10 Kontroversi Film Animasi Merah Putih: One for All, Film Animasi Jelang HUT RI

Lifestyle

Mommies Daily・3 hours ago

detail-thumb

Film animasi Merah Putih: One for All menuai sorotan publik jelang HUT RI ke-80. Dari kualitas animasi hingga dugaan aset ilegal, simak 10 kontroversinya!

Indonesia dengan hal ihwal isunya tak pernah redup. Satu lagi datang dari dunia perfilman dan animasi Indonesia. Ramai jelang Kemerdekaan RI, ada satu film animasi anak yang membawa sekian kontroversi, yaitu film Merah Putih: One for All.

Foto: Instagram/perfiki.tv

Film Merah Putih: One for All yang digarap oleh rumah produksi Perfiki Kreasindo pertama kali mencuri atensi publik melalui trailer yang diunggah satu bulan ke belakang. Dengan cepat video trailer tersebut tuai berbagai reaksi dari banyak kalangan masyarakat. Banyak yang menyoroti kualitas animasinya yang tak layak tayang di bioskop Indonesia. Terlebih lagi klaimnya sebagai film animasi anak Indonesia pertama dengan tema kebangsaan. Padahal sudah ada film animasi tema kebangsaan yang sudah pernah tayang sebelumnya, seperti Battle of Surabaya (2015).

Film animasi Merah Putih: One for All dijadwalkan tayang 14 Agustus 2025, jelang tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan RI. Alih-alih disambut terbuka, film yang ditujukan untuk memeriahkan HUT RI ke-80 ini justru raih kritikan pedas.

Meski belakangan ada aksi boikot, film Merah Putih: One for All tetap tayang di beberapa kota di Indonesia sesuai dengan jadwal, yaitu 14 Agustus 2025.

BACA JUGA: 6 Pelajaran Berharga dari Film JUMBO, Lebih dari Sekadar Animasi!

Sinopsis Film Merah Putih: One for All

Film Merah Putih: One for All mengambil tema kebangsaan sebagaimana tujuan film ini untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI yang ke-80.

Foto: YouTube/perfiki tv

Kisahnya tentang sebuah desa yang penuh semangat menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, dimana terbentuk sebuah tim Merah Putih, yaitu sekelompok anak dari berbagai latar belakang budaya yang dipilih untuk menjaga bendera pusaka Indonesia.

Namun, tiga hari sebelum perayaan, bendera itu hilang secara misterius. Delapan anak dari tim Merah Putih bersatu dalam misi heroik untuk menemukannya. Mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menembus hutan lebat dan menyusuri sungai hingga menghadapi badai. Kira-kira bagaimana kisah mereka meraih kembali bendera pusaka?

10 Kontroversi Film Merah Putih: One for All

Berbagai kontroversi meliputi film ini. Mulai dari anggarannya yang katanya capai miliaran sampai kualitas dan aset animasinya yang diambil plek-ketiplek dari luar tanpa izin. Berikut sejumlah kontroversi film animasi Merah Putih: One for All.

1. Anggaran Rp6,7 Miliar Kok Kualitasnya Begitu?

Foto: YouTube/perfiki tv

Ada kabar bahwa anggaran film Merah Putih: One for All capai sekitar Rp6,7 miliar, tetapi kualitas animasinya jauh dari kata mahal. Dana ini disebut-sebut berasal dari pemerintah. Meski begitu, sang sutradara yang bernama Endiarto menepis hal tersebut, dilansir dari detikJogja yang menghimpun informasi dari program detikPagi. Katanya, tidak ada dana dari pemerintah sama sekali. Semua biayanya pun dari dana pribadi tim produksi film tersebut.

2. Proses Produksi Singkat

“Selesai nggak selesai dikumpulkan,” sebut banyak netizen terhadap film ini. Apalagi ketika diketahui ternyata proses pembuatan film Merah Putih: One for All ternyata hanya menghabiskan waktu selama sebulan. Ditambah film ini lolos seleksi tayang di layar lebar Indonesia. Sungguh mengherankan.

3. Aset Murah

Foto: YouTube/perfiki tv

Sekian hal tentang animasinya menjadi sorotan publik. Hal ini pun dikuliti habis-habisan oleh warganet. Ada yang menemukan bahwa aset-aset di film Merah Putih: One for All bukan karya tim animatornya sendiri, tetapi dibeli dari aset milik asing. Kabarnya pun ada enam karakter milik animator Pakistan, Junaid Miran, yang dipakai tanpa izin di film ini. Tak hanya itu, ada adegan di jalan yang ternyata memakai aset Street of Mumbai. Makanya karakter dan latarnya pun sama sekali tidak memberikan kesan lokal.

4. OST Diduga Pakai AI

Indra Aziz, seorang vocal coach terkenal, menduga ada penggunaan AI dalam pembuatan OST film tersebut. Dari kanal YouTubenya, ia meneliti lagu-lagu OST itu menggunakan aplikasi Shazam dan SubmitHub (sebuah platform AI Song Checker). Dari temuannya, ada dugaan bahwa OST film Merah Putih: One for All menggunakan AI. Salah satu alasan dari kecurigaannya pun karena tidak ada nama penulis dan komposer lagu yang dicantumkan.

5. Ekspresi Kosong

Kalau proses pembuatannya saja secepat kilat, apa yang diharapkan dari kualitas mikro dan makro gerakan serta ekspresi karakternya? Kalau sudah menonton trailer film tersebut, pasti banyak yang merasa ekspresi karakternya sangat kosong.

6. Akting Pengisi Suara yang Kurang

Foto: YouTube/perfiki tv

Ramai di X dan TikTok soal akting suara para karakternya yang kurang cocok. Pun ada rekaman di balik layar proses pengisian suara animasi Merah Putih: One for All. Ada yang menyoroti bahwa tata letak penggunaan microphone-nya pun kurang tepat. Tak hanya itu, rekamannya pun dilakukan bukan di studio melainkan ruangan yang tampak seperti kamar, apalagi di samping kulkas.

7. Kemunculan Senpi di Salah Satu Adegan

Salah satu adegan ketika anak-anak di desa tersebut berkumpul di sebuah gudang juga menjadi sorotan. Pasalnya, ada kemunculan senapan laras panjang yang tampak di adegan tersebut. Melansir detikPop, Endiarto sang produser menjelaskan bahwa itu hanya properti pentas untuk peringatan 17 Agustus.

8. Poster Seperti Tugas Sekolah

Foto: YouTube/perfiki tv

Poster film Merah Putih: One for All pun dinilai kurang pantas sebagai poster film yang akan tayang di bioskop Indonesia. Bahkan ada content creator yang sampai membuat ulang poster film tersebut supaya lebih layak dan bahkan dinilai lebih bagus dari aslinya.

9. Produser Ternama Ikut Bersuara

Hanung Bramantyo, produser ternama Indonesia, pun turut mengkritik film animasi Merah Putih: One for All. Ia menilai kualitas film tersebut tak sesuai standar animasi Indonesia yang sudah meningkat lewat film Jumbo. Tak hanya itu, ia juga mengomentari bagaimana film ini bisa dapat jadwal tayang di tengah antrean 200 judul film lainnya.

10. Tema Nasionalis, Judul Bahasa Inggris

Foto: YouTube/perfiki tv

Katanya, sih, bertema nasionalisme. Tetapi, kok, judulnya bahasa Inggris? Judul film Merah Putih: One for All pun tak luput dari kritikan publik. Sebagian judulnya yang berbahasa Inggris dinilai tidak selaras dengan nilai yang ingin disampaikan.

7 Rekomendasi Film Animasi Anak Buatan Indonesia

Selain Film animasi anak Merah Putih: One for All, sebelumnya sudah ada beberapa film animasi yang hadir dan jadi tontonan. Bisa jadi pilihan tontonan untuk keluarga atau bersama anak-anak. Mommies bisa lihat daftarnya di bawah ini.

1. Jumbo (2025)

Foto: IMDb

Dikisahkan seorang anak yatim berusia 10 tahun dengan tubuh besar, bernama Don, sering diremehkan teman-temannya. Ia ingin tampil di pertunjukan bakat dengan drama berdasarkan buku dongeng pemberian orang tuanya. Ketika bukunya dicuri, Don, bersama sahabat Oma, Nurman, dan Mae, bertemu dengan Meri—gadis misterius dari dunia lain yang mencari orang tuanya. Perjalanan magis ini mengajarkan arti persahabatan, keberanian, dan jati diri.

2. Candy Monster (2022)

Film pendek Candy Monster bercerita tentang Chloe, anak yang menyukai permen yang dikejutkan oleh kemunculan monster misterius yang mencuri permen-permennya berulang kali saat di rumah nenek.

3. Nussa (2021)

Foto: IMDb

Film Nussa berkisah tentang seorang anak bernama Nussa yang berprestasi di bidang sains. Ia bertekad mengulang prestasi dengan membangun roket ciptaannya bersama sahabatnya, Abba. Namun ketika Abba batal pulang dan seorang murid baru bernama Jonni muncul sebagai rival lebih unggul, Nussa merasa terpukul. Dalam perjalanannya, Nussa belajar memahami arti sejati dari rasa syukur dan ketulusan.

4. Adit Sopo Jarwo: The Movie (2021)

Adit Sopo Jarwo versi film menceritakan peristiwa awal pertemuan Adit, Sopo, dan Jarwo, yaitu kisah asal mula trio sahabat dari serial animasi populer Adit Sopo Jarwo. Ketika hendak menuju ke Yogyakarta, Adit terpisah dengan keluarganya. Sopo dan Jarwo pun muncul membantu Adit bertemu kembali dengan orang tuanya.

5. Knight Kris (2017)

Foto: IMDb

Knight Kris bercerita centang Bayu yang menemukan dan mencabut keris sakti dari candi kuno, yang membangkitkan kekuatan sebagai kesatria. Namun, keris itu juga menyegel raksasa jahat bernama Asura, yang kini bebas dan mengancam manusia. Bayu, bersama sepupunya Rani dan kera tua Empu Tandra, harus menghentikan kengerian tersebut.

6. Battle of Surabaya (2015)

Kita akan diajak melihat kisah Musa, remaja tukang semir sepatu, yang hidup di Surabaya pada masa revolusi. Ia menjadi kurir perjuangan kemerdekaan dan menjalani konflik batin yang mendalam, menyoroti nilai humanisme dan anti-perang.

7. Sing to the Dawn (2008)

Foto: IMDb

Dawan, gadis remaja di Batam, berjuang menyelamatkan kampung halamannya dari pemilik tanah yang ingin menggusurnya dalam film ini. Dengan bantuan hewan-hewan di hutan, ia berupaya menemukan dokumen warisan kerajaan untuk melindungi desa.

BACA JUGA: 8 Film Animasi dengan Adegan Dewasa, Tidak untuk Ditonton Anak!

Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo

Cover: YouTube/perfiki tv