
Standar kecantikan rupanya berbeda-beda di tiap daerah dan negara, tetapi banyak juga yang aneh dan unik seperti dalam daftar berikut ini!
Kalau bicara tentang standar kecantikan, apa yang ada di dalam bayangan Mommies? Cantik, putih, dan tinggi? Mungkin itu standar kecantikan di Indonesia tapi di era digital dan globalisasi saat ini tentu tahu, dong, kalau standar kecantikan di seluruh dunia itu berbeda-beda.
Perempuan pada khususnya, jadi sasaran standar kecantikan ini. Bahkan untuk mencapai standar tersebut diperlukan rangkaian perawatan yang tidak murah dan terkadang menyiksa. Ya, sejak peradaban manusia ada, perempuan telah menjalani berbagai macam perawatan kecantikan yang aneh.
BACA JUGA: 5 Jenis Operasi Plastik untuk Kesehatan, Bukan Sekadar untuk Kecantikan
Nah, kini kita akan bahas beberapa standar kecantikan paling aneh di seluruh dunia. Adakah yang akrab dan pernah Mommies lakukan?

Standar kecantikan ini pernah viral karena dalam banyak foto, digambarkan jika kondisi kaki gadis-gadis di China menjadi rusak karena sengaja dibentuk hingga pertumbuhannya terhambat. Dahulu di China, kaki kecil dianggap sebagai simbol kecantikan tertinggi.
Ada namanya praktik Golden Lotus, yang membuat para gadis ini membedong kaki mereka. Praktik ini membuat jari-jari kaki mereka dibengkokkan ke bawah dan tumit mereka didorong ke dalam. Hasilnya? Kaki kecil berukuran tiga inci yang diyakini membuat seorang wanita lebih anggun dan menarik.

Tahukah Mommies kalau zaman dulu di Jepang, gigi hitam dianggap indah dan elegan. Membingungkan, ya, karena zaman sekarang gigi hitam itu tanda kurang higienis. Nah, praktik ini disebut ohaguro. Biasanya para bangsawan dan perempuan Jepang yang sudah menikah mewarnai gigi mereka hitam menggunakan campuran khusus. Semakin gelap, semakin baik, loh.

Pada abad ke-19, beberapa perempuan di era Victorian, Inggris, mencoba diet yang disebut ‘diet cacing pita’. Ew, agak jijik, ya, tetapi ini benar terjadi, loh. Mereka menelan pil yang mengandung cacing pita bayi lalu berharap cacing tersebut akan memakan kalori berlebih.
Tentu saja pengetahuan semakin berkembang dan Mommies tentu tahu jika hal ini tidak berakhir baik. Cacing pita tumbuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Di abad ke-6, kulit pucat menjadi tren di kalangan wanita bangsawan Eropa. Untuk mendapatkan tampilan pucat sehingga kulit wajah berwarna putih, beberapa perempuan rela melakukan hal ekstrem! Mereka rela menguras darah mereka sendiri agar terlihat lebih putih.
Tentunya ini bukanlah trik kecantikan yang sehat, ya. Namun gagasan tentang kulit pucat dan halus tetap populer selama berabad-abad.

Rupanya lesung pipi dianggap fitur yang cantik. Bahkan hingga sekarang anggapan ini masih bertahan, ya, Mommies. Nah, di tahun 1930-an Isabelle Gilbert menciptakan mesin lesung pipi. Alat ini dipasarkan sebagai tren kecantikan terbaru, tetapi sama sekali tidak nyaman.
Mesinnya terdiri dari ikat kepala dengan alat yang menekan pipi untuk menciptakan lesung pipi palsu.
Pada zaman kuno di Amerika Tengah, suku Maya memiliki standar kecantikan yang unik alias kepala panjang berbentuk oval. Untuk mencapainya, orang tua akan mengikat papan atau alat di sekitar kepala bayi mereka saat tulang masih lunak. Jadi bisa dibentuk seiring Waktu.
Konon, memiliki tengkorak panjang dianggap sebagai tanda kecantikan dan status, menunjukkan bahwa seseorang berasal dari keluarga penting.

Pernah menonton film Marie Antoinette? Di film tersebut Kirsten Dunst memakai wig besar dan panjang ke atas. Pada abad pertengahan, wig ini sangat populer.
Karena banyak yang tidak bisa menumbuhkan rambut tebal, mereka mengenakan wig besar yang terbuat dari kerangka kayu dan rambut hewan. Sayangnya wig ini sering tidak bersih dan bahkan mengundang hewan kecil seperti tikus agar bersarang di dalamnya!
Pada masa Renaisans, banyak perempuan percaya bahwa memiliki dahi tinggi dan lebar membuat mereka terlihat cantik dan cerdas. Mirip dengan anggapan di Indonesia kalau dahi lebar pertanda cerdas, ya.
Untuk mendapatkan tampilan tersebut, mereka akan mencabut atau mencukur garis rambut mereka. Bahkan terkadang alis agar dahi mereka terlihat lebih besar.

Di kalangan suku Kayan di Myanmar dan Thailand, leher panjang telah lama menjadi simbol kecantikan. Sejak usia dini, gadis-gadis mulai mengenakan kalung tembaga di leher. Jadi, seiring waktu, kalung-kalung tersebut menekan bahu dan tulang selangka mereka, menciptakan ilusi leher yang lebih panjang.

Hingga saat ini, beberapa perempuan Jepang memilih untuk memiliki gigi taring karena dianggap imut! Tren ini disebut yaeba dan dianggap menarik karena memberikan senyuman yang playful. Ada yang memang asli ada juga yang datang ke dokter gigi untuk rekues khusus mengikir gigi mereka.
BCA JUGA: Mau Cantik Tanpa Makeup? Pelajari Rumus Skincare Berikut Ini!
Ditulis oleh: Imelda Rahma
Cover: Freepik