Sorry, we couldn't find any article matching ''

Sudah Ditangkap, Ayah yang Lempar Anak ke Genangan Banjir Ternyata Juga KDRT
Ayah di Bekasi yang lempar anak ternyata kerap lakukan KDRT pada istri dan anaknya. Tersangka sudah ditetapkan tersangka dan terancam 3 tahun penjara.
Seorang ayah di Bekasi tega menganiaya anaknya sendiri. Pria berinisial FY ini lempar anak kandungnya ke dalam genangan banjir di depan rumahnya di kawasan Cibitung, Kabupaten Bekasi. Aksi kejam yang dilakukan FY tersebut terekam oleh kamera CCTV dan viral di media sosial.
Pelaku saat ini sudah diamankan oleh pihak kepolisian dan resmi ditetapkan sebagai tersangka. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut, terungkap bahwa kekerasan terhadap korban bukanlah kejadian pertama. FY juga diketahui sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.
Kronologi Kejadian
Dari rekaman video yang beredar di sosial media, beberapa anak sedang asyik bermain di tengah genangan banjir di depan rumah pelaku. Tak lama kemudian, pelaku terlihat membawa anaknya keluar dari rumah. Tanpa ragu, ia membanting anaknya ke dalam genangan banjir.
Korban berusia 5 tahun itu pun langsung menangis histeris setelah dilempar ayahnya. Melihat kejadian tersebut, warga yang ada di sekitar lokasi segera membantu korban. Akibat kejadian ini, korban alami luka pada bagian tangan hingga sakit pada tulang ekor.
“Dilempar oleh terlapor yang mengakibatkan rasa sakit pada bagian tangan sebelah kanan, tulang ekor, dan kaki,” ungkap Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar, melansir dari detikcom.
BACA JUGA: 7 Cara Mendidik Anak Laki-laki Agar Terhindar dari KDRT, Lakukan Sejak Dini
Kerap Melakukan KDRT pada Istri dan Anak
Berdasarkan penyelidikan sementara, aksi kekerasan yang dilakukan sang ayah yang menjadi tersangka bukan kali pertama. Sang istri juga kerap mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dari peristiwa yang terjadi pada 29 Januari 2025 tersebut, kini kondisi korban sudah berangsur membaik.
“Pernah beberapa kali (dianiaya pelaku). Kondisi saat ini sudah baik-baik saja secara fisik sehat,” jelas ungkap Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar.
Foto: Freepik
Pelaku Ditangkap dan Jadi Tersangka
FY (30) yang lempar anak laki-lakinya kini sudah ditangkap oleh polisi sebagai tersangka dan ditahan. Penangkapan bermula dari laporan ibu kandung korban yang terjadi tidak lama setelah peristiwa pelemparan. Berdasarkan laporan tersebut, polisi mengumpulkan sejumlah saksi. Pihak kepolisian pun berhasil menangkap FY sepulang kerja di sebuah perumahan di daerah Cibitung.
Polisi membawa FY ke Markas Polres Metro Bekasi untuk menjalankan pemeriksaan lebih lanjut, dan langsung ditahan. Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 76 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 3 tahun 6 bulan penjara.
Hal yang Perlu Dilakukan saat Mengetahui Orang Terdekat Mengalami KDRT
Berkaca dari kejadian di atas, jika Mommies mengetahui tetangga atau orang terdekat mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga keselamatan mereka, antara lain.
1. Pastikan Keselamatan Korban
Apabila terdapat tanda-tanda kekerasan yang terjadi, seperti terdengar suara jeritan atau benda pecah, serta Mommies merasa situasinya berbahaya, jangan pernah ragu untuk segera menghubungi pihak berwenang. Bantu korban untuk mencari tempat yang aman, seperti rumah saudara, teman, atau tempat perlindungan.
2. Menjadi Pendengar yang Baik dan Tidak Menghakimi
Apabila korban mau berbicara, dengarkan dengan penuh perhatian tanpa harus menghakimi atau memaksa mereka untuk mengambil keputusan tertentu. Hindari komentar yang membuat korban merasa lebih terisolasi, seperti “Kenapa nggak melawan?” atau “Kenapa tidak cerai saja?”.
3. Mencari Perlindungan dari Lembaga Terpercaya
Jika memungkinkan, bantu korban mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti rumah keluarga, teman, atau shelter perlindungan. Edukasi diri juga terkait lembaga, organisasi, atau komunitas yang dapat menangani kasus KDRT. Terdapat beberapa lembaga yang dapat membantu korban KDRT, salah satunya adalah Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (KemenPPPA) dengan hotline: 021-129 atau WA 08111129129.
Cara Menyembuhkan Trauma Orang Dewasa dan Anak sebagai Korban KDRT
Foto: Freepik
Tidak hanya menimbulkan luka fisik, korban KDRT juga bisa mengalami trauma psikologis yang berdampak pada kesehatan mentalnya. Meskipun dampak yang dialami bisa berkepanjangan. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan korban KDRT untuk menyembuhkan trauma, baik pada orang dewasa hingga anak kecil.
1. Mencari Dukungan Emosional
Trauma seringkali membuat korban merasa sendirian dan tidak berdaya. Oleh karena itu, penting untuk mencari dukungan emosional dari berbagai pihak, seperti mengikuti komunitas korban KDRT hingga mencari bantuan tenaga profesional, seperti terapis dan psikolog.
2. Menyembuhkan Luka Batin dan Bangun Kepercayaan Diri
Tindak KDRT bisa merusak harga diri korban, baik dewasa maupun anak-anak. Maka, belajar untuk mencintai diri sendiri menjadi langkah yang tepat untuk membangun kembali rasa percaya diri. Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan memberikan rasa pencapaian, seperti berolahraga, melakukan hobi baru, meditasi, hingga menulis jurnal.
3. Ciptakan Lingkungan yang Aman dan Stabil
Pastikan anak tahu bahwa mereka tidak bersalah atas kejadian yang terjadi dan biarkan anak mengekspresikan perasaan tanpa paksaan. Buat rutinitas harian baru yang stabil untuk memberikan mereka rasa kontrol. Jauhkan diri juga dari situasi atau lingkungan yang dapat memicu kenangan buruk.
4. Membantu Anak untuk Mengelola Emosinya
Anak seringkali kesulitan mengungkapkan perasaan mereka, sehingga butuh bimbingan untuk memahami dan mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat. Ajak anak untuk mengekspresikan emosi dengan cara yang positif, seperti membuat jurnal, menggambar, atau bermain musik. Apabila orang tua merasa kesulitan dalam mengelola emosi si kecil, tidak perlu ragu untuk meminta bantuan dari layanan konseling anak.
5. Membangun Kehidupan yang lebih Baik
Setelah keluar dari lingkungan KDRT, penting untuk fokus membangun kehidupan yang lebih sehat dan bahagia. Tentukan tujuan hidup yang baru dan bentuk hubungan yang sehat dengan mengelilingi diri bersama orang-orang terpercaya dan suportif. Fokus pada masa depan anak dan berikan mereka lingkungan yang penuh kasih sayang, stabil, dan aman.
BACA JUGA: 10 Pasangan Berpotensi Melakukan KDRT, Jangan Remehkan!
Meski sang ayah yang jadi tersangka lempar anak sudah ditangkap, trauma akibat KDRT yang terjadi bisa berdampak dalam, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak dapat diatasi. Dengan dukungan profesional, lingkungan yang aman, serta usaha untuk membangun kehidupan kembali, Mommies dan si kecil tetap bisa bangkit dan menemukan kebahagiaan.
Penulis: Nariko Christabel
Cover: Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS