Gaya belajar mind mapping disebut efektif bantu anak belajar lebih mudah. Lalu, cocok untuk anak tipe seperti apa? Begini kata psikolog pendidikan.
Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang cepat memahami lewat gambar, ada pula yang lebih mudah menyerap informasi dengan cara membaca. Salah satu metode belajar yang dapat membantu anak memahami materi dengan cepat adalah mind mapping.
Metode mind mapping dirancang dengan memetakan informasi secara visual untuk meningkatkan pemahaman, ingatan, dan kreativitas murid. Metode ini disebut-sebut dapat membantu anak memahami pelajaran lebih cepat.
Supaya lebih paham, Mommies Daily berkesempatan bertanya langsung kepada Psikolog Pendidikan Kara Handali, M.Psi. mengenai teknik belajar mind mapping untuk anak. Mulai dari tipe anak seperti apa yang cocok dengan metode ini, kelebihan dan kekurangan, sampai cara menerapkannya. Yuk, simak!
BACA JUGA: 90 Soal Cerita Matematika Kelas 1-6 SD, Lengkap dengan Kunci Jawaban
Melansir laman The University of Adelaide, gaya belajar mind mapping adalah cara atau metode belajar dengan menulis poin utama di tengah dan menggabungkan atau menghubungkan informasi yang berhubungan dengan cara menarik garis. Informasi tersebut bisa berupa kata kunci, konsep, fakta, maupun figur-figur yang berkaitan. Kumpulan informasi yang mengitari poin utama itulah yang disebut mind map.
Biasanya, mind map dibuat sebagai strategi belajar dengan memvisualisasi dan memetakan pengetahuan. Bagi beberapa anak, cara ini bisa membantu mereka untuk lebih mudah memahami dan mengingat pelajaran. Pengetahuan yang dipetakan biasanya lebih mudah dimengerti dan diingat. Lalu, sebenarnya tipe anak seperti apa yang cocok dengan metode ini?
Psikolog Kara menjelaskan bahwa teknik mind mapping cocok untuk tipe anak dengan preferensi gaya belajar apapun pada umumnya. Teknik ini melibatkan banyak modalitas yang digunakan, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Semakin banyak cara yang digunakan, semakin optimal pula proses pengolahan informasi pada anak.
Gaya belajar mind mapping bisa jadi sangat membantu anak terutama yang masih di bangku SD. “Namun, secara khusus mind mapping membantu anak-anak di tingkat SD yang masih sangat membutuhkan stimulasi konkrit dalam proses belajar, berbeda dengan anak SMP dan SMA yang sudah lebih mampu membayangkan konsep yang abstrak,” tambahnya.
Pada akhirnya, gaya belajar mind mapping dapat bermanfaat untuk semua anak dengan tipe gaya belajar apapun.
BACA JUGA: 10 Cara Efektif untuk Membantu Anak Cepat Paham Materi Pelajaran, Nomor 4 Paling Efektif
Tidak ada gaya belajar yang sempurna, masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak. Sama halnya dengan mind mapping yang punya banyak kelebihan tetapi juga ada kekurangannya. Menurut Psikolog Kara, berikut kelebihan dan kekurangan yang menyertai gaya belajar mind mapping untuk anak.
Kelebihan:
Kekurangan:
“Anak dapat lebih mudah belajar ketika mendapatkan contoh yang konkrit mengenai langkah-langkah membuat mind map,” sebut Psikolog Kara.
Dari penjelasannya, orang tua berperan penting dalam memandu anak untuk mulai membuat mind map. Bisa mulai dari memilih contoh topik dari materi pelajaran yang sudah dipelajari mereka. Cara-caranya meliputi:
Psikolog Kara menambahkan, orang tua juga bisa membantu anak menyiapkan kerangka berpikir sebelum membuat mind map dengan menyebutkan kategori umum yang nantinya menjadi “cabang” peta konsep.
Misalnya pada topik “Perang Diponegoro”, pembahasan dapat dibagi ke dalam empat bagian: (1) kapan peristiwa terjadi, (2) siapa saja yang terlibat, (3) alasan terjadinya perang, dan (4) dampak atau akibatnya. Bagian-bagian ini bisa dikembangkan lagi sesuai topik utama yang dibahas. Lalu, setiap cabang juga dapat diberi warna berbeda agar lebih jelas dan menarik.
Metode mind mapping bisa menjadi gaya belajar yang menyenangkan juga efektif. Jika ternyata si kecil cocok dengan mind mapping, Mommies dan Daddies bisa menjadikannya sebagai alternatif belajar kreatif di rumah yang tak hanya bermanfaat, tetapi juga membuat anak lebih semangat.
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Laptop untuk Anak SD, Harga Mulai 2 Jutaan
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Jason Sung/Unsplash