Sorry, we couldn't find any article matching ''

Orang Tua Murid, Stop Lakukan 7 Hal Ini!
Sebagai wali dan orang tua murid, kita patut menjaga hubungan baik dengan pihak sekolah. Setidaknya dengan stop melakukan hal ini.
Musim sekolah sudah kembali. Ada yang anaknya melanjutkan jenjang yang baru, ada yang anaknya baru masuk TK, SD, SMP, SMA. Masing-masing anak pasti pengalaman hari pertama di sekolahnya juga berbeda-beda. Yang kita harapkan, mereka akan menikmati masa-masa belajar dan bermainnya sepanjang tahun ajaran berlangsung.
Selain itu, kita juga pasti ingin memiliki hubungan yang baik dan berjalan dua arah dengan pihak sekolah. Sekolah sendiri, tentu sudah menerapkan sistem berikut aturan yang selama ini dijadikan standar dalam keberlangsungan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Jadi, sekarang giliran kita sebagai orang tua yang ikut berpartisipasi dalam sistem tersebut. Salah satunya bisa dengan stop melakukan 7 hal ini.
1. “Menitipkan” anak ke gurunya.
Anak sudah pasti akan dibina dan dibimbing oleh guru selama KBM berlangsung satu tahun ke depan. Namun, orang tua tidak perlu “menitipkan” anak dengan sedikit-sedikit kasih pesan di WA grup, misalnya, “Miss, hari ini Brian lagi nggak mood, titip tolong lihatin, ya, biar mood-nya terjaga.”
2. Mengerjakan tugas anak.
Ini jelas tidak boleh dilakukan. Meski anak masih di usia TK atau kelas 1 SD, peran kita sebagai orang tua bukanlah mengerjakan tugasnya, melainkan cukup mendampingi dan mengarahkannya saat mengerjakan tugas tersebut. Misalnya, memastikan anak membaca soal dan perintah yang tertulis di bukunya dengan benar.
3. Mengirim barang-barang anak yang tertinggal ke sekolah.
Untuk yang satu ini, sebetulnya ada batasan yang perlu kita terapkan untuk lakukan. Misalnya, anak tidak sengaja lupa bawa botol minum atau bekalnya, sementara jam belajar anak berlangsung dari pagi hingga siang. Demi kenyamanan belajar anak, kita bisa menitipkan bekal yang tertinggal ke pihak sekolah. Namun, hal ini sebaiknya tidak diberlakukan ketika anak seharusnya membawa PR Matematika-nya, padahal sudah kelas 5, di mana dia sendiri seharusnya sudah bisa memegang tanggung jawab tersebut.
4. Sering bertanya di WA grup, perihal sesuatu yang infonya sudah jelas.
Informasi yang berhubungan langsung dengan KBM biasanya diinfo di awal oleh pihak sekolah, seperti: Seragam, jadwal pelajaran, maupun jadwal kegiatan lainnya. Tugas orang tua adalah membaca dan menyimak informasi yang disebar via WA group. Jangan tiba-tiba menanyakan hal yang sudah jelas infonya. Kalau sesekali di awal, sih, masih wajar, ya. Namun kalau terlalu sering dilakukan, wajar kalau kita dianggap acuh tak acuh.
5. Terlalu ikut campur jadi panitia event sekolah
Anak-anak di jenjang SMP dan SMA biasanya sudah dilatih mengurus event sekolah sendiri dengan membentuk kepanitiaan. Idealnya, guru (maupun orang tua murid) hadir sebagai pengawas dan pembina. Namun, yang sering terjadi malah orang tua yang berambisi ikut andil. Awalnya mungkin hanya memberi pendapat, tapi ujungnya malah kebablasan mengatur semuanya secara dominan (bahkan ke yang bukan ranahnya).
6. Sering protes, berlandaskan kita ini pihak yang bayar sekolah.
Ya, benar, kita yang bayar sekolah. Kita pun berhak mendapatkan pelayanan yang baik dari sekolah. Namun, meski kita menjuluki diri sebagai “klien” atau “user”. Saat regulasi sekolah terasa mengecewakan, kita tetap perlu menjadikan akhlak sebagai landasan, agar kita jauh dari tindakan arogan, dan tetap bisa menghormati sekolah.
7. Bikin WAG orang tua murid saat anak sudah kuliah
Kalau ini sudah sangat jelas, ya. Usia anak saat masuk perguruan tinggi itu umumnya 17 tahun ke atas. Artinya, mengejar pendidikan sudah sepenuhnya harus menjadi tanggung jawab anak. Sehingga, tidak perlu lagi andil orang tua dalam kegiatan anak, termasuk membuat WA group. Cukup anak saja yang perlu aktif masuk dalam WA group kampusnya.
Jadi, gimana, Mommies? Mana, nih, yang masih sering dilakukan?
Image by Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS