banner-detik
PARENTING & KIDS

Agar Rumah Terasa Nyaman Bagi Anak, Orangtua Lakukan 6 Hal Ini!

author

dewdewin 3 hours

Agar Rumah Terasa Nyaman Bagi Anak, Orangtua Lakukan 6 Hal Ini!

Menciptakan suasana rumah nyaman bagi anak tak hanya soal fasilitas fisik, tapi juga tentang memenuhi kebutuhan emosional mereka. Ini caranya.

Home is where your heart is. Quotes ini sudah pasti Mommies kenal, kan? Sebagai orangtua, kita tentunya ingin agar rumah yang kita punya bisa menjadi tempat yang nyaman bagi penghuninya. Terutama untuk anak-anak. 

Menurut Paramita Estikasari, M.Psi, Psikolog Klinis Anak dan Remaja, lingkungan rumah yang suportif secara fisik dan mental sangatlah penting. Ini bisa membuat anak menjadikan rumah sebagai tempat yang selalu ia rindukan. Tempat untuk ia selalu pulang ketika senang, sedih, atau lelah. 

Nah, untuk sampai ke titik kenyamanan itu, ada beberapa hal yang harus diupayakan orangtua. Hal-hal yang perlu dilakukan sedari dini, agar ia terbiasa dan otomatis membutuhkan  kenyamanan tersebut. 

1. Hadir secara fisik dan emosional

Photo by Ketut Subiyanto

Saat di rumah, Mommies dan Daddies sebaiknya hadir secara fisik dan emosional, terutama ketika anak butuh. Tentu saja kehadiran tersebut harus konsisten, sehingga membuat anak merasa safe, seen, soothed, secure. 4S inilah yang menjadi dasar pembentukan keterikatan aman antara orangtua dan anak menurut Dr. Dan Siegel, MD, penulis buku The Power Of Showing Up. Salah satu praktik nyata dari poin ini menurut beliau adalah menghabiskan waktu berkualitas dengan anak setiap hari tanpa gadget (dengan waktu yang sudah ditentukan). Responsif ketika anak merasa kesal, senang, sedih, juga menjadi salah satu caranya.

2. Melatih pengenalan emosi

Menciptakan suasana rumah yang nyaman bagi anak tidak hanya soal fasilitas fisik, tetapi juga tentang bagaimana orangtua merespons kebutuhan emosional mereka. Salah satu pendekatan yang banyak direkomendasikan oleh pakar, termasuk Gottman Institute, adalah emotion coaching. Metode ini mengajak orangtua untuk membantu anak mengenali, memberi nama, dan mengatur perasaan mereka. 

Daripada langsung melarang, mengkritik, atau menyepelekan emosi anak, cobalah memvalidasi perasaan itu terlebih dahulu, misalnya dengan mengatakan, “Kamu kesal, ya?”. Setelah itu, bantu mereka menenangkan diri dan bersama-sama mencari solusi. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan dukungan seperti ini cenderung memiliki kemampuan regulasi emosi yang lebih baik.

3. Memadukan kehangatan dan batasan aturan dari orangtua

Selain melatih emotion coaching, suasana rumah yang sehat dan nyaman juga dibangun melalui gaya pengasuhan authoritative parenting, yaitu perpaduan antara kehangatan dan batasan aturan yang konsisten. Bukan berarti orangtua membebaskan anak melakukan hal apapun tanpa aturan (permisif) atau justru terlalu mengontrol (otoriter). Tapi melainkan, memberikan aturan rumah yang jelas disertai penjelasan singkat mengapa aturan itu ada. Misalnya, “Main gadget hanya sampai jam 8 malam, supaya kamu bisa tidur cukup dan bangun segar besok.” Pendekatan ini terbukti mendukung perkembangan sosial dan emosional anak secara optimal.

Baca juga: Cara Agar Anak Nyaman di Sekolah Baru 

4. Ciptakan ruang fisik yang nyaman dan aman

Photo by Ron Lach 

Lingkungan rumah yang nyaman secara fisik berkontribusi langsung pada kesejahteraan mental anak. Nggak perlu sewa desainer interior terkenal, tapi yang penting, pastikan ada pencahayaan yang cukup, area tenang untuk istirahat, atau belajar.

Kalau memang ada ruang bermain, coba diatur  tempat bermain yang rapi dan terorganisir. Ketika Mommies mengurangi kekacauan visual atau overstimulasi yang dialami anak, ini akan membantunya  lebih fokus dan rileks.

Baca juga: Aturan Durasi Screen Time untuk Anak dan Remaja

5. Bangun rutinitas dan struktur sehari-hari

Rutinitas harian yang konsisten, seperti misalnya jam tidur, waktu belajar, dan waktu bermain, bisa membantu menciptakan rasa aman bagi anak. Aktivitas-aktivitas yang terprediksi ternyata berpengaruh dalam mengurangi kecemasan dan membuat anak lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Struktur harian yang jelas, merupakan salah satu faktor paling berpengaruh terhadap perkembangan anak.

6. Kamar yang nyaman dan kualitas tidur yang terjaga

Photo by cottonbro studio

Screen time yang berlebihan, terutama sebelum tidur, dapat mengganggu kualitas istirahat anak. Tidur yang cukup dan berkualitas berhubungan erat dengan mood, konsentrasi, serta kemampuan regulasi emosi. Praktik sederhana seperti menetapkan waktu bebas gadget satu jam sebelum tidur bisa membantu meningkatkan kualitas tidur anak. 

Kualitas tidur juga bisa didukung dengan kondisi fisik kamar yang nyaman. Nggak harus didekor dengan furnitur atau perlengkapan mahal, tapi mungkin kamar yang membuat anak merasa aman di dalamnya. Untuk anak remaja misalnya, ada ruang bagi dirinya untuk memiliki privasi. Sehingga beberapa hal yang menyangkut kondisi kamar, bisa didiskusikan bareng si anak remaja. 

Dengan menggabungkan seluruh poin di atas, orangtua dapat menciptakan rumah yang bukan hanya nyaman secara fisik, tetapi juga aman secara emosional. Anak akan merasa didengar, dihargai, dan dibimbing dengan penuh kasih, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan mampu mengelola perasaan mereka di berbagai situasi. Hal ini yang kemudian menjadikan rumah sebagai tempatnya untuk selalu pulang.

Cover Photo by Kelly 

 

 

Share Article

author

dewdew

Mother of Two. Blogger. Make-Up Lover. Skin Care Amateur. Beginner Baker. Entrepreneur Wannabe. And Everything in Between. www.therusamsis.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan