Sorry, we couldn't find any article matching ''

Dua Faktor Penting yang Membentuk Karakter Anak di Masa Depan Menurut Psikolog, Apa Saja?
Jika ingin membentuk karakter anak yang mulia saat dewasa kelak, pastikan mommies memahami faktor-faktor pembentuknya seperti berikut.
Pembentukan karakter merupakan fondasi penting bagi perkembangan diri seorang anak di masa depan. Bagaimana ia diasuh sejak lahir melalui pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya, akan memengaruhi pembentukan karakternya kelak.
Di tengah gempuran era modern seperti sekarang ini, anak-anak membutuhkan karakter yang tak hanya cerdas dan kuat, namun juga resilien dan empatik. Belajar akademis, berbagai keahlian baik hard skills maupun soft skills, eksplorasi banyak hal tentu penting bagi perkembangan anak. Namun, pendidikan moral juga merupakan komponen yang tak kalah penting untuk membentuk karakter anak di masa depan.
Tentu kita nggak ingin anak tumbuh cerdas tapi nggak punya empati; atau pintar tapi manipulatif; atau punya banyak ide tapi cepat menyerah; atau sukses secara materi tapi nggak sukses meregulasi emosi ketika dewasa.
Itulah mengapa sebagai orang tua, kita perlu mengenali faktor penting yang bisa membentuk karakter anak di masa depan, supaya kita bisa menerapkan pola asuh yang membentuk anak memiliki karakter mulia kelak.
Dua Faktor Penting yang Membentuk Karakter Anak di Masa Depan
Menurut Psikolog Anak dan Remaja, Alia Mufida, M.Psi, Psikolog yang berpraktik di Mentari Anakku, “Sesungguhnya inti dari pembentuk karakter anak kembali lagi ke nature dan nurture.
Nature artinya sesuatu yang sudah dibawa oleh setiap anak sejak lahir, pemberian dari Tuhan, yang merupakan hasil kombinasi genetik bawaan dari orang tua, kakek, nenek, dan lain sebagainya. Misalnya temperamen. Ada anak yang slow to warm up, ada difficult, ada easy, itu awalnya nature atau sifat bawaan anak, tapi nantinya bisa berkembang menjadi karakter.”
Lebih lanjut, psikolog yang akrab disapa Fida melanjutkan bahwa, nature atau apapun yang sudah dibawa oleh anak sejak lahir, akan berinteraksi dengan sekelilingnya. Itulah yang disebut dengan nurture.
Baca juga: Peran Ayah dalam Membentuk Anak Hebat: Secara Emosional, Sosial, dan Rohani
Interaksi Antara Nature dan Nurture Akan Membentuk Kepribadian Anak
Foto: Image by freepik
Dalam proses anak berkembang, selain sudah memiliki bawaan tadi, nurture atau pola asuh memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk diri anak. “Interaksi antara nature dan nurture inilah yang nantinya akan membentuk kepribadian seseorang,” papar Fida.
Beberapa hal di dalam nature yang turut membentuk kepribadian anak utamanya adalah pola asuh dari keluarga terdekat, yaitu orang tua. Keluarga besar yang dekat dengan anak seperti kakek-nenek, om-tante, sepupu-sepupu juga bisa memengaruhi pertumbuhan karakter anak.
Contoh pola asuh dari orang tua termasuk mendidik dan mengajarkan anak untuk memiliki kemampuan adaptasi yang baik, bangkit dari kegagalan, mengatasi permasalahan dan menghadapi tantangan.
“Kedua, lingkungan sosial. Seiring anak bertumbuh besar, dia akan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di mana ia berada. Seperti tetangga, sekolah, tempat les, dan lain sebagainya, yang juga bisa memengaruhi perkembangan karakternya,” lanjut Fida.
Ketiga, pengalaman hidup. Fida menjelaskan bahwa pengalaman hidup anak berkaitan erat dengan interaksi anak dengan lingkungan, dan ini turut berkontribusi dalam membentuk karakter anak. Misalnya, anak mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas sekolah, apakah dia akan berhasil menyelesaikannya atau tidak.
Contoh lain lagi, anak justru hidup dalam lingkungan yang serba baik-baik saja atau serba mudah, sehingga anak tidak belajar menghadapi kesulitan. Ini tentu akan turut memengaruhi perkembangan resiliensi anak.
“Atau, kebetulan anak tumbuh di dalam keluarga yang tidak ideal, misalnya orang tua bercerai, atau ayah atau ibunya meninggal. Ini juga akan memengaruhi karakternya sebagai manusia, dan bagaimana ia mampu menyikapinya, juga sangat terkait dengan nature-nya itu tadi,” papar Fida.
“Jadi, pengalaman hidup yang kurang lebih sama, tapi dengan nature yang berbeda, itu bisa memunculkan karakter yang berbeda. Sekali lagi, karakter itu terbentuk atas interaksi dari kedua hal (nature dan nurture) tersebut,” Jelas Fida.
Bilamana Anak Tumbuh di Lingkungan yang Tidak Baik
Lingkungan sosial seperti teman sekolah, teman di rumah, dan lainnya, sebetulnya memiliki peran yang baik bagi perkembangan karakter anak. Lingkungan sosial bisa turut membantu mendewasakan anak sekaligus keluarga.
Apabila anak tumbuh di lingkungan yang sulit, atau memiliki nila keluarga yang berbeda dengan lingkungan, namun sebetulnya itu bisa membantu anak jadi lebih bertanggung jawab, belajar menerima perbedaan, semakin tangguh dan dewasa; itu sebetulnya tantangan orang tua dan anak yang jalan keluarnya belum tentu harus keluar dari lingkungan tersebut.
“Namun, apabila lingkungannya dirasa sangat memengaruhi perkembangan karakter anak, yang berpotensi membawa dampak negatif hingga merusak anak, maka keluar dari lingkungan tersebut bisa menjadi opsi yang paling bijaksana,” kata Fida.
“Kembali lagi, di sinilah peran orang tua untuk menjaga, membatasi dan menguatkan karakter anak termasuk dalam hal sosial emosionalnya, koneksinya dengan orang tua, dan mampu melihat nature anak: apakah anak termasuk yang mudah terpengaruh dari lingkungan sosial atau tidak. Ini penting agar orang tua bisa mengambil keputusan paling bijaksana atas tantangan yang dihadapi, demi pertumbuhan karakter anak yang positif,” tutup Fida.
Baca juga: 6 Cara Mendidik Anak Perempuan agar Tak Punya Mental Ani-Ani di Masa Depan
Cover: Image by jcomp on Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS