banner-detik
PARENTING & KIDS

Panduan Lengkap Tes Alergi Anak: Jenis, Manfaat, dan Estimasi Biaya di Indonesia, Mommies Wajib Tahu!

author

Anggia Hapsariin 4 hours

Panduan Lengkap Tes Alergi Anak: Jenis, Manfaat, dan Estimasi Biaya di Indonesia, Mommies Wajib Tahu!

Yuk, pelajari panduan lengkap tes alergi anak, mulai dari jenis, fungsi, hingga estimasi biayanya—agar Mommies bisa lebih sigap menjaga kesehatan si Kecil.

Kesehatan si Kecil tentu menjadi prioritas utama Mommies. Apalagi dengan keadaan cuaca yang akhir-akhir ini mudah memicu banyak penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah alergi. Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat pemicu (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya.

Itulah sebabnya, deteksi dini alergi pada anak sangatlah penting, apalagi jika ada riwayat alergi dalam keluarga. Yang paling bikin Mommies tidak tenang adalah jenis alergi pada anak yang cukup bervariasi. Sebut saja mulai dari alergi makanan, alergi kulit (seperti ruam), alergi obat-obatan, hingga gigitan serangga. Gejala alergi yang muncul pun beragam, mulai dari bersin, batuk, pilek atau hidung meler, mengi, diare, hingga ruam kulit.

Untuk mengantisipasi dan meminimalkan gejala alergi, Mommies perlu mengetahui alergen spesifik yang memicu reaksi pada si Kecil. Caranya? Tentu saja dengan melakukan tes alergi yang direkomendasikan dokter. Semakin cepat alergi teridentifikasi, semakin cepat penanganan yang bisa dilakukan.

BACA JUGA: Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Alergi dan Keracunan Menurut Pakar

Mengapa Tes Alergi Penting dan Kapan Harus Dilakukan?

Foto: Pexels/Kseniaachernay

“Tes alergi berfungsi untuk mengetahui seberapa besar risiko anak mengalami alergi dan mengidentifikasi jenis alergen yang harus dihindari. Dengan informasi ini, Mommies bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat,” jelas dr. Marissa Pudjiadi, SpA dari rumah sakit Bina Media, Bintaro.

Lalu, kapan sebaiknya anak melakukan tes alergi? Sebaiknya, lakukan tes alergi jika Mommies melihat gejala alergi yang sering berulang atau persisten pada anak, seperti:

  • Ruam kulit atau gatal-gatal yang tak jelas penyebabnya.
  • Kesulitan bernapas atau mengi.
  • Batuk, bersin, atau hidung tersumbat yang berkepanjangan.
  • Sakit perut atau diare berulang tanpa sebab jelas.

Segera catat gejala dan paparan tertentu yang dialami anak, lalu bawa si Kecil ke dokter anak atau dokter spesialis alergi (Imunologi Anak). Informasi ini sangat membantu dokter dalam melihat pola dan menentukan jenis tes alergi yang paling sesuai.

Jenis-Jenis Tes Alergi Anak dan Manfaatnya

Sebelum memulai pemeriksaan pada anak, dokter akan memulai dengan pemeriksaan riwayat kesehatan keluarga. Hal ini karena alergi seringkali bersifat genetic. Sehingga riwayat alergi pada orang tua atau saudara kandung bisa menjadi petunjuk penting. Setelah itu, dokter mungkin akan merekomendasikan salah satu atau kombinasi dari jenis tes alergi berikut:

1. Tes Tusuk Kulit (Skin Prick Test – SPT)

Manfaat: Merupakan tes awal yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi alergi umum (seperti alergi hirup, beberapa alergi makanan).

Prosedur:

  • Dokter meneteskan cairan alergen (zat pemicu alergi) dalam jumlah kecil pada permukaan kulit anak, umumnya di lengan bawah atau punggung.
  • Kulit di area tetesan akan ditusuk/dicukit sedikit menggunakan jarum kecil (tanpa berdarah).
  • Reaksi diamati selama 15-20 menit.

Hasil: Jika timbul benjolan kemerahan seperti gigitan nyamuk, bengkak, dan gatal, anak dinyatakan positif alergi terhadap zat tersebut. Tes ini cepat, relatif murah, dan bisa menguji hingga 50 alergen sekaligus. Tes ini aman dilakukan pada anak usia di atas 6 bulan.

2. Tes Intradermal

Manfaat: Biasanya digunakan untuk menguji alergi terhadap zat tertentu yang reaksinya lebih sulit dideteksi dengan SPT, seperti alergi penisilin atau racun serangga.

Prosedur: Sejumlah kecil cairan alergen disuntikkan langsung ke bawah lapisan kulit lengan. Reaksi kemudian diamati oleh dokter. Tes ini lebih jarang dan hanya dilakukan atas indikasi khusus.

3. Tes Darah (IgE Spesifik/ImmunoCAP/ELISA)

Manfaat: Mengukur kadar antibodi Imunoglobulin E (IgE) spesifik dalam darah yang bereaksi terhadap alergen tertentu. Sering dianggap lebih efektif untuk mengevaluasi alergi makanan dan menjadi alternatif jika tes kulit tidak dapat dilakukan.

Prosedur:

  • Dokter mengambil sampel darah anak, biasanya dari punggung tangan atau lengan.
  • Sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Kelebihan: Tidak memiliki risiko reaksi alergi parah, dan tidak mengharuskan Mommies menghentikan obat alergi tertentu sebelum tes.

Kekurangan: Hasil memerlukan waktu berhari-hari, umumnya kurang sensitif dibandingkan tes kulit, dan perkiraan biaya lebih mahal.

4. Uji Tempel Kulit (Patch Test)

Manfaat: Digunakan khusus untuk menentukan alergen yang menyebabkan dermatitis kontak (alergi kulit tipe lambat yang muncul akibat kontak langsung, seperti dari bahan kimia atau logam).

Prosedur:

  • Dokter menempatkan alergen (20-30 jenis) di atas tempelan (patch) dan ditempelkan di punggung atau lengan anak.
  • Tempelan dibiarkan selama 48 jam (dilarang basah atau tergesek).
  • Dokter akan mengamati reaksi kulit setelah 48 jam dan kembali mengevaluasi pada 72-96 jam.

Hasil: Jika timbul ruam di area tempelan, anak memiliki alergi terhadap alergen tersebut.

5. Diet Eliminasi dan Food Challenge Test

Manfaat: Digunakan untuk mendeteksi atau mengkonfirmasi alergi makanan.

Prosedur:

  • Diet Eliminasi: Anak diminta berhenti mengonsumsi makanan yang dicurigai sebagai alergen (misalnya susu, telur, kacang) selama periode tertentu untuk melihat apakah gejala membaik. Hanya menguji satu jenis makanan per waktu.
  • Food Challenge Test: Anak diberi makanan tertentu dalam jumlah bertahap sambil dipantau ketat oleh dokter. Ini dilakukan untuk memastikan alergi makanan atau untuk melihat apakah anak sudah sembuh dari alergi.

Estimasi Biaya Tes Alergi di Indonesia

Mommies, perkiraan biaya tes alergi pada anak dapat sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada jenis tes yang dilakukan, jumlah alergen yang diuji, dan fasilitas kesehatan (klinik, laboratorium, atau rumah sakit) yang Mommies pilih.

Berikut adalah estimasi biaya umum berdasarkan informasi terkini di Indonesia:

1. Tes Tusuk Kulit (SPT)

  • Perkiraan Biaya: Rp600.000 – Rp2.500.000
  • Tergantung jumlah alergen yang diuji dan fasilitas. Umumnya lebih terjangkau daripada tes darah.

2. Tes Darah (IgE Spesifik/Panel)

  • Perkiraan Biaya: Rp800.000 – Rp3.500.000
  • Biaya panel IgE spesifik bisa lebih tinggi. Biaya tes IgE Total di lab mandiri bisa sekitar Rp800.000.

3. Uji Tempel Kulit (Patch Test)

  • Perkiraan Biaya: Rp1.000.000 – Rp2.500.000
  • Biaya bergantung pada jumlah zat kimia atau logam yang diuji.

4. Tes Alergi Komprehensif (di RS)

  • Perkiraan Biaya: Mulai dari Rp1.800.000 – Rp3.270.000
  • Biaya paket di rumah sakit bervariasi, sering mencakup konsultasi dan prosedur tertentu.

Deretan Hal yang Harus Diperhatikan

Foto: Pexels/Cottonbro
  1. Harga Bervariasi: Angka di atas hanya estimasi biaya umum dan dapat berubah sewaktu-waktu. Selalu hubungi rumah sakit, klinik, atau laboratorium terdekat untuk mendapatkan harga yang pasti.
  2. Asuransi: Beberapa asuransi kesehatan atau layanan BPJS Kesehatan mungkin menanggung sebagian atau seluruh biaya tes, tetapi tergantung pada kebijakan dan indikasi medis yang diberikan dokter. Pastikan Mommies mengecek manfaat asuransi yang dimiliki.
  3. Keselamatan: Walaupun terkesan mahal, tes alergi adalah investasi untuk kesehatan jangka panjang anak. Pastikan tes dilakukan di fasilitas yang memadai dan diawasi oleh dokter spesialis alergi untuk mengantisipasi efek samping seperti syok anafilaksis.

Deteksi dini melalui tes alergi merupakan langkah proaktif yang cerdas dari Mommies untuk memastikan si Kecil tumbuh optimal tanpa terhambat gejala alergi yang mengganggu. Setelah hasil tes keluar, dokter akan memberikan saran penanganan lebih lanjut, termasuk diet eliminasi, pemberian obat alergi anak, hingga strategi menghindari alergen pemicu.

Jangan tunda untuk membawa anak berkonsultasi jika Mommies mencurigai adanya gejala alergi yang tak kunjung hilang!

BACA JUGA: 20 Rekomendasi Dokter Anak Spesialis Alergi dan Imunologi di Indonesia

Cover: Pexels/Ketut Subiyanto

Share Article

author

Anggia Hapsari

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan