Sorry, we couldn't find any article matching ''

Ciri-ciri Predator Seksual, Orang Tua Wajib Kenali agar Bisa Hindari Tindakan Pelecehan Seksual!
Ciri-ciri predator seksual tak selalu tampak jelas di awal. Mari kenali ciri-cirinya dengan jeli agar dapat melindungi anak dari tindakan pelecehan seksual.
Dari masa ke masa, kasus pelecehan dan kekerasan seksual pada anak masih saja terjadi. Melansir Tempo, pada Maret lalu, Polres Aceh Selatan menangkap RH, terduga pelaku kekerasan seksual terhadap balita perempuan berusia 4 tahun dan tiga anak laki-laki. Miris, si pelaku masih berusia 19 tahun!
Belum lama ini, kita juga dibuat geram oleh kasus pelecehan seksual secara verbal yang dilakukan oleh seorang supir taksi online pada anak remaja. Ketika sang anak sedang menumpang di taksi online tersebut, sang supir menanyakan hal-hal yang mengarah seksual kepada korban. Ibu korban yang kebetulan juga seorang influencer, sudah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Lebih memilukannya lagi, ketika aparat yang sejatinya bertugas untuk melindungi masyarakat dan menindak tegas pelaku pelecehan seksual, malah menjadi pelakunya! Mantan Kapolres Ngada, AKBP Fajar Widyadharma Lukman terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap tiga anak di bawah umur berusia 6, 13 dan 16 tahun serta 1 orang dewasa berusia 20 tahun. Tak hanya itu, tersangka juga diduga menyebarluaskan konten pornografi anak dan menyalahgunakan narkoba. Edan!
Ada Ribuan Kasus Kekerasan pada Anak Setiap Tahun!
Melansir situs Nahdlatul Ulama, menurut data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) yang dikelola oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menunjukkan bahwa, di sepanjang 2024, terdapat total 28.831 kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia. Ini sudah termasuk termasuk kekerasan fisik, psikis, seksual, eksploitasi, trafficking, hingga penelantaran. Dari total tersebut, total korban anak perempuan setidaknya mencapai 85%.
Dari kasus demi kasus, kita diingatkan untuk semakin waspada terhadap ancaman predator seksual. Di tempat yang tampaknya aman, seperti sekolah, kampus, pondok pesantren hingga rumah sakit sekalipun, belum tentu terbebas dari risiko kejahatan seksual. Sementara dari sisi pelaku, tak jarang ditemukan adalah figur yang semestinya menjadi panutan dan pelindung, seperti guru sekolah, dosen, aparat kepolisian, dokter, guru agama hingga keluarga kandung korban.
Kalau sudah begini, kita tak lagi bisa merasa aman sepenuhnya. Rasa percaya kepada institusi dan petugas institusi, harus tetap disertai dengan kewaspadaan.
Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Predator Seksual?
Melalui situs Satgas PPKS Universitas Negeri Surabaya, Nanda Audia Vrisaba, M.Psi, Psikolog, Dosen Psikologi FIP UNESA memaparkan bahwa siapapun berpeluang menjadi predator seksual. Apabila ditinjau dari aspek psikologis, predator seksual seringkali tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Maka, ketika dia melakukan perilaku menyimpang, dia memandang dirinya memiliki kekuatan yang lebih unggul dari orang lain.
Selain itu, pada umumnya predator seksual memiliki norma yang longgar, regulasi kontrol diri yang lemah, serta distorsi kognitif atau penyimpangan berpikir. Kesalahan dalam berpikir akan memengaruhi perilaku predator seksual. Di sinilah letak bahayanya. Sebab, saat predator seksual melakukan perbuatan menyimpang, maka rasa bersalah, berdosa, dan malu pun bisa hilang dengan membuat rasionalisasi atau pembenaran atas perbuatan tersebut.
Baca juga: Cara Mengajarkan Pendidikan Seks yang Sehat pada Anak Sesuai Usia
Ciri-ciri Predator Seksual
Melansir situs Indiana Center for Prevention of Youth Abuse and Suicide, berikut ciri-ciri predator seksual yang patut kita waspadai.
1. Seorang predator seksual memiliki minat berlebihan pada anak
Ciri pertama yang harus diwaspadai yaitu pelaku menunjukkan minat yang tinggi pada anak. Misalnya, ia kerap mencari kesempatan untuk menyendiri dengan anak, atau terlibat dalam aktivitas yang melibatkan anak.
2. Melanggar batasan pribadi anak
Hati-hati jika mensinyalir individu yang terus-menerus melanggar batasan pribadi dengan anak. Misalnya, memasuki ruang pribadi mereka atau melakukan sentuhan yang tidak pantas. Memegang punggung, pinggang atau pundak anak saja bisa menjadi hal yang mecurigakan, lho!
3. Memperlakukan anak dengan baik
Foto: Image by freepik
Tampaknya wajar, ya? Sayangnya, memperlakukan anak dengan baik atau teramat manis bisa menjadi taktik seorang predator seksual demi membangun kepercayaan dengan anak yang akan dimangsa atau orang tuanya. Perilaku ini bisa dalam bentuk pemberian hadiah, perhatian khusus, atau memanfaatkan kelemahan.
4. Predator seksual juga sering menunjukkan perilaku rahasia
Waspadalah terhadap individu yang terlalu merahasiakan interaksi mereka dengan anak, menghindari komunikasi terbuka atau transparansi dengan orang tua atau wali. Misalnya, mengajak anak menjauh dari orang dewasa saat berbicara.
5. Sering mengisolasi anak
Foto: Freepik
Jika seseorang terus-menerus mengisolasi anak dari teman sebaya atau keluarganya, hal itu perlu diwaspadai. Pelaku sering memanfaatkan isolasi untuk terlibat dalam perilaku tak senonoh tanpa terdeteksi.
6. Predator seksual sering melakukan teknik manipulatif
Waspadai jika tampak ada orang yang menggunakan manipulasi untuk memaksa atau mengendalikan anak. Ini dapat melibatkan manipulasi emosional, meyakinkan anak untuk menyimpan rahasia, atau menggunakan taktik intimidasi. Anak mungkin menunjukkan rasa takut atau enggan ketika melihat orang tersebut.
7. Menunjukkan perilaku seksual yang tidak pantas
Awasi setiap orang dewasa yang suka membuat komentar yang bernada seksual di sekitar anak-anak, atau memegang anggota tubuh anak dengan dalih ingin memeriksa kondisi tubuh anak misalnya habis jatuh, atau mengelus-elus bagian tubuh anak yang tampak wajar seperti punggung, bahkan meminta anak menyingkap pakaiannya.
8. Minat berlebihan pada pornografi anak
Ini mungkin tanda yang sulit dikenali. Namun jika mommies mengetahui seseorang yang menunjukkan minat yang tidak normal pada pornografi anak, jauhkan interaksi dengan orang tersebut.
9. Memaksa anak untuk mengabaikan batasannya
Pelaku sangat mungkin mengabaikan ketidaknyamanan atau keengganan anak untuk terlibat dalam aktivitas tertentu. Sebaliknyua, bersikeras untuk meminta anak mengindahkan keinginan pelaku.
10. Perubahan Perilaku Anak
Foto: Image by yanalya on Freepik
Perhatikan perubahan mendadak pada perilaku anak, seperti menarik diri, agresi, ketakutan, atau kemunduran dalam hal perkembangan. Perubahan ini mungkin merupakan indikasi pelecehan seksual.
Demikian ciri-ciri predator seksual yang wajib dikenali orang tua, agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk anak-anak.
Baca juga: Ini Bahayanya Jika Orang Tua Enggan Memberi Pendidikan Seks kepada Anak
Cover:Image by freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS