Sorry, we couldn't find any article matching ''

Overthinking di Kalangan Remaja Meningkat, Ini 9 Penyebab dan Cara Menghadapinya
Sering bingung menghadapi fenomena anak remaja yang sering overthinking dan ingin tahu penyebab serta cara mengatasinya? Yuk baca disini!
Akhir-akhir ini, tren anak remaja yang sering berpikir berlebihan, bahkan sampai mengalami gangguan kecemasan meningkat. Tentunya kita sebagai orang tua seringkali bingung bagaimana cara mengendalikannya.
BACA JUGA: Mengapa Anak & Remaja Zaman Sekarang Makin Rentan Depresi? Ini Penjelasan Psikolog!
Penyebab Remaja Sering Overthinking
Foto: Freepik
Mari kita kenali penyebab remaja kita lebih sering overthinking, cara mengatasinya dan tindakan yang bisa kita lakukan sebagai orang tua untuk membantu remaja kita dengan tepat!
1. Perkembangan Otak yang Belum Sempurna
Pada usia remaja, bagian otak prefrontal cortex yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan, penalaran, pengendalian emosi, manajemen risiko dan konsekuensi masih belum berkembang sempurna. Area otak ini baru matang sepenuhnya di usia 25 tahun, menjadi penyebab remaja seringkali impulsif, kesulitan untuk mengelola pikiran dan emosi serta membuat keputusan rasional, juga membuat mereka berpikir berlebihan atau sering merenung.
2. Perubahan Hormonal dan Kondisi Emosional
Perubahan hormon pada remaja menjadi salah satu penyebab utama yang memicu berbagai perubahan fisik, emosional dan perilaku selama pubertas. Hormon juga mempengaruhi otak, membuat remaja sering mengalami mood swings, lebih sensitif dan mudah marah, peningkatan ketertarikan pada lawan jenis, dan overthinking pada penampilan diri. Semua perubahan signifikan pada remaja ini sangat mempengaruhi suasana hati juga mengakibatkan mereka cenderung menganalisis dan berpikir berlebihan
3. Proses Pembentukan Image dan Harga Diri
Pembentukan image diri pada remaja adalah proses penting dalam perkembangan psikososial, terkait dengan caranya memandang dirinya sendiri baik secara fisik, emosional, sosial maupun intelektual. Jadi wajar jika remaja sedang mencari tahu siapa diri mereka, apa yang mereka yakini, bagaimana cara menyesuaikan diri dengan dunia, soal penampilan dan kekuatan serta kelemahannya.
Image diri juga terkait dengan harga diri atau self esteem remaja, termasuk menilai apakah dirinya layak dan berharga, membuat mereka sering berpikir berlebihan. Beragam pertanyaan seputar diri juga sering muncul, seperti “Apakah aku cukup baik?”, “Apakah orang-orang menyukaiku?”, atau “Bagaimana jika aku gagal?” juga jadi penyebab mereka mudah overthinking
4. Penerimaan Lingkungan dan Tekanan Sosial
Remaja sangat dipengaruhi oleh penerimaan dari lingkungan dan teman sebaya. Tekanan dari media sosial juga membuat remaja merasa harus tampil sempurna, sering mengalami fenomena Fear of Missing Out (FOMO), seringkali merasa tidak cukup hingga memaksakan diri agar sesuai dengan standar sosial, yang semuanya dapat memicu overthinking, juga jadi penyebab remaja lebih mudah terkena gangguan kecemasan.
5. Kurangnya Keterampilan Mengatasi Masalah dan Mengelola Stress
Remaja yang belum terbiasa belajar dan berlatih cara mengelola stres atau memecahkan masalah, biasanya lebih mudah overthinking. Alih-alih bertindak, mereka justru terjebak dalam lingkaran kebingungan dan kecemasan tak berujung
6. Takut akan Kegagalan atau Penolakan
Banyak remaja takut gagal dalam sekolah, percintaan, atau kehidupan sosial. Ketakutan ini bisa membuat mereka terus-menerus memikirkan “what if”, yang berujung pada overthinking
7. Merasa Sering Dihakimi
Remaja sering merasa terus-menerus diawasi, dinilai dan dihakimi, baik oleh guru, orang tua, atau teman sebaya. Takut membuat kesalahan atau mengecewakan orang lain menjadi penyebab mereka cenderung berpikir berlebihan dan mudah cemas
8. Self-Diagnose
Kesadaran akan kesehatan mental yang makin meningkat membawa dampak positif, membuat kita jadi lebih memperhatikan kesehatan secara utuh, memahami diri lebih baik, juga belajar pola relasi serta batasan yang sehat. Namun tidak sedikit juga remaja yang mendiagnosa diri sendiri atau mudah menilai diri dan orang lain hanya dengan melihat postingan di sosial media atau mendengar dari orang lain, tanpa berkonsultasi ke ahlinya. Hal ini bisa membuat remaja berpikir berlebihan, cemas, dan gelisah.
9. Koneksi Orang tua-Anak yang Mulai Renggang
Saat anak remaja, seringkali orang tua merasa anak sudah mandiri dan tidak perlu bimbingan. Padahal, anak remaja masih sangat perlu koneksi, pendampingan, dan kedekatan serta waktu berkualitas dengan orang tuanya. Apalagi dalam menghadapi semua perubahan hidup di masa remaja dan hidup di dunia yang semakin sibuk hingga akhirnya cenderung membuat mereka overthinking dan mudah cemas.
Cara Mengatasi Overthinking pada Remaja
Foto: Freepik
Banyak cara mengatasi overthinking pada remaja yang dapat dilakukan orang tua, mulai dari memberikan ruang untuk edukasi dan diskusi tentang kesehatan reproduksi, termasuk perubahan tubuh dan emosi yang terjadi, menjadi “rumah nyaman” untuk anak bercerita tanpa banyak judging dan koreksi, berlatih mindfulness, misalnya journaling, meditasi, atau teknik pernafasan, membatasi screen time, mendukung hobi, olah raga, seni, atau kegiatan luar ruang, memberikan anak wadah untuk mengekspresikan emosi secara sehat, dan tetap menjaga koneksi dan kedekatan hati dengan anak.
Orang tua juga bisa berlatih menormalisasi dan menerima ketidaksempurnaan anak, menjadikan mereka merasa disayangi, diterima dan dihargai tanpa syarat serta ditemani dalam menghadapi semua fase kehidupan, termasuk masa remaja yang penuh dengan kebingungan atau gangguan kecemasan.
Jika overthinking sudah mengganggu tidur, sekolah, atau menimbulkan gangguan emosi atau perilaku lain, maka konsultasikan dengan psikolog anak atau ahli kesehatan mental lain yang dapat membantu orang tua dan remaja dalam mengatasi dan mengendalikan gangguan kecemasan akibat berpikir berlebihan.
BACA JUGA: Tips Jitu Bantu Remaja Bebas FOMO dan Lebih Percaya Diri, Mommies Harus Tahu!
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS