Sorry, we couldn't find any article matching ''

Mengapa Anak & Remaja Zaman Sekarang Makin Rentan Depresi? Ini Penjelasan Psikolog!
Mari telusuri alasan anak-anak dan remaja sekarang semakin mudah depresi atau mengalami gangguan mental bersama psikolog anak dan remaja.
Depresi pada anak dan remaja bukanlah fenomena baru, namun dalam beberapa tahun terakhir, jumlah kasusnya meningkat secara signifikan. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi para psikolog anak dan orang tua, mengingat dampaknya yang dapat memengaruhi perkembangan mental dan emosional anak-anak sekarang. Apa faktor penyebabnya?
BACA JUGA: Mengenal Perbedaan Stres, Cemas, dan Depresi
Apa Itu Depresi pada Anak?
Foto: Freepik
Apa yang dimaksud dengan depresi pada anak? Apakah berbeda dengan mood swings? Begini penjelasan dari Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, M.Psi., Psikolog klinis anak dan remaja.
”Depresi pada anak sebenarnya adalah kondisi gangguan suasana hati yang serius. Ditandai perasaan sedih atau tertekan yang mendalam dan berlangsung cukup lama, sehingga mengganggu aktivits sehari-hari. Umumnya juga ditandai dengan keinginan atau pikiran untuk mengakhiri hidup. Depresi tidak sekadar naik-turunnya emosi sesaat; depresi berarti anak merasa murung terus-menerus dalam jangka waktu panjang (minimal dua minggu berturut-turut disertai sejumlah gejala lainnya). Sedangkan mood swing pada anak-anak atau remaja umumnya merujuk pada perubahan emosi yang cepat dan sering kali masih wajar terjadi seiring perkembangan usia puber, misalnya sebentar merasa baper (terbawa perasaan) atau sedih, tak lama kemudian ceria kembali.”
Seberapa Umum Depresi pada Anak-anak dan Remaja?
Menurut data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 3% anak-anak dan remaja berusia 3 hingga 17 tahun mengalami depresi. Angka ini lebih tinggi pada remaja, dengan sekitar 1 dari 5 remaja didiagnosis mengalami depresi mayor. Namun, angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terdiagnosis. Anak-anak dengan penyakit kronis seperti diabetes, epilepsi, nyeri kronis, dan asma memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi.
Bagaimana dengan di Indonesia? “Data survei kesehatan remaja Indonesia (I-NAMHS) baru-baru ini menemukan sekitar 1 dari 3 remaja di Indonesia pernah mengalami paling tidak satu masalah kesehatan mental. Memang depresi pada anak dan remaja cukup banyak terjadi. Hanya saja, sering kali kasusnya tersembunyi atau tidak terdeteksi karena anak mungkin belum bisa mengungkapkan perasaannya dengan jelas,” papar Psikolog Vera.
Berapa usia paling muda seorang anak bisa mengalami depresi? “Tidak ada batasan usia yang jelas. Namun, sedini apa pun usia anak, jika lingkungan dan faktor pemicunya ada, depresi bisa terjadi. Pada bayi misalnya bisa terjadi karena proses bonding atau pembetukan attachment yang kurang berjalan dengan baik,” sambung Psikolog Vera.
Faktor Penyebab Anak dan Remaja Mudah Depresi
Berikut beberapa penyebab anak dan remaja zaman sekarang mudah depresi.
1. Dampak Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 membawa tantangan baru bagi anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Selama 10 tahun sebelum pandemi, perasaan sedih dan putus asa yang terus-menerus, serta pikiran dan perilaku bunuh diri, meningkat sekitar 40% di kalangan remaja. Pandemi memperburuk situasi ini dengan menyebabkan isolasi sosial, gangguan akademik, kehilangan orang tua atau pengasuh, serta kekerasan fisik atau emosional di rumah.
2. Pengaruh Media Sosial
Media sosial memiliki peran ganda dalam kehidupan anak-anak dan remaja sekarang. Di satu sisi, dapat menjadi sarana koneksi dan validasi, terutama bagi mereka yang terisolasi secara geografis atau sosial. Namun, di sisi lain, pesan negatif seperti perundungan daring dan standar kecantikan yang tidak realistis berdampak buruk sehingga kerap menjadi alasan anak-anak dan remaja sekarang mengalami gangguan kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan pada remaja.
