajaran soal pentingnya disiplin positif dan pola asuh sehat, serta mempersiapkan anak agar menjadi mandiri, mampu berusaha serta berjuang untuk kehidupannya, agar tidak seperti Kenes yang memaksa menjual Wani Waras karena butuh uang, atau Bambang yang hanya bermalas-malasan bermain game dirumah tanpa bekerja.
7. Dampak Pertengkaran Depan Anak
Raihan (Varen Arianda), anak dari Kenes dan Rudi, menyaksikan pertengkaran orang tua dan orang dewasa disekelilingnya, tanpa diikuti solusi konflik yang sehat. Akibatnya Raihan kebingungan, yang membuatnya bertanya pada Om-nya, Bambang, “Kenapa, sih, semua orang bertengkar?” Pelajaran penting buat kita, berbeda pendapat wajar, ya, Mommies, tapi sebaiknya diikuti dengan diskusi dan penyelesaikan konflik yang sehat, agar anak tidak cemas dan bisa belajar cara penyelesaian masalah
8. Budaya Patriarki
Perempuan menjadi pihak yang kerap disalahkan termasuk saat dirinya menjadi korban adalah salah satu tradisi tidak sehat yang masih sering terjadi di Masyarakat kita. Di film ‘Abadi Nan Jaya’, terlihat satu adegan saat Dimin menyalahkan Kenes karena suaminya, Rudi, berselingkuh. Alih-alih mendengarkan atau menenangkan Kenes, Dimin malah menyalahkan Kenes yang dianggap “tidak becus” sebagai istri.
9. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Emosional Anak
Kenes dan Bambang sebagai anak Dimin, sangat memerlukan dukungan, perhatian, dan apresiasi dari ayahnya. Kebutuhan emosional yang tidak mereka dapatkan membuat keretakan keluarga bertambah parah. Luka batin Kenes dan Bambang dibawa hingga dewasa, mempengaruhi pola relasi Kenes dengan suami dan anaknya, juga menjadikannya pribadi yang pemarah dan otoriter, seperti ayahnya. Sementara Bambang tumbuh menjadi karakter yang selalu lari dari masalah karena merasa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ayahnya.
10. Ripple Effect

Foto: Instagram/dimsanggara
Pelajaran lain dari Film zombie ini adalah akibat ambisi dan aksi nekat Dimin, dampak negatifnya meluas dan membahayakan semua orang, mulai dari dirinya, keluarganya, perusahaannya, juga seluruh desa yang hancur karena ulahnya, bahkan merembet hingga ke kota. Pelajaran berharga buat kita, nih, Mommies, supaya berhati-hati dalam bertindak.
Penasaran sama filmnya? ‘Abadi Nan Jaya’ bisa ditonton di Netflix, ya!
BACA JUGA: Komunikasi Itu Penting! Ini 7 Pelajaran Hidup dari Film ‘Hanya Namamu Dalam Doaku’
Cover: Instagram/miktambayong
Share Article


POPULAR ARTICLE




COMMENTS