Membuat bisnis bersama pasangan tentu membutuhkan komitmen luar biasa. Untuk memulai dan menjalaninya, ini langkah awal dan tips dari pakarnya.
Mommies punya visi dan misi serupa dengan pasangan? Itu menjadi lampu hijau pertama untuk menjalankan bisnis bareng. Sebagai pasangan, membangun bisnis bersama bisa menjadi peluang yang mengasyikkan. Akan tetapi, tantangan ketika prosesnya tentu tak luput dalam menuju keberhasilan.
Salah satu tantangannya adalah mengelola keuangan. Apakah akan susah apabila Mommies atau pasangan tidak memiliki latar pendidikan ekonomi atau bisnis? Tentu tidak. Semua bisa melakukannya dengan tips dan langkah yang tepat.
Untuk menyusuri topik tersebut, Mommies Daily berkesempatan berbincang secara tertulis dengan pakarnya langsung, yaitu F. D. V. Wulansari, CFP, Financial Trainer–QM Financial. Yuk, simak!
Hal yang paling susah dilakukan terkadang adalah memulai. Idenya sudah ada, tetapi bagaimana cara mengeksekusi semua itu? Hal pertama yang paling mudah dilakukan bisa dengan membaca artikel ini, lho. Berikut hal-hal yang harus dilakukan:
BACA JUGA: 5 Penyebab Masalah Keuangan Bisa Mengganggu Hubungan, Jangan Diremehkan!
Segala sesuatu selalu membutuhkan komitmen, apalagi membuka bisnis bareng suami atau istri. Supaya tidak mencampur urusan personal dan bisnis, Mommies dan pasangan harus punya komitmen yang kuat. Selain itu, pembagian peran yang jelas juga tak kalah penting.
Supaya tidak tercampur dengan keuangan pribadi, diperlukan rekening bank terpisah untuk menyimpan pemasukan dari bisnis yang dijalankan.
Semua bisnis memerlukan modal awal, entah dari keuangan pribadi yang sudah disisihkan atau melalui pinjaman. Berdasarkan penjelasan Financial Trainer Wulansari, sumber modal awal haruslah jelas dari mana dan tercatat. Apabila menggunakan pinjaman, Mommies dan pasangan juga harus mengantisipasi konsekuensi dan mengetahui cara membayarnya dari sisi bisnis.
Sebagai rekan bisnis, jangan lupa untuk menyepakati gaji masing-masing agar kebutuhan keluarga tetap terpenuhi.
Financial Trainer Wulansari menjelaskan, “Siapkan juga dana darurat bisnis yang cukup, setidaknya untuk 3–6 bulan pertama masa operasional.” Dana darurat akan diperlukan untuk hal-hal yang tidak terduga. Untuk itu, Mommies dan pasangan perlu menyisihkan dana darurat sekiranya 3–6 bulan pertama.
Barangkali Mommies sudah pernah mendengar lika-liku menjalankan bisnis bareng pasangan melalui kisah-kisah di media sosial atau bahkan dari keluarga dan teman. Menurut Financial Trainer Wulansari ada beberapa tantangan umum dari sisi finansial yang dihadapi pasutri ketika berbisnis bersama, antara lain:
Keuangan yang tercampur membuat seseorang sulit mengetahui kondisi asli finansial bisnis atau keluarga. Ini bisa terjadi kemungkinan karena bisnisnya masih baru. “Tantangan yang paling sering terjadi adalah pencampuran keuangan pribadi dan bisnis, sehingga sulit mengetahui kondisi finansial bisnis atau keluarga sebenarnya. Konflik bisa sering terjadi karena bisnis baru mungkin belum stabil dan bisa jadi menguras tabungan pribadi,” kata Financial Trainer Wulansari.
Perbedaan toleransi risiko keuangan bisa memicu konflik ketika Mommies atau pasangan berbeda pandangan, misalnya salah satu ingin ekspansi agresif tetapi satu lainnya lebih konservatif dalam menjalani bisnis.
Pembagian keuntungan dan kerugian harus jelas dan terbuka supaya terasa lebih adil dan jujur untuk satu sama lain.
Mommies dan pasangan jangan lupa memperhatikan finansial keluarga disamping mengelola bisnis. Jangan sampai terlalu fokus dengan bisnis membuat kita abai dengan perencanaan dana pendidikan anak, dana pensiun, dan lainnya.
BACA JUGA: Waspada! 10 Ciri Financial Red Flag dari Pasangan, Serta Solusinya
Ketika berbisnis, peran dan tanggung jawab Mommies dan pasangan akan bertambah. Selain sebagai suami dan istri, tetapi juga sebagai rekan bisnis. Tips ini bisa membantu pasangan suami istri di luar sana yang ingin memulai bisnis.
Kepercayaan dan kejujuran membangun pondasi bisnis yang kuat. Menurut Financial Trainer Wulansari, “Komunikasi adalah kunci keberhasilan bisnis bersama pasangan. Hal ini juga mencakup transparansi mengenai keuangan bisnis, semua informasi harus terbuka dan dapat diakses kedua belah pihak untuk membangun kepercayaan.”
Keahlian, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing peran perlu disesuaikan dan disepakati bersama ketika berbisnis.
Financial Trainer Wulansari tak lupa menjelaskan penting untuk menentukan alur pengambilan keputusan dan batasan-batasannya. Misalnya, pengeluaran besar lebih dari nominal tertentu memerlukan persetujuan kedua belah pihak. Di sisi lain, pengeluaran operasional dalam tanggung jawab masing-masing bisa diputuskan sendiri.
Untuk meninjau kinerja bisnis yang telah berjalan, jangan lupa untuk lakukan rapat rutin bersama pasangan. Libatkan pihak ketiga yang kompeten dan dapat dipercaya jika perlu.
Salah satu hal yang perlu diputuskan ketika memulai bisnis adalah tujuan. Mommies dan pasangan ingin mencapai apa ketika membuka bisnis bersama? Financial Trainer Wulansari menyebutkan, “Sepakati tujuan finansial bisnis dan bagaimana hal itu selaras dengan tujuan keuangan keluarga.”
Ketika muncul konflik, jangan buru-buru tarik-ulur urat dan adu emosi. Mommies dan pasangan perlu fokus pada penyelesaian secara konstruktif serta memikirkan solusinya.
Membicarakan bisnis tidak melulu asik, terkadang juga bisa melelahkan batin. Penting untuk menyisihkan waktu untuk keluarga tanpa memasukkan pembicaraan mengenai bisnis demi menjaga keseimbangan.
BACA JUGA: Jangan Salah! Ini Perbedaan Nafkah Istri dan Uang Belanja Menurut Pakar
Nah, itu dia pembahasan mengenai tips menjalankan bisnis bersama pasangan menurut pakarnya langsung. Dengan membaca artikel ini, Mommies dan Daddies sudah selangkah lebih dekat untuk memulai bisnis bareng!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: Mikhail Nilov on Pexels