Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Pelajaran Tentang Pernikahan Dari When Life Gives You Tangerines
Banyak hal yang bisa kita petik manfaatnya dari drakor When Life Gives You Tangerines, terutama soal pernikahan. Siapa yang setuju?
Para pria yang suka bertanya, “Perempuan, tuh, maunya apa, sih? Serba salah, deh!” Dahlah, cus, nonton drakor When Life Gives You Tangerines.
Selami apa yang dilakukan oleh Gwan Sik terhadap Ae Sun, begitupun sebaliknya. Niscaya kau takkan lagi mengulang pertanyaan yang sama, wahai, Paksu!
1. Tahu kapan harus mempertahankan harga diri pasangan
Bukannya bersikap kurang ajar terhadap ibu sendiri dengan membela istri. Tapi Gwan Sik paham betul kapan harus membela istrinya. Dia bukan anak yang nggak tahu diri dengan mengajak keluarganya angkat kaki dari rumahnya.
Tapi memang pada saat itu, ibunya alias mertua Ae Sun sudah kelewatan. Ya, kali tanpa konsultasi sama orangtuanya, cucunya disuruh menyelam mencari abalone? Masih cilik, lho. Ae Sun berhak marah. Gwan Sik berhak membela istri dan anaknya.
Di lain kesempatan, Ae Sun tetap menjaga harga diri Gwan Sik. Meski tahu suaminya harus menelan harga dirinya dengan bekerja di bawah pimpinan musuhnya. Ae Sun nggak lantas marah. Dia tetap berusaha menyemangati Gwan Sik tanpa melukai harga dirinya sebagai kepala keluarga.
2. Sama-sama saling menguatkan ketika terluka
Siapa yang cirambay alias menangis menyaksikan episode 6 dari drakor yang dibintangi IU dan Park Bo-Gum ini? Kita sebagai orangtua bisa sama-sama merasakan betapa hancurnya jiwa raga mendapatkan anak yang kita sayangi pergi mendahului kita. Nggak Ayah, nggak Ibu, keduanya hancur berantakan.
Di kasus kematian Dong-Myeong ini, Gwan Sik dan Ae Sun tidak saling menyalahkan atas tragedi yang menimpa mereka. Keduanya sama-sama terpuruk di awal, tapi berhasil bangkit kembali untuk saling menguatkan satu sama lain.
3. Menikmati momen-momen kecil
Seringkali saat menonton drama ini, penonton ikut membatin, kok, ya, susah terus, sih, hidup kalian berdua? Habis diangkat, dibanting, untuk kemudian dilambung tinggi, dalam waktu singkat dihujam lagi ke bumi. Hadeeeh…
Namun di tengah-tengah kemelaratan itu, mereka berdua tetap merayakan momen-momen kecil di hidup mereka. Momen-momen yang memberikan kenangan manis sebagai bekal hidup anak-anaknya Geum Myeong dan Eun Myeong.
Baca juga: Pelajaran Penting Untuk Orangtua dari Kasus Kim Soo Hyun dan Kim Sae Ron
4. Saling mendukung pasangan
Meski pada akhirnya Ae Sun harus menepis mimpinya untuk terus sekolah dan menggapai cita-citanya jadi seorang ‘gadis sastra’, Gwan Sik nggak pernah sekalipun mengecilkan cita-cita istrinya itu.
Bahkan di detik-detik terakhir hidupnya, Gwan Sik terus mendukung Ae Sun mewujudkan impiannya jadi penyair. Itu sebabnya Gwan Sik selalu meminta Ae Sun menyelesaikan puisi-puisi miliknya, yang pada akhirnya bisa dibukukan. Sayang saja, Gwan Sik nggak bisa lihat kesuksesan Ae Sun ini.
Baca juga: Hal Penting yang Bisa Dipetik Manfaatnya dari Drakor IU dan Park Bo-Gum
5. Saling jujur, berempati, dan pengertian
Dalam hal ini, Geum Myeong dan Chung Seop, memang punya karakter pengertian, sih. Keduanya selalu jujur sama perasaan masing-masing. Cuma, ya, ampun Chung Seop, atuhlah, kenapa lama banget ngejarnya, ya! Literally harus dikejar-kejar dulu sekuat tenaga. Hahaha…
Chung Seop juga berempati sama “penderitaan” istrinya saat melahirkan. Melihat kesulitannya, Chung Seop ogah menambah anak daripada kehilangan istrinya. Ya, nggak gitu juga, sih, pak. Namanya juga proses melahirkan, mah, di mana-mana sakit. Hehehe…
Suami dengan wajah manis berlesung pipit yang diperankan Kim Seon Ho ini, juga tetap menghargai keluarga Geum Myeong. Iya, seperti kita juga, di Korea Selatan, ketika kita menikah, bukan hanya menyatukan 2 orang, tapi juga 2 keluarga.
All Photo by Netflix
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS