Meski sudah mengirimkan puluhan lamaran, tapi kenapa masih belum dipanggil juga, ya? Mungkin inilah alasan lamaran kerja ditolak oleh HRD.
Niat hati sudah ingin resign dari kantor lama. Tapi, oh, tapi hingga saat ini belum ada perusahaan incaran yang menghubungi. Padahal sudah puluhan lamaran Mommies kirimkan via email atau submit di form situs seperti Linkedin hingga JobStreet.
Apa yang salah? Pengalaman nggak usah diragukan. Portofolio juga sudah seabrek. Tapi, kenapa nggak dipanggil-panggil interview? Mungkin beberapa hal ini yang jadi alasan kenapa lamaran kerja Mommies ditolak HRD.
BACA JUGA: 10 Penyebab Demotivasi Kerja yang Sering Terjadi dan Cara Mengatasinya
Bukan berarti Mommies nggak punya skill yang mumpuni pada bidang pekerjaan yang dilamar. Tapi, bisa jadi Mommies overkualifikasi yang artinya kemampuan ada di atas rata-rata. Kenyataannya jabatan yang diincar tidak memerlukan skill selevel yang Mommies punya. Bisa jadi juga mereka berpikir, dengan kualifikasi yang Mommies miliki, gaji akan lebih besar pasak daripada tiang.
Mencantumkan daftar prestasi dan pengalaman kerja tentu baik di dalam CV. Namun, nggak perlu semuanya, terutama prestasi yang nggak ada hubungannya sama pekerjaan yang dilamar. Informasi tak penting malah akan mengaburkan poin utama yang perlu ditonjolkan. Perekrut bisa jadi malah bingung dan akhirnya urung memanggil pencari kerja.
Beberapa Mommies memutuskan berhenti bekerja sementara untuk mengurus bayi yang baru lahir. Lalu 1 atau 2 tahun kemudian berniat kembali bekerja. Nah, poin ini bisa jadi alasan mengapa CV Mommies tak kunjung ditanggapi.
Perekrut merasa Mommies terlalu lama ‘istirahat’. Bagaimanapun dunia kerja begitu cepat berjalan. Sehingga, ditakutkan Mommies tidak up to date lagi dengan pekerjaan yang dilamar.
Ketika mengirimkan email lamaran pekerjaan, kemungkinan Mommies lupa melampirkan CV ataupun dokumen persyaratan yang diminta, sehingga perekrut tidak bisa melakukan penilaian awal dalam menyaring kandidat karyawan.
Jangan harap mereka akan membalas email dan mengingatkan Mommies mengenai kelupaan attachment karena sudah pasti inbox email mereka setiap hari penuh dengan email-email lamaran dari kandidat lain.
Apa yang membuat email lamaran tampak tidak profesional? Banyak! Beberapa di antaranya adalah:
Pastikan Mommies membaca kembali email lamaran sebelum dikirimkan, ya.
Apa hubungannya lamaran pekerjaan dengan media sosial? Percayalah, di era digital seperti ini, para HRD atau user juga akan melakukan penilaian awal melalui filtering akun media sosial kandidat.
Untuk itu, hindari mem-posting hal-hal negatif, kontroversial, terlebih-lebih keluhan terhadap perusahaan Mommies saat ini. Karena hanya akan membuat Mommies terlihat tidak kredibel untuk posisi jabatan yang dilamar.
Lamaran bisa langsung ditolak jika Mommies tidak memenuhi salah satu persyaratan wajib yang dicantumkan di iklan lowongan, misalnya batas usia, pendidikan dari jurusan tertentu, atau sertifikasi yang diwajibkan. Jangan melamar posisi yang persyaratannya jelas-jelas tidak bisa dipenuhi.
Banyak perusahaan besar menggunakan sistem ATS untuk menyaring ribuan CV secara otomatis sebelum dibaca oleh HRD. Jika CV Mommies tidak memiliki kata kunci (keyword) yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan, formatnya terlalu rumit, atau tidak standar, maka CV bisa tereliminasi bahkan sebelum dilihat oleh mata manusia atau HRD langsung.
BACA JUGA: 12 Tips Menerapkan Effective Listening di Dunia Kerja, Rahasia Jadi Karyawan Sukses!
Penulis: DewDew
Diperbarui: Dhevita Wulandari