banner-detik
PARENTING & KIDS

Tips Besarkan Anak yang Cepat Bosan

author

RachelKalohan hour ago

Tips Besarkan Anak yang Cepat Bosan

Hidup di jaman yang serba mudah dan instan bikin anak cenderung jadi cepat bosan. Apa yang bisa orang tua lakukan? Simak tipsnya berikut ini.

Mungkin sebagian besar dari kita sering merasa anak sekarang, kok, cepat banget, ya, mengeluh bosan, dibandingkan jaman kita kecil dulu. Padahal, mereka justru hidup di era di mana pilihan makin banyak yang tersedia, mudah pula dijangkau, terutama dalam segi hiburan. Di rumah saja, aktivitas yang bisa dilakukan sangat amat luas: dari baca buku, bisa pilih, buku fisik, atau buku elektronik; nonton TV, mau yang serial atau film, tinggal pilih; bermain gawai, pun yang dipegang hanya satu jenis, pilihan kegiatannya bisa ratusan, bahkan ribuan (oke, jutaan!). Hal ini makin membuat kita penasaran, apakah justru jaman yang menawarkan kemudahan dalam segi hiburan ini memancing rasa bosan pada anak jadi lebih cepat muncul? Tapi, katanya, anak malah bagus dibiarkan bosan? Nah, yuk, mari kita bahas satu per satu. 

Era digital, semua serba mudah dan cepat, kenapa anak justru makin cepat bosan?

Sebuah studi yang dilakukan oleh Katy Y Y Tam dan Michael Inzlicht dari University of Toronto, Canada, dan telah dipublikasi di PubMed Central, National Institutes of Health membahas mengenai fenomena perilaku tersebut. Beberapa kesimpulannya:

  • Konten yang sangat merangsang dan menarik dari media digital dapat merangsang dan meningkatkan ekspektasi seseorang terhadap hiburan, sehingga membuat aktivitas yang sebelumnya menyenangkan jadi terasa membosankan. 
  • Peralihan antar aplikasi, video, atau platform media sosial untuk menghindari kebosanan dapat menciptakan siklus gangguan, yang pada akhirnya meningkatkan perasaan bosan dan tidak puas.
  • Meskipun media digital sering digunakan untuk mengatasi kebosanan, hal ini dapat menciptakan siklus ketergantungan dan strategi yang tidak efektif dalam mengelola kebosanan. Alhasil, lebih cepat resah dan gelisah saat bosan. 

Saat anak bosan, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Kita sudah lihat sendiri betapa media digital memengaruhi tingkat kebosanan manusia (ingat, ya, tidak hanya anak, kita juga bisa mengalaminya, selama kita masih hidup di era digital ini). Menurut Listiyani Wahyuningsih, M.Psi, Psikolog, dalam artikelnya di Klikpsikolog.com, berdasarkan studi yang dilakukan peneliti Teresa Belton, dari School of Education & Lifelong Learning di University of East Anglia, ternyata rasa bosan memiliki manfaat bagi perkembangan anak.

  1. Kebosanan akan mendorong imajinasi dan kreativitas

 Anak akan mencari cara atau aktivitas atas dasar kemauan sendiri, menggali informasi, dan mengembangkan keingintahuannya. 

2. Kebosanan bisa meningkatkan ketangguhan

Setiap orang tua ingin anak bahagia, namun mereka juga perlu diberi kesempatan untuk berhadapan dengan kondisi yang membuat tidak nyaman, supaya anak belajar memikirkan cara yang tepat untuk menghibur diri.

3. Kebosanan akan meningkatkan kemampuan problem solving

Anak yang bosan akan terdorong untuk memutar otaknya dan mencari kegiatan yang bisa dilakukan (berlatih memecahkan masalah secara mandiri).  

4. Kebosanan akan membantu pengembangan interpersonal skill

Perasaan bosan mendorong anak untuk melakukan interaksi dengan anak-anak lain. Interaksi sosial yang dilakukan secara langsung bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi, melakukan kontak mata, membaca social cues, dan mempraktikkan keterampilan sosial dalam lingkungan yang sebenarnya.

5. Kebosanan bisa membangun kepercayaan diri

Kepercayaan diri bisa muncul dari pengalaman berhasil melakukan sesuatu hal. Saat anak merasa bosan dan akhirnya berhasil mengatasi kebosanannya, maka self-esteem-nya pun ikut meningkat. Dari waktu luang yang ada, anak akan terdorong untuk mencoba melakukan hal baru, menguji batasan dan keberaniannya dalam mengambil resiko, yang mana tindakan-tindakan tersebut sangat berperan dalam membangun kepercayaan dirinya.

Dukungan orang tua yang penting saat anak bosan

Seluruh manfaat yang disebut di atas tidak akan bisa anak dapatkan bila kita sendiri sebagai orang tua ikut resah setiap kali anak merasa bosan. Maka, kita perlu ingat lagi beberapa hal berikut ini ketika anak mengeluh bosan:

  • Jangan buru-buru membantu demi ketenangan anak. Saat gawainya habis baterai, jangan segera menyodorkan charger. Biarkan anak dihadapi pilihan untuk mencari kegiatan lain, tanpa kita arahkan.
  • Pastikan kita menjadi fasilitator yang baik. Saat anak akhirnya melepas gawainya, maka kita juga harus siap berikan pilihan, misalnya menyediakan kertas dan alat tulis untuk menggambar, bersedia menemani anak saat ia memilih main bola bersama kita, bersedia menjawab pertanyaan anak yang datang setiap detik ketika ia memilih untuk membaca buku atau menulis, dsb. Hal ini berlaku terutama saat usia anak masih balita. 
  • Makin besar usia anak, maka tawaran maupun ide untuk mencari aktivitas yang menarik pun harus makin kita kurangi. Dengan begitu, kita ikut mendukung anak untuk mencari caranya sendiri dalam mengatasi bosan. Kalau kita terus suguhi, kreativitas dan ketangguhan anak tidak akan terlatih. 

Yang perlu diperhatikan saat anak bosan vs orang tua sibuk

Seringkali, kita berharap anak punya pilihan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan media digital, namun tetap tidak melibatkan diri kita. Memang, intervensi orang tua harus diminimalkan ketika anak sedang bosan. Biarkan anak memilih sendiri kegiatan yang ingin ia lakukan. Namun, ada kalanya kegiatan yang ia pilih memerlukan interaksi dengan kita. Hal ini bisa terasa sulit, saat kita pun sedang sibuk. Misalnya, anak memilih baca buku bareng, tapi kitanya lagi masak. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Anak memang perlu dibiarkan bosan sambil dilatih bersabar. Namun, kita juga perlu memilih kegiatan yang paling tidak merugikan kedua belah pihak. Kita bisa berhenti sejenak dari memasak untuk menemani anak sebentar, ketika ia sudah merasa nyaman untuk melakukannya sendiri, maka kita bisa kembali melanjutkan aktivitas kita.

Baca juga: Cara Efektif Menegur Anak dalam 1 Menit ala dr. Aisah Dahlan, Orangtua Harus Coba

Image by Freepik

Share Article

author

RachelKaloh

Ibu 2 anak yang hari-harinya disibukkan dengan menulis artikel dan content di media digital dan selalu rindu menjalani hobinya, menjahit.


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan