Bidan adalah profesi yang mulia, dan peluang kerja bidan di Indonesia tergolong tinggi. Bagaimana kesejahteraan profesi bidan?
Di antara banyaknya ragam profesi di era modern ini, profesi bidan bisa dibilang salah satu profesi yang kurang dilirik di Indonesia. Padahal, kebutuhan akan bidan di negara kita masih tinggi.
Menurut data yang dilansir dari situs Sehat Negeriku milik Kementerian Kesehatan, per Mei 2024 lalu, kebutuhan tenaga bidan secara nasional yaitu mencapai 558.005. Sementara tenaga bidan yang tersedia baru ada 257.391. Ada kesenjangan yang tinggi antar kebutuhan dan ketersediaan bidan di Indonesia.
Bukankah ini artinya peluang kerja bidan di Indonesia tinggi?
Pertanyaannya, mengapa profesi ini kurang diminati?
Peluang kerja bidan di Indonesia sangat tinggi. Layaknya profesi lain, peluang kerja bidan juga sangat beragam. Seorang bidan dapat bekerja di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta, dan bisa juga membuka praktik mandiri.
Sayangnya, dilansir dari berbagai sumber, profesi bidan kurang diminati di Indonesia lantaran beberapa faktor.
Jujur saja, orang tua di zaman modern rasanya jarang yang mengarahkan anak-anak untuk menjadi bidan, karena dianggap kurang bergengsi. Kalau bisa, jadi dokter saja sekalian. Lebih bergengsi, begitu bukan?
Profesi bidan masih belum mendapat pengakuan yang layak di masyarakat dan pemerintah. Ada anggapan di masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan lebih baik ditangani oleh dokter kandungan, bukan bidan. Belum lagi, banyaknya persalinan metode sectio caesaria membuat peran bidan berkurang.
Dari segi kesejahteraan finansial, profesi bidan juga dianggap kurang menghasilkan. Upahnya masih tergolong rendah. Beberapa bidan di desa tertinggal bahkan masih ada yang berpenghasilan di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Sementara kalau jadi content creator, sekali dapat job endorsement, bisa mencapai berkali-kali lipat dari gaji bulanan bidan.
Pekerjaan bidan kurang mendapat apresiasi, baik secara finansial mapun non finansial. Padahal, tanggung jawab, beban dan risiko pekerjaan mereka tinggi. Mereka pun wajib menempuh pendidikan tinggi untuk dapat menjadi bidan, minimal D3.
Seringkali, bidan juga tidak diperlengkapi dengan fasilitas yang memadai, terutama di wilayah terpencil. Bukan sekadar fasilitas kesehatan saja, namun akses ke berbagai pelatihan yang memadai yang bisa membuat para bidan upgrade skill buat naik level, juga masih terbatas.
Profesi bidan juga terbatas dalam jenjang karir. Sulitnya akses bagi bidan yang telah bekerja untuk memperoleh pendidikan lanjutan yang diperlukan untuk naik jenjang karir, juga menjadi isu.
Pendidikan kebidanan tersedia di dalam lima jenjang yaitu D3 Kebidanan (Amd.Keb), D4 Kebidanan (S.S.T), S1 Kebidanan (S.Keb), Pendidikan Profesi Bidan (Bd), dan S2 Kebidanan. Bidan yang telah menyelesaikan S2 Kebidanan berpeluang untuk melanjutkan karir sebagai tenaga pendidik, peneliti, manajer, konsultan dan pemimpin institusi di bidang kebidanan.
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan profesional yang terlatih dan memiliki kualifikasi untuk memberikan pelayanan dan asuhan kebidanan secara menyeluruh, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, perawatan pasca persalinan, kesehatan reproduksi perempuan hingga keluarga berencana.
Profesi bidan di Indonesia diatur di dalam undang-undang dan peraturan, dan dilindungi secara hukum.
Di Indonesia, berdasarkan jenjang pendidikan profesi bidan terbagi menjadi dua, yaitu:
Berdasarkan status pekerjaan, bidan terbagi menjadi bidan PNS dan non PNS.
Bidan memiliki peran yang penting dalam berkontribusi untuk mengupayakan kesehatan dan kesejahteraan ibu dan keluarga selama masa kehamilan dan pasca persalinan. Mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang luas, mencakup:
Baca juga: 20 Rekomendasi Bidan di Jawa Barat, Biaya Mulai dari Rp800 Ribu!
Gaji bidan PNS ditentukan berdasarkan golongannya, dengan kisaran seperti berikut:
Selain gaji pokok, bidan PNS mendapatkan tunjangan fungsional, TPP, insentif lainnya yang besarnya bervariasi. Sehingga, total pendapatan dalam satu bulan bisa berkisar antara Rp2.500.000 hingga Rp5.000.000. Gaji bidan PNS dipengaruhi oleh status kepegawaian apakah honorer atau pegawai, lokasi kerja apakah di kota besar atau desa terpencil, pendidikan, pengalaman, tempat kerja (jenis fasilitas kesehatannya apakah puskesmas atau rumah sakit).
Sementara itu, gaji bidan non PNS atau bidan yang bekerja di rumah sakit swasta mengikuti standar Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di masing-masing daerah. Pendapatan bidan non-PNS berkisar antara Rp4.000.000 hingga Rp7.000.000 juta per bulan. Ini tergantung pada lokasi dan standar UMR setempat. Selain itu, faktor lain seperti pengalaman kerja, pendidikan, keterampilan dan tempat kerja juga memengaruhi gaji bidan. Contoh, bidan yang bekerja di rumah sakit swasta elit tipe A bisa mendapat gaji hingga Rp9.000.000.
Baca juga: 7 Rekomendasi Bidan di Jabodetabek dan Biaya Melahirkan 2025
Melansir Tribunnews Makasar, Jusrawati,S.ST.,M.Keb, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Sari menyatakan bahwa ada ketimpangan yang kontras antara profesi bidan di Indonesia dengan negara lain.
Beliau menyatakan bahwa di Belanda, Australia, dan Jepang, bidan ditempatkan sejajar dengan tenaga medis lainnya, dengan gaji yang kompetitif, perlindungan hukum yang kuat, dan memiliki jenjang karier yang jelas. Bahkan, di beberapa negara maju, keputusan klinis bidan diakui setara dengan dokter dalam konteks kelahiran normal.
Hal ini mencerminkan bahwa profesi bidan di luar negeri mendapat pengakuan dan penghormatan atas tugas, tanggung jawab dan kontribusinya dalam mengupayakan kesejahteraan perempuan dan keluarga demi generasi masa depan.
Di Amerika Serikat, bidan dibagi menjadi empat kategori yaitu bidan bersertifikat (certified midwives/CM), bidan profesional bersertifikat (certified professional midwives/CPM), bidan perawat bersertifikat (certified nurse-midwives/CNM) dan bidan tradisional.
Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, rata-rata pendapatan per tahun profesi bidan perawat (nurse midwives) pada Mei 2024 yaitu USD128,790 atau sekitar Rp2.125.035.000 per tahun, atau sekitar Rp177 juta per bulan.
Gaji bidan di AS dipengaruhi berbagai faktor seperti lokasi atau negara bagian, tingkat pendidikan, pengalaman, status sertifikasi, dan biaya hidup.
Melansir situs Economic Research Institute, kisaran gaji bidan di negara lain yaitu:
Besaran gaji bidan per tahun di Indonesia jelas kalah telak jika dibanding negara-negara tersebut.
Semoga kesejahteraan, pengakuan dan peluang kerja bidan di Indonesia lebih diperhatikan, sehingga profesi mulia ini semakin diminati oleh generasi penerus bangsa. Seperti kata Plato: “The greatest privilege of a human life is to become a midwife to the awakening of the Soul in another person.”