Mendikdasmen Abdul Mu’ti larang anak-anak main Roblox. Sebut bisa menimbulkan dampak negatif bagi tumbuh kembang pemain usia di bawah umur.
Mommies, punya anak yang sering main Roblox? Bukan sering lagi, tetapi setiap beberapa jam gawai yang dipegang sering dipakai buat bermain game dunia virtual tersebut? Ramai baru-baru ini kalau Mendikdasmen Abdul Mu’ti larang anak-anak bermain Roblox karena bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil.
Larangan ini sebenarnya tidak terasa baru, pasalnya memang sudah lama Roblox tuai pro kontra terkait isi permainannya yang “tak terbatas” untuk anak-anak. Bagaimana tidak? Baik pemain anak-anak sampai pemain dewasa semuanya bertemu di game ini.
Tentu saja hal ini membuka potensi bahaya yang terkadang luput dari pengawasan orang tua dan mempengaruhi anak-anak yang kapasitas berpikirnya masih belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Bahkan, ada studi kredibel yang membuktikan bahwa benar game ini bisa menimbulkan masalah serius.
BACA JUGA: Kurikulum Indonesia Sering Berubah, Ini Dampaknya bagi Siswa dan Orang Tua
Sebelum menelusuri lebih jauh, sebenarnya apa itu game Roblox dan kenapa banyak anak menyukainya?
Buat Mommies dan Daddies yang belum tahu, Roblox adalah permainan online berupa dunia virtual tak terhingga yang membebaskan pemainnya untuk berinteraksi, bermain, dan berkarya dengan pemain-pemain lainnya. Berdasarkan keterangan di Google Play, game ini dianjurkan untuk usia 12 tahun ke atas.
Roblox memang menawarkan banyak jenis-jenis permainan di dalamnya, beberapa yang populer seperti Grow A Garden, Dress to Impress, Brookhaven RP, Steal a Brainrot, dan sebagainya. Banyaknya permainan membuat pengguna tidak cepat bosan. Apalagi mainnya bersama teman. Interaksi seperti ini membuat Roblox seperti playground virtual untuk anak-anak.
Selain itu, game yang dulu kebanyakan digemari anak-anak kini meluas hingga ke pemain-pemain dewasa. Bahkan, ada konten-konten di media sosial yang memperlihatkan ketika teman-teman online Roblox bertemu secara langsung. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun memainkan game tersebut.
Melansir unggahan detikcom, Mendikdasmen Abdul Mu’ti larang anak-anak bermain Roblox. Sebab, game tersebut mengandung konten-konten kekerasan yang perlu diwanti-wanti. Takutnya bisa ditiru anak-anak yang belum bisa membedakan baik dan buruk. Pun, ia menegaskan bahwa di sini orang tua berperan penting untuk mengawasi dan memantau game-game yang dimainkan si kecil.
Sebuah studi oleh lembaga riset Inggris, Revealing Reality, mengungkap bahwa ada celah-celah serius yang patut menjadi perhatian terutama bagi orang tua yang anaknya bermain Roblox. Berikut beberapa hal yang ditemukan:
Dibalik Mendikdasmen yang larang Roblox, ada beberapa netizen berpendapat bahwa game Roblox justru membuka potensi anak-anak bisa belajar bersosialisasi, belajar strategi, dan belajar bahasa. Berikut manfaat bermain Roblox bagi anak seperti dirangkum dari berbagai sumber:
Roblox menawarkan pengalaman membangun dan membuat banyak hal, tidak hanya membangun kota atau bangunan di gamenya, tetapi juga membuat game itu sendiri untuk dimainkan banyak orang. Ya, permainan-permainan di Roblox bukan hanya dibuat oleh pembuat Roblox saja, tetapi semua orang bisa membuat game di Roblox dengan kemampuan teknis yang tepat. Hal ini tentu menggugah kreativitas anak yang bisa membangun apa saja di game tersebut.
Apapun permainannya, kerja sama tim adalah fondasi utama ketika bermain bersama teman-teman di Roblox. Pasti ada goals dan achievement yang hendak dicapai di setiap game. Untuk meraihnya, anak bisa belajar memimpin dan bekerja sama dengan timnya.
Roblox membebaskan pemainnya untuk membuat game-game lagi di dalamnya. Game tersebut memerlukan kemampuan programming dan coding. Untungnya, bahasa coding di Roblox lebih simpel. Anak-anak bisa belajar kemampuan programming dan coding ketika membuat game di Roblox.
Tentunya, interaksi dengan teman yang paling menyenangkan di dalam game Roblox. Anak-anak bisa belajar berkomunikasi dan bersosialisasi dengan pemain-pemain yang datang dari seluruh dunia.
Roblox merupakan permainan tempat bertemunya banyak orang di seluruh penjuru bumi. Supaya bisa mengobrol, bahasa standar internasional mau tidak mau digunakan, yaitu bahasa Inggris. Anak jadi bisa mempelajari bahasa asing, utamanya bahasa Inggris, ketika berinteraksi dengan pemain lain.
Meski demikian, Roblox bisa juga berbahaya bagi anak-anak. Berikut risiko bahaya bermain Roblox seperti dilansir melalui situs Parents:
Beberapa game didesain untuk menahan pemainnya bermain selama mungkin, Roblox salah satunya. Ketika anak sudah kecanduan, akan susah untuk mengatur dan membatasinya. Apalagi kalau sudah tantrum.
Banyak permainan di Roblox yang kid-friendly, tetapi banyak juga yang tidak. Beberapa permainan yang tidak aman untuk anak di bawah umur itulah yang berbahaya. Meski demikian, Roblox punya fitur pembatasan usia pada setiap game-nya.
Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun bermain Roblox. Jadi, interaksi di dalam game ini tidak hanya sesama anak kecil, tetapi juga dengan orang dewasa. Hal ini membuka potensi pelecehan dan eksploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dalam game tersebut.
Lantas, bagaimana cara orang tua bisa membatasi dan memantau anak-anak ketika bermain Roblox? Berikut beberapa cara supaya anak bisa menikmati game dengan aman.
American Academy of Pediatrics (AAP) menganjurkan anak usia di bawah 5 tahun menghabiskan waktu di depan layar tidak lebih dari 1 jam per hari. Sementara untuk anak usia yang lebih tua hingga remaja, orang tua dianjurkan untuk mendiskusikan bareng anak tentang batasan waktu bermain game yang pantas.
Orang tua bisa memantau informasi-informasi terbaru mengenai cara untuk mengontrol dan mengawasi anak ketika bermain Roblox di laman Families and Caregivers ini. Roblox terus memperbaiki dan memperkuat keamanan dan fitur kontrol orang tua di game-nya.
Setiap permainan yang dimainkan anak, orang tua harus memahami parental controls di dalamnya, tak terkecuali game Roblox. Mommies dan Daddies bisa memulainya dari memastikan apakah anak memasukkan umur yang benar ketika tahap verifikasi usia.
Orang tua juga bisa menonaktifkan fitur chat bila tidak ingin anak terekspos interaksi tidak aman dengan pemain lain. Caranya:
Ketika memantau anak bermain Roblox, Mommies dan Daddies bisa membuat komunikasi terbuka supaya anak tahu mereka bisa dan harus bicara ke orang tua ketika mereka melihat atau mengalami semua hal yang rasanya tidak tepat di dalam game itu.
BACA JUGA: 7 Side Hustle untuk Anak Remaja, Cara Kreatif Nambah Uang Jajan
Bermain Roblox boleh, tetapi Mommies dan Daddies juga jangan lupa untuk selalu mengawasi dan membatasi anak ketika bermain game, ya!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Google Play