banner-detik
PARENTING & KIDS

Kemendukbangga Luncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak, Ini Dampaknya bagi Psikologi Anak

author

Katharina Menge2 hours ago

Kemendukbangga Luncurkan Gerakan Ayah Mengantar Anak, Ini Dampaknya bagi Psikologi Anak

Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah di rilis oleh Kemendukbangga. Yuk, cari tahu apa manfaatnya untuk anak di bawah ini!

Rupanya, masih banyak anak-anak di Indonesia yang tumbuh tanpa peran ayah (fatherless). Mereka bukan hanya dari orang tua yang tidak lengkap, tetapi juga bisa datang dari anak yang tumbuh tanpa peran aktif ayah (secara psikologis) dalam hidupnya.

Dikutip dari detikEdu, data UNICEF 2021 memperlihatkan sebanyak 20,9% anak tumbuh tanpa kehadiran ayah. Tidak hanya itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia 2021 juga menunjukkan bahwa hanya 37,17% anak usia 0–5 tahun yang diasuh oleh kedua orang tua.

Menyoroti isu tersebut di Indonesia, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia (Mendukbangga) Wihaji, mengajak para ayah, terutama ASN, untuk mengantar anak pada hari pertama sekolah guna meningkatkan keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak. Kemendukbangga/BKKBN kemudian merilis Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah yang efektif berlaku mulai 14 Juli 2025. Gerakan tersebut dimuat dalam Surat Edaran Kemendukbangga/BKKBN Nomor 7 Tahun 2025.

Berdasarkan salah satu poin dalam SE tersebut, Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah diharapkan mampu menciptakan keterikatan emosional antara ayah dan anak. Hal ini bisa memberikan pengaruh positif pada rasa percaya diri, rasa aman dan nyaman, dan kesiapan anak baik dalam pembelajaran di sekolah atau kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA: Dampak Psikologis Anak Perempuan tanpa Sosok Ayah, dan Cara Mengatasinya

Peran Ayah dalam Pendidkan Anak

Hal-hal kecil dari mengantar anak ke sekolah ternyata bisa jadi menimbulkan efek jangka panjang yang positif, lho. Rutinitas ini bisa menambah poin kehadiran ayah dalam hidup si kecil. Hal itu pun didukung oleh pendapat Psikolog Pendidikan, Kara Handali, dikutip dari Mommies Daily. Dia menyebutkan bahwa kegiatan mengantar jemput anak sekolah bisa membangun koneksi yang baik antara orang tua dengan anaknya, sehingga hubungan mereja juga jadi semakin dekat. Dari rutinitas kecil seperti itu anak bisa merasakan kehadiran ayahnya.

Menurut studi yang dimuat dalam Jurnal Pengabdian Multidisiplin (2024), ayah yang terlibat aktif dalam kegiatan sekolah dan pendidikan anak sangat membantu meningkatkan perkembangan sosial, emosional, dan prestasi akademik anak.

Beberapa cara bisa dilakukan ayah untuk hadir dalam pendidikan anak, seperti membantu mengerjakan pekerjaan rumah (PR), memberikan bimbingan akademik, dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Kehadiran dan keterlibatan ayah dalam pendidikan anak juga cenderung mendukung motivasi belajar, kepercayaan diri, serta keterampilan sosial anak.

Peran ayah memiliki kemampuan untuk menunjukkan bahwa disiplin dan pendidikan itu penting. Hal ini bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi anak untuk mencapai tujuan.

Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak

Foto: Freepik

Tidak hanya itu, keterlibatan dan peran aktif ayah dalam tumbuh kembang anak secara luas juga dijelaskan dalam buku Engaged Fatherhood for Men, Families and Gender Equality (2022).

Pada bab “The Role of Fathers in Child and Family Health”, peran aktif ayah turut memberikan dampak yang positif dan unik pada tumbuh kembang anak dalam setiap jenjang kehidupan, mulai dari janin, bayi, masa anak-anak, hingga masa remaja.

Dari sejak masa kehamilan, seorang ayah yang sudah berperan aktif mendampingi pasangan dan calon bayinya diprediksi kuat akan terlibat secara aktif dalam perkembangan anak seterusnya. Kemudian, aksi kecil seperti memandikan dan mengganti baju sang buah hati juga terbukti meningkatkan koneksi antara ayah dan anak. Mulai dari interaksi kecil hingga intens dari ayah dapat mendorong eksplorasi dan kepercayaan diri mereka dalam tumbuh kembangnya.

Peran aktif ayah sejak anak masih bayi turut memberikan dampak yang signifikan sampai mereka di masa kanak-kanak. Menurut studi, anak-anak akan cenderung memiliki kesehatan mental yang baik bila sang ayah terlibat aktif dalam bermain dan berkomunikasi sejak mereka bayi.

Tidak hanya itu, koneksi yang positif antara ayah dan anak juga diduga menurunkan risiko perilaku buruk pada anak remaja laki-laki juga sedikit masalah psikologi pada anak remaja perempuan. Keterlibatan ayah banyak memberikan pengaruh pada kemandirian, perkembangan kognitif, dan keterampilan sosial pada kehidupan anak.

Pada akhirnya, ayah yang terlibat aktif dalam hidup anak tidak hanya memberikan dampak positif pada si kecil, tetapi juga pasangan dan diri sendiri.

BACA JUGA: Peran Ayah dalam Membentuk Anak Hebat: Secara Emosional, Sosial, dan Rohani

Ditulis oleh: Retno Raminne Nurhaliza Pitoyo

Cover: Pexels

Share Article

author

Katharina Menge

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan