Job Fair Gaduh di Bekasi, Bagaimana Mengatasi Pengangguran di Indonesia?

#MommiesWorkingIt

Dhevita Wulandari・3 days ago

detail-thumb

Job fair bisa menjadi ajang para pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan impiannya. Pelaksanaannya harus bisa lebih terarah untuk mengurangi pengangguran.

Mencari kerja di Indonesia semakin hari terasa semakin sulit. Di masa ekonomi saat ini, di mana PHK (pemutusan hubungan kerja) terjadi dalam skala dan angka yang cukup tinggi. Bahkan baru-baru ini salah satu perusahaan e-commerce ternama memangkas lebih dari 2 ribu karyawannya.

Para pencari kerja bukan hanya perang mengirimkan CV, tapi juga mendatangi pameran kerja atau yang sering dikenal sebagai job fair dalam upaya mendapatkan pekerjaan yang sudah lama diimpikan. Namun, apa daya, ajang pencarian pekerjaan di job fair malah berujung gaduh seperti yang terjadi di Kabupaten Bekasi, di daerah Cikarang, Jawa Barat, pada Selasa 27 Mei 2025 lalu.

Job fair bertajuk “Bekasi Pasti Kerja Expo” ini membludak hingga lebih dari 25 ribu pelamar kerja yang melebihi kapasitas lokasi. Padahal, kuota pelamar kerja hanya untuk 2 ribu orang. Aksi saling dorong, desak-desakan, dan adu fisik antar pengunjung yang tidak sabar pun tidak terhindarkan. Bahkan diinfokan ada pengunjung yang pingsan.

Mirisnya, job fair disebut hanya sebagai formalitas dan perusahaa tidak benar-benar merekrut pekerja. Hal ini diperjelas dengan pernyataan Media Wahyudi Askar, Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios), “Memang selama ini, untuk job fair yang diadain pemerintah daerah, juga banyak perusahaan yang ‘dipaksa’ untuk ikut. Akhirnya perusahaan itu terpaksa ikut saja dan tidak pernah benar-benar merekrut. Ini banyak terjadi di kawasan-kawasan industri”, dikutip dari Instagram @detikcom.

Melansir dari detiknews, Gubernur Jakarta, Pramono Agung merespon dan menyampaikan akan secara serius menangani urusan job fair di Jakarta agar tidak membeludak dan gaduh seperti di Bekasi, salah satunya dengan tidak mempublikasikan dalam bentuk yang terlalu besar karena ingin orang yang datang betul-betul sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.

Menaker Yassierli mengatakan, Kemnaker akan mengkaji apa yang terjadi. Pihaknya juga akan meningkatkan koordinasi dengan dinas ketenagakerjaan daerah untuk menyelenggarakan job fair. 

BACA JUGA: Mau Bisnis Sampingan? Ini 10 Ide Jenis Makanan yang Dijamin Laku Dijual Online!

Pengangguran dan Masalah Pekerjaan di Indonesia 2025

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia di Februari 2025, tingkat pengangguran ada di angka 7,28 juta orang, naik 80 ribu dari 2024.

Mengutip dari Instagram @conversationidn, job fair hanya salah satu masalah dalam dunia kerja di Indonesia. Masih ada masalah lainnya, seperti:

  • 17,32% anak muda usia 17-24 tahun menganggur.
  • Banyak lulusan SMK dan perempuan yang tidak bekerja.
  • Pendidikan tinggi tidak menjamin mendapat pekerjaan yang layak.
  • Career mismatch semakin meluas.
  • Ekonomi gig semakin banyak tapi minim perlindungan.

Foto: rawpixel.com on Freepik

Cara Mengatasi Pengangguran di Indonesia

Untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia, bukan hanya dibutuhkan usaha dan kerja keras dari pemerintah semata, tapi juga dari berbagai lapisan masyarakat. Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini berbagai cara dan strategi dalam upaya mengurangi angka pengangguran dan memberikan pekerjaan yang lebih sesuai dengan keahlian para calon pekerja yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan

Pemerintah dapat menyelaraskan kurikulum khususnya pada SMK dan Politeknik dengan kebutuhan industri terkiniNamun untuk bisa mencapai tujuan tersebut, kualitas pengajar dan fasilitas praktik juga harus ditingkatkan.

2. Melakukan pelatihan berfokus pada keahlian

Pelatihan pun menjadi proses yang penting sebelum para pelajar dan mahasiswa benar-benar masuk ke dalam dunia kerja. Program pelatihan bisa berfokus pada peningktakan keahlian (upskilling) dan alih keahlian (reskilling).

3. Kurikulum yang adaptif dengan kebutuhan pasar kerja

Kurikulum dalam perguruan tinggi bisa lebih adaptif dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan pasar kerja. Tidak lupa, soft skills seperti kemampuan komunikasi, kerjasama tim hingga pemecahan masalah juga bisa dimasukkan ke dalam kurikulum agar mahasiswa mampu memahami situasi nyata dalam dunia kerja nantinya

4. Pengembangan Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Memberikan kemudahan akses permodalan, pendampingan, dan pelatihan bagi UMKM. Membantu UMKM dalam memasarkan produknya, termasuk melalui platform digital.

5. Menyelenggarakan Job Fair yang Terarah

Mengadakan job fair secara berkala dengan segmentasi yang jelas. Pastikan juga perusahaan dan lowongan yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, platform digital yang mudah diakses antara pencari kerja dan penyedia kerja juga bisa dikembangkan.

6. Menyediakan layanan konseling karir

Layanan konseling karir dapat disediakan di sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan untuk membantu mengenali potensi dan merencanakan karir di masa depan. Selain konseling, membantu pembuatan CV hingga persiapan wawancara juga dapat dilakukan.

BACA JUGA: Lelah Lamaran Pekerjaan Ditolak Terus? Ini 6 Cara Ampuh Raih Pekerjaan Impian

Tentunya, masih banyak lagi cara yang dapat dilakukan secara kompleks dari pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Mengurangi pengangguran dan memastikan kesesuaian antara pekerjaan dan keahlian adalah tantangan multidimensional yang memerlukan pendekatan holistik dan berkelanjutan.

Pemerintah perlu mengkombinasikan berbagai strategi, mulai dari pembenahan sistem pendidikan dan pelatihan, penciptaan lapangan kerja, hingga fasilitasi pertemuan antara pencari kerja dan pemberi kerja. Evaluasi berkala dan adaptasi terhadap perubahan kondisi ekonomi dan pasar kerja juga menjadi kunci keberhasilan.

Pentingnya perencanaan yang matang dan manajemen risiko untuk pengadaaan acara job fair juga penting dilakukan. Misalnya pendaftaran hingga jadwal kedatangan bisa dilakukan dengan sistem online untuk mengontrol jumlah pengunjung yang akan masuk ke lokasi acara, dan lain-lain. Sebab, job fair dapat menjadi sarana untuk membantu para pencari pekerjaan. Semoga job fair di Indonesia ke depannya semakin membaik dengan sistem yang rapi, nyaman dan aman.

Cover: Freepik