banner-detik
EDUCATION

Remaja Memakai Makeup Ke Sekolah, Bagaimana Tanggapan Orang Tua dan Tenaga Pendidik?

author

Sisca Christinain 4 hours

Remaja Memakai Makeup Ke Sekolah, Bagaimana Tanggapan Orang Tua dan Tenaga Pendidik?

Begini pro kontra tanggapan orang tua dan tenaga pendidik serta aturan sekolah mengenai fenomena remaja memakai makeup ke sekolah.

Seiring bertambah usia, remaja putri semakin gemar mencoba berbagai hal. Termasuk yang berhubungan dengan kecantikan atau penampilan seperti makeup. Berbekal referensi dari berbagai situs informasi kesehatan dan kecantikan, media sosial, teman sepergaulan hingga orang tua (ibu atau kakak perempuan), remaja juga ingin coba-coba pakai makeup.

Alasan mengenakan makeup beragam, antara lain, makeup dipercaya dapat membuat penampilan lebih menarik sehingga meningkatkan kepercayaan diri remaja. Selain itu, makeup adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri. Alasan lainnya, hanya ingin mengikuti tren di kalangan remaja atau ingin bereksperimen atau coba-coba saja.

Di sisi lain, ada juga remaja yang mengenakan makeup karena tekanan sosial dari teman sepergaulan. Semacam didorong oleh rasa solidaritas dan nggak mau jadi “lain sendiri”. Karena teman-teman pakai makeup, lalu anak pakai juga. Walau belum tentu anak merasa nyaman. Memakai makeup juga disebut-sebut dapat memberi rasa nyaman pada remaja yang merasa insecure atau tidak percaya diri pada penampilannya.

Terlepas dari alasan remaja memakai makeup, yang jadi pro kontra adalah ketika remaja memakai makeup ke sekolah. Fenomena ini dipengaruhi oleh derasnya arus informasi di media sosial tentang kecantikan dan gaya hidup yang menerpa remaja. Alhasil, kini semakin banyak remaja yang menggunakan make-up ke sekolah.

Bagaimana tanggapan orang tua dan tenaga pendidik mengenai hal ini?

Tanggapan Para Orang Tua Mengenai Remaja Memakai Makeup ke Sekolah

Kami bertanya pendapat beberapa orang tua terkait isu ini. Kebanyakan orang tua tidak setuju jika remaja memakai makeup ke sekolah. Namun, semua orang tua mendukung untuk para remaja menggunakan skincare sebagai perawatan kulit, seperti pelembap wajah dan sunscreen. Untuk kosmetik? “Big no!” begitu kata mereka. Alasannya, menurut Rostika, “Selain merepotkan pas pakai, ke sekolah fokusnya untuk belajar, bukan bergaya.”

Alasan lainnya: “Kasihan kulit remaja jika harus dipoles make up setiap hari,” kata Nani, ibu dua anak yang tinggal di Jakarta Selatan. Menurut Ibu Via, “Untuk anak sekolah jangan dulu, kalau sudah kuliah, sudah wajar, kok.”

remaja memakai makeup

Foto: Freepik

Sementara beberapa orang tua berpandangan bahwa sah-sah saja jika remaja memakai makeup ke sekolah, selama tidak berlebihan. Menurut Acan, seorang bapak dua putri yang berdomisili di Ciputat: “Boleh pakai make up asal jangan berlebihan atau terlalu tebal. Makeup itu untuk menambah percaya diri remaja.”

Senada dengan itu, Dewi, Rachel dan Sinsi mengemukan bahwa: “Setiap orang berhak untuk merasa percaya diri dengan caranya. Walau demikian anak tetap wajib menaati aturan sekolah. Intensi menggunakan makeup agar anak tampak rapi ke sekolah. Itu artinya anak mulai sadar kalalu penampilannya itu penting. Anak ingin tampil percaya diri.”

Namun, make up yang dimaksud para orang tua adalah makeup natural sebatas bedak atau cushion tipis dan lip gloss/lip balm tanpa warna atau warna bibir yang membuat anak terlihat cerah dan segar. Semua orang tua sepakat anak tidak menggunakan blush on, eyeliner, eyeshadow, pensil alis, maskara dan lipstik berwarna terang ke sekolah. 

Baca juga: 10 Brand Skincare Favorit yang Aman untuk Remaja Perempuan dan Laki-Laki

Bagaimana Tanggapan Tenaga Pendidik?

remaja memakai makeup

Foto: Freepik

WF, seorang guru BK di salah satu sekolah swasta di Pamulang, Tangerang Selatan memaparkan bahwa para siswi SMA di tempat ia mengajar cukup banyak yang sudah memakai make up ke sekolah. “Sayangnya, beberapa siswi menggunakan makeup secara berlebihan. Misalnya, ada siswi ke sekolah menggunakan pensil alis yang tebal dengan bentuk dan warna yang tidak natural. Kemudian, menggunakan pewarna bibir berwarna merah dan sangat glossy,” kata WF.

“Sebetulnya boleh saja menggunakan makeup sepanjang siswa masih terlihat natural. Misalnya pakai bedak tipis dan lipgloss/lip balm tanpa warna atau warna senatural mungkin. Kami para guru pun disarankan bermakeup natural saja, tidak berlebihan. Guru kerap mengingatkan siswa terkait peraturan mengenakan kosmetik ke sekolah, sayangnya terkadang siswi tidak mengindahkan aturan tersebut,” jelas WF.

FR, seorang tenaga pendidik di sekolah di kawasan Jakarta Selatan sepakat dengan penuturuan Ibu WF. “Hanya bedak dan lip balm masih wajar untuk dikenakan remaja ke sekolah. Namun lebih dari ini, menurut pendapat saya jangan dilakukan,” demikian penuturan FR.

Foto: Freepik

Sementara itu Titi Rahayu, yang berprofesi sebagai Guru BK di salah satu sekolah negeri di Cilacap memiliki pandangan yang dalam mengenai fenomena ini. “Sebagai guru BK, saya melihat penggunaan makeup oleh remaja sebagai bagian dari proses eksplorasi identitas. Mereka sedang mencari tahu siapa diri mereka, dan makeup menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan diri. Motivasi di balik penggunaan makeup ini bisa beragam, mulai dari tekanan teman sebaya, pengaruh media sosial, hingga keinginan untuk memenuhi standar kecantikan tertentu yang dianggap ideal,” papar beliau.

Beliau melanjutkan, “Apabila dikaitkan dengan tata tertib sekolah yang melarang penggunaan makeup, peran saya adalah membantu siswa memahami pentingnya mematuhi peraturan tanpa mengabaikan hak mereka untuk berekspresi. Fokus utama bukan pada larangan semata, melainkan pada pembinaan dan pemahaman. Saya berusaha memahami alasan di balik perilaku mereka, sambil tetap mendampingi proses perkembangan karakter dan belajar mereka.”

“Fenomena ini juga bisa menjadi pintu masuk dalam layanan bimbingan di kelas, khususnya saat membahas topik-topik seperti citra diri, kepercayaan diri, dan penerimaan terhadap tubuh sendiri. Intinya, sebagai guru BK, saya berusaha melihat lebih dalam makna di balik perilaku bermakeup tersebut: bagaimana hal itu memengaruhi perkembangan mereka, serta bagaimana menciptakan ruang dialog yang sehat dan hubungan yang saling percaya, agar siswa merasa nyaman untuk terbuka dan berdiskusi,” tutup Ibu Titi.

Baca juga: Tips Jitu Bantu Remaja Bebas FOMO dan Lebih Percaya Diri, Mommies Harus Tahu!

Aturan Sekolah Mengenai Remaja Memakai Makeup ke Sekolah

Melalui postingan di akun Instagramnya, SMA Medina memberikan penjelasan terkait peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswa menggunakan makeup berlebihan ke sekolah. Di dalam penjelasan tersebut disebutkan bahwa fokus utama siswa di sekolah adalah belajar, menggali potensi dan memperkuat karakter.

Penggunaan makeup berlebihan dikhawatirkan menjadi distraksi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, siswa dilarang mengenakan dan membawa produk kosmetik ke sekolah.

Namun demikian, siswa tetap boleh menggunakan produk-produk yang dianggap dapat membantu siswa untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit seperti skincare (pelembap dan sunscreen), deodoran, parfum ringan hingga lip balm. Artinya, sekolah tetap mendukung siswa untuk merawat diri tanpa melanggar aturan.

remaja memakai makeup

Cover: Freepik

Aturan penggunaan kosmetik di sebuah sekolah swasta di Serpong juga dimuat di dalam buku panduan orang tua murid. Di dalam aturan sekolah tersebut, siswa tidak diperkenankan memakai kosmetik ke sekolah, tidak diperkenankan memanjangkan dan/atau mengecat kuku, mengenakan perhiasan kecuali anting sederhana dan mengecat rambut. Aturan ini dikecualikan pada acara-acara khusus yang memerlukan pakaian tertentu.

Tugas kita sebagai orang tua dan pendidik adalah merangkul dan memberi pengertian kepada remaja mengenai penggunaan makeup sesuai aturan sekolah, bukan sekadar melarang saja. Mari belajar mengerti isi hati mereka, menerima gejolak emosi dan pandangan yang mereka hadapi di masa-masa remaja dan membuka ruang diskusi yang sebesar-besarnya agar mereka merasa didengar dan dihargai. Ketika anak merasa berharga, mereka akan bisa menjalani masa remaja dengan penuh percaya diri, walau tanpa makeup.

Bagaimana menurut Mommies?

Baca juga: Masa Perkuliahan Belum Mulai dan Anak Remaja Ingin Kerja Part Time? Ini Link Lowongannya

Cover: Freepik

Share Article

author

Sisca Christina

Ibu dua anak yang berprofesi sebagai digital nomad, yang juga suka menulis. Punya prinsip: antara mengasuh anak, bekerja dan melakukan hobi, harus seimbang.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan