banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

12 Tips Ampuh Melaporkan Rekan Kerja yang Tidak Kompeten secara Profesional

author

Mommies Daily2 days ago

12 Tips Ampuh Melaporkan Rekan Kerja yang Tidak Kompeten secara Profesional

Mommies lelah menghadapi rekan kerja yang tidak kompeten? Coba lakukan cara melaporkan berikut tanpa menimbulkan konflik.

Bekerja dalam tim tentu membutuhkan kerja sama dan kontribusi yang seimbang dari setiap anggota. Namun, bagaimana jika ada rekan kerja yang terus-menerus membuat kesalahan, tidak menyelesaikan tugas dengan baik, atau justru menjadi beban bagi tim? Ketidakmampuan satu orang bisa berdampak besar pada produktivitas, reputasi, bahkan kesehatan mental rekan kerja lainnya.

Dalam situasi seperti ini, melaporkan rekan kerja yang tidak kompeten bukan berarti “mencari masalah”, tetapi justru bentuk tanggung jawab profesional. Meski begitu, melaporkan rekan kerja bukan hal yang mudah. Salah langkah bisa menimbulkan konflik, menurunkan kepercayaan antar tim, bahkan berbalik menyerang reputasi Mommies sendiri.

BACA JUGA: Apakah Karier Kamu Lagi Stagnan atau Mandek? Kenali 7 Tandanya!

Tips Melaporkan Rekan Kerja yang Tidak Kompeten

Oleh karena itu, penting untuk tahu cara yang tepat dan etis saat menghadapi situasi seperti ini. Berikut beberapa tips yang dapat Mommies ikuti saat melaporkan rekan kerja yang tidak kompeten, antara lain.

1. Bersikap Sopan

Saat menyampaikan laporan, gunakan bahasa yang santun dan tidak menyerang. Tujuannya adalah menyampaikan kekhawatiran secara profesional, bukan untuk mempermalukan orang lain. Sikap sopan juga menunjukkan bahwa Mommies menghormati proses dan ingin mencari solusi, bukan menciptakan konflik.

2. Tidak Menjelek-jelekkan

Hindari menggunakan kata-kata yang sifatnya personal seperti “bodoh” atau “tidak berguna”. Fokuslah pada tindakan atau kinerja yang bermasalah, bukan karakter pribadi rekan kerja. Menjelek-jelekkan hanya akan membuat laporan terkesan subjektif dan bisa membuat Mommies terlihat tidak dewasa.

3. Fokus pada Fakta

rekan kerja

Foto: Freepik

Sampaikan kejadian atau insiden yang konkret, kapan hal itu terjadi, serta dampaknya terhadap pekerjaan atau tim. Fakta yang jelas dan terukur lebih mudah dipertanggungjawabkan dibandingkan keluhan yang sifatnya asumsi atau perasaan pribadi. Hal ini juga bisa membantu atasan atau HRD dalam menilai situasi secara objektif.

4. Bersikap Sabar

Proses penanganan laporan bisa memakan waktu karena perusahaan perlu menyelidiki dan memastikan kebenarannya. Selama menunggu, tetap lakukan pekerjaan Mommies dengan baik dan hindari untuk menyebarkan cerita ataupun gosip seputar laporan tersebut. Kesabaran adalah kunci agar situasi tetap kondusif.

5. Tidak Terbawa Emosi

Saat frustrasi karena rekan kerja tidak kompeten, mudah sekali terbawa emosi. Namun, penting untuk menahan diri dan tidak menunjukkan kemarahan atau ketidaksabaran secara terbuka. Melaporkan dengan emosi yang meledak-ledak bisa membuat pihak lain menganggap Mommies tidak profesional dan bersikap berlebihan.

6. Bersikap Profesional

Foto: Freepik

Jaga perilaku dan komunikasi tetap profesional selama proses pelaporan, baik kepada rekan yang bersangkutan, atasan, maupun HRD. Hindari memperkeruh suasana atau menyebarkan konflik ke rekan kerja lain. Tindakan profesional menunjukkan bahwa Mommies benar-benar peduli terhadap kebaikan tim dan perusahaan.

7. Melakukan Tindakan Lanjut

Jika laporan awal belum membuahkan hasil, Mommies bisa melakukan follow-up dengan atasan atau HRD secara berkala. Namun, pastikan follow up dilakukan dengan tenang dan sopan, bukan dalam bentuk tekanan atau ancaman. Tindakan lanjut ini menunjukkan bahwa Mommies serius dan konsisten dengan kekhawatiran yang disampaikan.

8. Jangan Khawatir jika Tidak Didengar Atasan

Terkadang, atasan mungkin tidak langsung merespons laporan. Jika ini terjadi, jangan langsung berkecil hati. Mommies tetap bisa mencatat perkembangan situasi dan menyampaikannya kembali dengan data tambahan. Bila perlu, cari jalur komunikasi lain yang lebih efektif, seperti berbicara langsung pada HRD.

9. Mengajak Rekan Kerja Lain

Foto: Freepik

Jika ada rekan kerja lain yang juga merasakan dampak dari ketidakkompetenan orang yang sama, ajak mereka untuk ikut menyampaikan laporan. Bukan untuk menggiring opini, melainkan agar laporan lebih kuat karena datang dari banyak pihak yang berbeda.

10. Menyimpan Semua Bukti

Catat semua kejadian penting, simpan email, pesan, atau dokumen yang berkaitan dengan kesalahan rekan kerja tersebut. Bukti ini penting untuk memperkuat laporan dan membuktikan bahwa masalah yang terjadi bukan sekadar persepsi pribadi. Simpan bukti dengan aman dan hanya bagikan pada pihak yang berwenang.

11. Komunikasikan pada HRD

Jika atasan tidak menindaklanjuti, HRD bisa menjadi saluran pelaporan selanjutnya. HRD biasanya memiliki prosedur resmi untuk menangani kasus seperti ini. Sampaikan laporan dengan tenang, lengkap dengan bukti, dan siap menerima segala masukan atau pertimbangan dari pihak HRD.

12. Pertimbangkan untuk Mengundurkan Diri

rekan kerja

Foto: Freepik

Jika semua cara sudah ditempuh dan tidak ada perubahan, serta kondisi kerja semakin berdampak buruk pada kesehatan mental dan performa Mommies, tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk pindah ke lingkungan kerja yang lebih sehat. Terkadang, menjaga diri sendiri juga merupakan bentuk tanggung jawab profesional.

Melaporkan rekan kerja yang tidak kompeten memang bukan langkah mudah, tetapi bisa menjadi bentuk kepedulian terhadap kualitas kerja tim. Dengan cara yang tepat, Mommies bisa tetap menjaga integritas tanpa mengorbankan profesionalisme dan kesehatan mental.

BACA JUGA: 6 Rekomendasi AI untuk Memudahkan Pekerjaan, Sudah Pakai yang Mana?

Ditulis oleh: Nariko Cristabel

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan