Sister Hong, pria yang menyamar jadi perempuan dan menipu lebih dari 1.600 lelaki di Cina jadi sorotan dunia. Ini fakta-fakta dan dampak bagi para korban.
Bagaimana rasanya ketika wajah seseorang yang kita kenal ternyata suka “jajan di luar” melalui video yang beredar online? Apalagi kalau itu pasangan sendiri. Itulah yang dialami beberapa orang akibat perbuatan ilegal seorang pria di Nanjing, Cina.
Kasus ini viral di banyak media sosial. Seorang pria menyamar sebagai wanita dan diklaim sudah meniduri 1.600 lebih laki-laki, merekam aktivitas cabulnya secara diam-diam, dan membagikannya lewat platform daring.
Rekaman yang tersebar di media daring tersebut menangkap muka para pelanggan pelaku. Beberapa bahkan mengakui kalau ada seseorang yang mereka kenal. Tidak hanya para lelaki di video itu yang menjadi korban, tetapi juga orang-orang yang mengenali mereka.
Setiap hari, dunia selalu dikejutkan dengan tingkah laku para manusianya. Salah satunya adalah kasus pria cross-dresser di Cina yang tidur dengan ribuan lelaki ini. Yuk, simak fakta-faktanya.
BACA JUGA: Ciri-ciri Predator Seksual, Orang Tua Wajib Kenali agar Bisa Hindari Tindakan Pelecehan Seksual!
Mengutip South China Morning Post (SCMP), pelaku adalah pria berumur 38 tahun bernama Jiao. Media sosial memanggilnya dengan banyak sebutan, antara lain “Nanjing Uncle Red”, “Uncle Red”, “Sister Red”, dan “Sister Hong”. Terungkap bahwa pelaku sudah tidur dengan 1.691 pria dan meraup banyak keuntungan dari video yang ia jual secara online. Meskipun begitu, angka ini diduga terlalu dilebih-lebihkan menurut kepolisian Cina.
Pelaku melakukan cross-dressing. Melansir Cambridge Dictionary, istilah cross-dresser berarti seseorang yang suka mengenakan pakaian lintas gender. Biasanya, sebutan ini tertuju kepada laki-laki yang suka memakai pakaian perempuan. Untuk menipu pelanggannya, pelaku mengenakan rambut palsu, makeup, dan pakaian wanita.
Masih mengutip dari South China Morning Post (SCMP), pelaku ditangkap atas dugaan penyebaran video cabul oleh polisi pada 5 Juli 2025 di Nanjing, Cina. Sampai sekarang, proses penyelidikan masih berlangsung. Menurut hukum di Cina, pelaku bisa dikenakan hukuman sampai 2 tahun di penjara. Tak hanya itu, pelaku juga bisa dijerat hukuman penjara 3 sampai 10 tahun kalau terbukti menyebarkan penyakit menular seksual secara sadar kepada banyak orang.
Meskipun beberapa korban menyadari Jiao atau Sister Hong ini adalah pria, mereka tetap melanjutkan hubungan seksual.
Pelaku tidak meminta uang yang banyak dari korbannya, ia hanya menyuruh mereka membawa hadiah-hadiah kecil, seperti susu, buah, bahkan minyak untuk masak.
Video yang direkam oleh pelaku secara diam-diam tersebar di media online. Beberapa wajah korban bahkan dikenali oleh keluarga atau teman-teman mereka. Ada seorang ibu yang mengakui kalau salah satu korban adalah guru bahasa Inggris di sebuah TK, bahkan seorang wanita mengakui melihat wajah tunangannya.
Perbuatan merekam video cabul secara diam-diam dan menjualnya secara online tentu menimbulkan kerugian yang berlapis-lapis. Mulai dari sosial hingga kesehatan, terutama terkait hubungan sesama jenis. Apa saja dampaknya?
Video-video pelaku kini tersebar di platform online sehingga wajah para korban terekspos. Dari teman bahkan keluarga berpotensi mengenali mereka sehingga bisa merusak imej positif yang telah dibangun.
Disebutkan bahwa ada seorang ibu yang mengenali guru bahasa Inggris di sebuah TK. Ini bisa menyebabkan celaan dari pihak orang tua murid dan mengancam reputasi serta karier seseorang.
Wajah korban yang terekspos bisa menjadi asupan gosip lingkungan sekitarnya, terutama orang-orang yang mengenali mereka. Tidak dipungkiri celaan dan gunjingan yang menyertainya. Hal ini bisa berdampak pada kondisi mental korban.
Melansir detikHealth, banyak korban didiagnosis terkena HIV setelah pertemuan mereka dengan pelaku. Hal ini dilaporkan melalui laman media China Press. Dirangkum dari beberapa sumber, seseorang yang terlibat hubungan intim sesama jenis lebih rentan terkena IMS, seperti HIV/AIDS, sifilis, hepatitis B, gonore, dan sebagainya.
BACA JUGA: Humor Seksis Tidak Lucu, Itu Bentuk Pelecehan Verbal!
Penulis: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo
Cover: South China Morning Post