3. Perubahan Biologis dan Pubertas Dini
Usia pubertas yang semakin dini, terutama pada anak remaja perempuan, dapat menyebabkan kesulitan dalam memproses perasaan kompleks. Selama pubertas awal, bagian otak yang terkait dengan emosi dan perilaku sosial berkembang lebih cepat dibandingkan dengan bagian yang mengontrol perilaku, seperti korteks prefrontal. Perubahan ini mendorong remaja untuk mencari perhatian dan persetujuan dari teman sebaya, yang dapat meningkatkan risiko depresi dan gangguan mental jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai.
4. Faktor Struktural dan Sosial
Faktor-faktor seperti kemiskinan, kelaparan, tunawisma, dan kurangnya akses untuk mendapatkan layanan kesehatan dan pendidikan dapat menyebabkan pola respons stres yang berkontribusi pada tantangan kesehatan mental. Stres yang berkepanjangan pada anak-anak dan remaja, terutama di zaman sekarang dapat memicu masalah dalam mengatur emosi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kecemasan, gangguan mental, depresi, dan kesulitan perilaku.
Tanda-Tanda Depresi pada Anak dan Remaja
Foto: Freepik
Beberapa tanda di bawah ini perlu diwaspadai ketika anak-anak dan remaja mulai menunjukkan gejala depresi.
- Anak tampak murung atau sedih sepanjang hari hampir setiap hari, padahal biasanya ceria.
- Anak kehilangan minat pada aktivitas yang dulu digemarinya – misalnya biasanya suka main bola atau menggambar, tiba-tiba sama sekali tidak tertarik
- Perubahan pada pola makan dan tidur
- Anak yang tadinya ceria jadi menarik diri dari pergaulan, menjauh dari teman-temannya, atau lebih suka menyendiri.
- Anak-anak dan remaja depresi juga bisa jadi lebih gampang emosional, mudah marah atau menangis tanpa pemicu yang jelas.
- Menunjukkan perasaan rendah diri, tidak berdaya atau merasa bersalah terus-menerus setiap hari.
- Anak mengungkapkan pikiran tentang kematian atau keinginan untuk mengakhiri hidup.
“Kalau beberapa tanda di atas muncul bersamaan dan berlangsung terus-menerus (misalnya lima tanda atau lebih muncul selama dua minggu berturut-turut), segera ambil tindakan penanganan lebih serius seperti dibawa berkonsultasi dengan psikolog/psikiater,” saran Psikolog Vera.
Langkah-Langkah Penanganan dari Psikolog Anak dan Remaja
Depresi pada anak dan remaja adalah kondisi serius tapi dapat diobati. Lalu apa saran dari psikolog anak buat para orang tua, agar anak-anak dan remaja zaman sekarang tidak semakin gampang mengalami depresi?
- Orang tua perlu memahami kebutuhan emosi anak sesuai tahap usianya
- Menghargai keunikan anak dan cintai mereka tanpa syarat
- Melatih kemandirian anak agar tumbuh jadi individu yang tangguh
- Berusaha selalu terlibat dalam aktivitas anak. Ini artinya tunjukkan minat dengan apa yang tengah ia lakukan.
Peningkatan kasus depresi pada anak dan remaja merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk dampak pandemi, pengaruh media sosial, perubahan biologis, dan faktor sosial-ekonomi. Dengan memahami faktor-faktor penyebab dan tanda-tanda depresi, orang tua, pendidik, dan masyarakat dapat mengambil langkah proaktif untuk mendukung kesehatan mental remaja dan anak-anak sekarang. Dukungan yang tepat waktu dan lingkungan yang penuh kasih sayang dapat membantu anak dan remaja mengatasi tantangan emosional dan tumbuh menjadi individu yang sehat, bebas dari masalah gangguan mental.
BACA JUGA: 7 Penyebab Depresi pada Anak yang Berasal dari Rumah, Kata Psikolog
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS