Viral, Remaja Bekasi Kritik Dedi Mulyadi Soal Wisuda Sekolah

Education

Dhevita Wulandari・4 hours ago

detail-thumb

Merasa perpisahan sekolah penting untuk kenang-kenangan, remaja Bekasi debat dengan Dedi Mulyadi. Ini ide perpisahan yang seru tanpa budget berlebih!

Sebuah video viral memperlihatkan seorang remaja perempuan asal Kabupaten Bekasi bernama Aura Cinta yang berani melayangkan kritik langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam video tersebut, Aura yang baru saja kehilangan rumah akibat penggusuran bantaran kali, menyuarakan kekecewaannya terhadap kebijakan larangan kegiatan wisuda di sekolah dan program penggusuran rumah untuk penanganan banjir.

Ungkapan emosional Aura yang mengaku berasal dari keluarga tidak mampu, tetapi tetap berharap ada momen perpisahan sekolah pun langsung mencuri perhatian publik dan ramai diperbincangkan di media sosial. Menanggapi kritik tersebut, Dedi Mulyadi mengundang Aura dan warga terdampak lainnya untuk berdiskusi dalam sebuah pertemuan yang kemudian diunggah di kanal YouTube resminya.

Dedi Mulyadi Mengundang Remaja dan Warga untuk Berdiskusi

Dalam pertemuan, Aura dengan lugas menjelaskan alasannya menolak kebijakan penghapusan wisuda di sekolah. Menurutnya, kegiatan perpisahan adalah bagian penting dari perjalanan masa sekolah, menjadi momen terakhir untuk berkumpul dan berinteraksi dengan teman-teman sebelum masing-masing melanjutkan ke jalur kehidupan yang berbeda. 

“Enggak juga sih Pak. Saya merasa sudah lulus, kalau engga ada perpisahan, kita tuh ngga bisa kumpul bareng atau ngerasain interaksi terakhir bersama teman-teman,” ungkap Aura dalam postingan Instagram @dedimulyadi71.

Menanggapi pernyataan itu, Dedi Mulyadi berargumen bahwa kenangan sejati justru terbangun selama proses belajar, bukan hanya pada momen perpisahan. Ia menyoroti tradisi wisuda di Indonesia yang dinilainya berlebihan, mulai dari TK hingga SMA, yang menurutnya justru membebani ekonomi orang tua siswa. 

Ia menekankan bahwa seharusnya wisuda hanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi. Meskipun begitu, Dedi tetap memberikan ruang solusi, menyarankan agar acara perpisahan tetap bisa dilaksanakan secara mandiri oleh siswa dan orang tua tanpa melibatkan pihak sekolah secara resmi.

“Ya sudah perpisahan sendiri saja. Enggak usah bawa sekolah. Kumpul-kumpul bersama teman-teman, bikin perpisahan sok saja, tetapi jangan melibatkan sekolah,” jelas Dedi. 

BACA JUGA: 10 Pelajaran Berharga Serial Adolescence, Ungkap Realitas Kelam Remaja Masa Kini

Alasan Dedi Mulyadi Melakukan Penggusuran

Selain membahas soal wisuda, perdebatan juga mengarah pada kebijakan penggusuran rumah di bantaran kali yang membuat Aura kehilangan tempat tinggal. Aura sempat menyinggung soal dampak sosial yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut.

Menjawab itu, Dedi menegaskan bahwa langkah penggusuran bukan tanpa alasan. Menurutnya, rumah-rumah yang berdiri di sepanjang bantaran sungai jelas melanggar aturan dan menjadi salah satu faktor penyebab banjir tahunan yang merugikan ribuan warga.

Aturan Resmi Kemendikbudristek soal Wisuda di Sekolah

Perdebatan soal wisuda yang melibatkan Dedi Mulyadi dan Aura Cinta ternyata juga sejalan dengan kebijakan dari pemerintah pusat. Melalui akun media sosial resmi mereka @kemdikbud.ri,  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan bahwa kegiatan wisuda di sekolah tidak bersifat wajib dan tidak boleh membebani orang tua atau wali murid.

Ketentuan ini tertuang dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Nomor 14 Tahun 2023 tentang Kegiatan Wisuda pada satuan pendidikan PAUD, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah. Dalam surat edaran tersebut, terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan oleh seluruh satuan pendidikan, meliputi. 

  1. Memastikan satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar, dan satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah di wilayah kerja Saudara tidak menjadikan kegiatan wisuda sebagai kegiatan yang bersifat wajib dan pelaksanaan kegiatan wisuda tidak boleh membebani orang tua/wali peserta didik.
  2. Memastikan bahwa kegiatan pada satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar, dan satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah di wilayah kerja Saudara melibatkan komite sekolah dan orang tua/wali peserta didik sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah.
  3. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten/ Kota agar melakukan pembinaan kepada seluruh satuan pendidikan di wilayahnya untuk meningkatkan kualitas pembeiajaran dan kualitas layanan kepada peserta didik.

Rekomendasi Kegiatan Sekolah Menengah untuk Menciptakan Kenangan

Foto: Freepik

Banyak cara lain yang dapat dilakukan selama proses belajar untuk membangun kenangan indah bersama teman-teman, selain perpisahan sekolah. Berikut beberapa rekomendasi kegiatan di tingkat SMP dan SMA yang dapat menjadi alternatif untuk menciptakan kenangan yang bermakna. 

1. Kegiatan Ekstrakurikuler atau Klub

Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, atau klub debat bisa menciptakan banyak momen kebersamaan. Lewat kerja sama dalam tim dan berbagai lomba, siswa bisa merasakan semangat solidaritas dan prestasi bersama.

2. Proyek Kolaboratif

Melaksanakan proyek bersama, seperti pameran seni, pentas drama, festival budaya, atau bazar amal sekolah, mendorong siswa untuk berkreasi dan membangun memori kerja sama serta pencapaian kelompok.

3. Hari Kreativitas atau Lomba Antar Kelas

Mengadakan lomba antar kelas atau hari khusus untuk unjuk kreativitas, seperti lomba kebersihan kelas, lomba olahraga, atau pagelaran seni, dapat mempererat hubungan antar siswa dan menciptakan kenangan kompetisi yang seru.

4. Kegiatan Bakti Sosial

Mengadakan program bakti sosial, seperti mengunjungi panti asuhan atau aksi lingkungan, tidak hanya menumbuhkan kepedulian sosial tetapi juga meninggalkan kesan mendalam terhadap nilai kemanusiaan.

5. Album Kenangan atau Video Dokumentasi

Membuat album foto, buku kenangan, atau video dokumentasi perjalanan tiga tahun bersama bisa menjadi kenang-kenangan abadi yang bisa dilihat kembali kapan saja tanpa harus mengadakan acara besar.

Rekomendasi Kegiatan Akhir Sekolah tanpa Mengeluarkan Biaya Berlebih

Bagi siswa yang ingin tetap merayakan momen perpisahan tanpa harus membebani orang tua dengan biaya yang mahal, ada banyak alternatif seru dan bermakna yang bisa dilakukan, antara lain.

  1. Sesi foto bersama di sekolah, cukup menggunakan kamera ponsel atau kamera pribadi
  2. Menyelenggarakan acara tukar kado sederhana dengan batas harga tententu, misalnya Rp20.000 – Rp50.000
  3. Piknik atau gathering di tempat terbuka hijau terdekat dengan membawa bekal masing-masing
  4. Membuat time capsule, siswa bisa bersama-sama menulis surat untuk diri sendiri di masa depan, menyimpan benda kecil penuh kenangan, lalu mengumpulkannya dalam satu kotak untuk buka bersama dalam beberapa tahun kedepan.
  5. Mengadakan acara pentas kecil di kelas, sehingga siswa dapat menunjukkan bakatnya masing-masing, seperti menyanyi, membaca puisi, hingga menari

BACA JUGA: 8 Rekomendasi Buku Remaja, Seru dan Menarik untuk Dibaca

Diskusi antara Dedi Mulyadi dan Aura menunjukkan bahwa kebijakan harus mempertimbangkan semua pihak. Momen perpisahan bisa tetap berkesan tanpa harus mengeluarkan budget yang berlebih.

Penulis: Nariko Christabel

Cover: YouTube Dedi Mulyadi