Sorry, we couldn't find any article matching ''
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/billboard.png)
Seperti Juliawati, Ini 3 Cara Guru Mendidik Siswa tanpa Hukuman
Kekerasan bukan solusi, anak bisa disiplin dengan pendekatan positif. Berikut manfaat mendidik tanpa hukuman yang bisa dilakukan di sekolah dan rumah.
Disiplin merupakan salah satu keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Namun, pengajaran disiplin sendiri tidak selalu harus dilakukan dengan hukuman. Guru dapat mengajarkan disiplin dengan cara yang lebih positif, seperti yang diterapkan oleh Juliawati, guru SD Negeri 08 Sanggau, Kalimantan Barat.
Seperti guru lainnya, Juliawati juga dihadapkan dengan berbagai tantangan mengajar dan ia juga mulanya menerapkan hukuman fisik dalam menghadapinya. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa langkah tersebut bukanlah solusi yang tepat dan ia merasakan banyak dampak negatif.
Hukuman Fisik bukan Solusi Atasi Ketidakdisiplinan Murid
Juliawati mengaku bahwa dalam menghadapi tindakan tidak disiplin siswa, seperti terlambat mengerjakan tugas hingga bermain fisik berlebihan, ia menggunakan hukuman fisik untuk menghentikannya. Ia kerap menghukum dengan meminta murid berdiri di depan kelas, membersihkan WC, serta memungut sampah di luar kelas. Tidak merubah perilaku siswa menjadi lebih baik, Juliawati justru merasa hukuman yang diberikan memberi banyak dampak negatif.
“Apa yang saya lakukan ternyata malah menimbulkan trauma ke murid, menurunkan rasa percaya diri, dan menghambat hubungan baik antara guru dan murid. Ada murid saya takut, terlihat gemetar ketika diajak bicara, terutama jika topiknya menyangkut kesalahan yang mereka lakukan. Dari ekspresi terlihat cemas, tegang, bahkan ada yang menangis duluan sebelum ditanya lebih lanjut,” ungkap Juliawati mengutip dari detikcom.
Melihat dampak dari tindakannya, Juliawati pun berdiskusi dan merefleksi diri bersama dengan rekan guru di sekolahnya. Dari proses tersebut, ia menemukan konsep disiplin positif, yaitu pendekatan yang menumbuhkan kedisiplinan melalui kesadaran akan refleksi dan konsekuensi.
BACA JUGA: 3 Tips Menggunakan AI untuk Anak Sekolah Tetap Kreatif dan Kritis, Kata Pakar
Cara Menerapkan Disiplin Positif tanpa Hukuman
Foto: rawpixel.com on Freepik
Juliawati melihat perubahan pada murid-muridnya sejak menerapkan pendekatan disiplin positif dalam pembelajaran.Berikut beberapa kegiatan yang ia lakukan untuk menanamkan kedisiplinan pada murid-muridnya, antara lain.
1. Membuat Kesepakatan Kelas Bersama
Tidak seperti peraturan yang umumnya ditetapkan secara sepihak, Juliawati justru mengajak murid-muridnya untuk berpartisipasi dalam menyusun kesepakatan kelas. Mereka didorong untuk berpikir serta mengusulkan aturan yang perlu disepakati guna mencapai tujuan bersama, termasuk konsekuensi yang menyertainya.
Murid-muridnya juga membuat poster sederhana yang berisi poin kesepakatan konsekuensi dan ditempel di dinding. Kesepakatan yang dibuat secara bersama ini nantinya akan direfleksikan minimal sebulan sekali.
“Tugas guru sebagai fasilitator. Murid nggak hanya tahu kenapa perlu disiplin terhadap sesuatu tapi juga dilibatkan untuk berpikir apa saja yang perlu dilakukan agar hal tersebut tercapai. Murid merasa memiliki tanggung jawab bersama karena ikut merancang,” jelas Juliawati.
2. Memberikan Pujian dan Penguatan Positif
Juliawati selalu memberikan apresiasi secara langsung ketika murid berperilaku baik. Ia menerapkan berbagai metode, mulai dari pujian lisan hingga pemberian stiker atau stempel, sebagai bentuk penghargaan atas konsistensi mereka dalam bersikap positif.
“Biasanya saya langsung mengatakan, ‘Ibu senang sekali hari ini kamu tepat mengumpulkan tugas’. Saya juga menggunakan stempel atau stiker untuk menghargai konsistensi perilaku baik murid,” tambah Juliawati.
3. Awali Pagi dengan Cerita Hati
Cara terakhir yang diterapkan oleh Juliawati dalam menjunjung disiplin positif adalah dengan melakukan ‘check-in emosional’. Dalam kegiatan ini, muridnya diberikan kesempatan untuk berbagi perasaan menggunakan skala 1-5 atau gambar emoji. Metode ini membantu meningkatkan kesadaran emosional murid, yang berkontribusi pada terbentuknya perilaku disiplin.
“Saya juga membantu murid memahami apa yang mereka rasakan ketika patuh maupun melanggar kesepakatan. Misalnya saya tanya, bagaimana perasaanmu setelah melakukan ini? Kalau melanggar, apa yang bisa kita lakukan bersama agar ini tidak terjadi lagi?,” jelasnya.
Manfaat Mendidik Anak tanpa Hukuman
Mendidik anak tanpa hukuman, atau menerapkan disiplin positif memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik secara emosional, sosial, dan intelektualnya. Berikut beberapa manfaat dari pendekatan ini.
1. Mengurangi Risiko Kecemasan pada Anak
Hukuman, terutama yang bersifat keras dan tidak konsisten dapat membuat anak merasa cemas karena mereka takut melakukan kesalahan. Dengan menerapkan disiplin positif, anak menjadi tahu bahwa mereka sedang dipandu, bukan dimarahi atau dihukum, sehingga mereka merasa lebih aman, percaya, dan tidak merasa stres maupun cemas.
2. Meningkatkan Hubungan Baik dengan Anak
Saat anak mengetahui bahwa orang tua mereka secara keras, mereka merasa lebih aman untuk berbagi perasaan, pikiran, dan masalah mereka. Situasi ini dapat menciptakan hubungan yang lebih terbuka dan penuh kepercayaan antara orang tua dengan anak. Dengan pendekatan yang penuh kasih sayang, anak merasa didengar dan dihargai sebagai individu dan membuat mereka menjadi lebih nyaman saat berada dekat dengan orang tua.
3. Membuat Anak Lebih percaya Diri
Hukuman sering kali membuat anak merasa tidak berharga atau takut membuat kesalahan. Sebaliknya, disiplin positif membantu mereka merasa diterima dan mampu memperbaiki kesalahan tanpa takut dihukum. Pendekatan ini juga membuat anak menjadi lebih percaya pada kemampuannya karena mereka tahu bahwa usaha mereka dihargai, bukan hanya hasil akhirnya.
4. Keterampilan Memecahkan Masalah
Disiplin positif mendorong anak untuk berpikir kritis, menemukan solusi, dan memahami bagaimana menghadapi masalah tanpa perlu bertindak kasar atau impulsif. Pendekatan yang dimaksud bukan berarti membiarkan anak bebas tanpa aturan, melainkan mengajarkan disiplin dengan cara yang lebih membangun dan efektif.
5. Menghindari Efek Negatif dari Hukuman
Umumnya anak mungkin akan patuh saat orang tua menghukum mereka, tetapi bukan karena mereka memahami alasannya, melainkan karena takut dihukum. Hukuman yang diberikan secara keras juga bisa menyebabkan anak merasa marah dan menyimpan dendam.
BACA JUGA: SMPN 39 Uji Coba Tidur Siang, Begini Manfaatnya untuk Siswa
Cara Orang Tua Menerapkan dan Mendukung Disiplin Positif
Foto: user18526052 on Freepik
Tidak hanya dapat dilakukan oleh guru di sekolah, pendekatan disiplin tanpa kekerasan juga bisa dilakukan para orang tua di rumah. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menerapkan disiplin positif.
1. Tetapkan Aturan Bersama dan Bersikap Tegas
Agar anak lebih menerima aturan, maka Mommies bisa melibatkan mereka dalam proses pembuatannya. Diskusi ini dapat dilakukan sesuai dengan usia anak, dengan menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, dan jangan lupa juga untuk tanyakan pendapat anak. Orang tua juga perlu bersikap tegas dan konsisten, tanpa harus berteriak atau menghukum mereka.
2. Menjelaskan Konsekuensi yang Logis
Dalam disiplin positif, konsekuensi bertujuan untuk mengajarkan tanggung jawab, bukan menghukum. Konsekuensi yang logis membantu anak memahami hubungan antara tindakan dan akibatnya, sehingga mereka belajar dari kesalahan dengan cara yang sehat.
3. Menjadi Teladan yang Baik
Anak-anak belajar dengan meniru, sehingga sikap dan tindakan orang tua menjadi dasar bagi mereka dalam bersikap. Jika ingin anak disiplin, bertanggung jawab, dan bersikap baik, maka orang tua juga harus menunjukkan hal yang sama dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjalin Komunikasi yang Terbuka
Dengan membangun hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan, anak akan lebih mudah memahami aturan, mengungkapkan perasaannya, dan belajar dari kesalahan tanpa merasa takut. Anak juga menjadi lebih menghormati aturan yang ditetapkan saat mereka merasa didengar dan dipahami.
5. Memberikan Pujian atau Reward
Menerapkan disiplin bukanlah hal yang mudah, terutama bagi anak-anak. Oleh karena itu, pemberian pujian atau reward dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan motivasi mereka. Anak-anak yang sering menerima pujian dan apresiasi akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kuat dan mereka merasa mampu serta yakin bahwa usaha mereka dihargai.
BACA JUGA: 9 Cara Mengasah Kreativitas Anak Sesuai Usia, Mudah dan Menyenangkan
Dengan pendekatan disiplin tanpa kekerasan seperti yang dilakukan oleh Juliawati, guru SD Negeri 08 Sanggau, Kalimantan Barat, semoga hal ini bisa memotivasi Mommies juga untuk menerapkan prinsip disiplin positif di rumah, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan pemahaman yang sehat tentang tanggung jawab dan perilaku yang baik.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: detikcom
Share Article
![author](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/images/user-pics/ava-default.png)
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
POPULAR ARTICLE
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
![banner-detik](https://s3.ap-southeast-1.amazonaws.com/assets.femaledaily.com/web-assets/ads/mediumrectangle2.png)
COMMENTS