7 Cara Edukasi Anak Menghindari Pelecehan Seksual

Di lingkungan dan dikelilingi oleh orang-orang yang tampaknya aman, penting memberikan edukasi pada anak agar terhindar dari pelecehan seksual.

Mengajarkan anak untuk menghindari serangan seksual dari orang-orang di sekitarnya adalah langkah penting yang harus dilakukan sejak dini oleh setiap orangtua.

Di tengah lingkungan yang tampaknya aman, bahaya bisa datang dari siapa saja, bahkan dari orang-orang yang dikenal dekat. Oleh karena itu, penting bagi anak untuk dibekali pemahaman tentang batasan tubuh, hak atas privasi, serta kemampuan untuk berkata “tidak” dan melapor kepada orang dewasa yang dipercaya jika merasa tidak nyaman. 

Pendidikan ini harus disampaikan dengan cara yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak, agar mereka mampu mengenali situasi berisiko dan melindungi diri mereka sendiri dengan bijak.

1. Pertama-tama jalin komunikasi yang baik dengan anak sejak dini

Dengarkan dengan baik ketika anak bicara soal apapun dengan orangtuanya.  Komunikasi yang baik dirinya dan Mommies, merupakan cara terpenting untuk menjaga mereka aman dari pelecehan seksual.

Mendengarkan tanpa judging bisa membangun sebuah hubungan saling percaya. Termasuk rasa penuh kasih sangat mendukung terciptanya iklim di mana anak tidak takut untuk curhat kepada orang tuanya. 

Memang, sih, terutama saat berhadapan dengan anak remaja, ini jadi satu hal yang cukup menantang. Itu sebabnya, komunikasi yang baik sebaiknya dilakukan sejak dini. Sejak mereka masih balita.

2. Ajak anak ngobrol apapun 

Buat para ibu (dan ayah) bekerja, meluangkan waktu setiap hari bersama anak memang cukup berat. Terutama jika pekerjaan sudah menyita banyak waktu dan tenaga.

Tapi percayalah Mommies, ngobrol dengan anak setiap hari, dan meluangkan waktu untuk mendengarkan, serta mengamati mereka membuat kita bisa memelajari sebanyak mungkin detail tentang aktivitas dan perasaan anak. 

3. Dorong anak untuk menyampaikan kekhawatiran mereka

Di usia yang cukup, mulai dari umur 5 tahun, jelaskan kepada anak bahwa mereka berhak mengatakan tidak kepada siapa pun yang mungkin mencoba menyentuh mereka.

Beri tahu anak bahwa beberapa orang dewasa mungkin mencoba menyakiti mereka atau memaksa mereka melakukan hal-hal yang mereka rasa tidak nyaman untuk dilakukan. Seringkali orang dewasa ini menyuruh anak-anak untuk merahasiakan apa yang mereka lakukan. 

Jelaskan bahwa beberapa orang dewasa bahkan mungkin mengancam anak-anak dengan mengatakan bahwa orangtua mereka akan terluka jika anak-anak menceritakan rahasia tersebut. Tekankan bahwa orang dewasa yang melakukan hal ini salah. Orang-orang dewasa ini bisa jadi adalah orang terdekat seperti teman kita, pengasuh, saudara, bahkan guru. 

Tapi pastikan untuk tidak menakut-nakuti anak. Gunakan bahasa yang sesuai dengan usia mereka. Tekankan juga bahwa sebagian besar orang dewasa tidak pernah melakukan hal ini dan sangat prihatin dalam melindungi anak-anak dari bahaya. Jadi, pastikan mereka sampaikan langsung kepada kita, orangtuanya, jika mereka merasa khawatir dan terancam. 

Baca juga: 12 Kondisi yang Bikin Anak Rentan Terhadap Pelecehan Seksual

5. Ulangi terus aturan keselamatan seksual sejak dini hingga remaja

Menurut psikolog Psikolog Anak dan Remaja, Irma Gustiana A perilaku seksual sedianya diperkenalkan sejak usia di bawah 5 tahun. Bahkan anak kecil pun dapat memahami konsep yang berkaitan dengan pelecehan.

Dan ini harus dilakukan secara berulang-ulang sampai mereka mencapai masa remaja. “Yang namanya pendidikan seksualitas itu bukan sesuatu yang hanya single lecture, sekali dikasih tahu terus anaknya ngerti gitu. Jadi memang perlu membahasnya secara berulang, sampai akhirnya dia benar-benar menghayati dan memahami gitu. Misalnya, mana bagian tubuh yang boleh disentuh, mana yang tidak boleh disentuh, dan bagaimana caranya ketika saya dalam posisi memang dipaksa, lalu kemudian juga diajak melakukan sesuatu. Nah, ini anak jadi punya keberanian, karena dia tahu bahwa itu adalah bagian yang tidak boleh dipegang, tidak boleh disentuh oleh orang lain,” jelas Irma.

Anak-anak yang diberikan informasi akurat sejak usia dini dapat belajar menghindari atau menghentikan rayuan seksual. Seorang anak yang tidak siap mungkin terlalu bingung atau malu bahkan untuk mengakui bahwa telah terjadi penyerangan.

Ajari anak sentuhan mana yang baik dan sentuhan apa yang buruk. Diskusikan fakta bahwa sentuhan terkadang membingungkan, dan mereka mungkin tidak yakin apakah sentuhan tersebut baik atau buruk. Untuk itu, bila mereka tidak yakin, segera beritahu kita, orangtuanya.

6. Ajari anak kosakata dasar untuk bagian tubuh

Mulailah berdiskusi secara perlahan dan perjelas pemahaman anak terhadap kata-kata. Konsep anak-anak bisa sangat berbeda dengan orang dewasa. Jawablah pertanyaan dengan lengkap sesuai tingkat usia anak. Problem solving game, bercerita, dan bermain peran adalah cara untuk berbicara dengan anak.

Ajarkan anak untuk menyebut bagian kelamin mereka dengan kata yang benar. Tidak menggunakan kata perumpaan, misalnya burung untuk penis, atau kue untuk vagina. 

Baca juga: Tanda-Tanda Pelecehan Finansial dalam Sebuah Keluarga

7. Diskusikan siapa saja yang bisa mereka percaya selain orangtua

Ini mungkin bisa jadi hal yang dilematis. Namun begitu, kita sebagai orangtuanya bertanggung jawab untuk ini. Memperkenalkan mereka pada orang-orang yang bisa dipercaya selain kita orangtuanya, akan membantu jika kita sedang tidak berada di sisi anak, atau sedang sulit dihubungi. 

Cover photo by: Freepik