banner-detik
EDUCATION

3 Tips Menggunakan AI untuk Anak Sekolah Tetap Kreatif dan Kritis, Kata Pakar 

author

Mommies Daily2 days ago

3 Tips Menggunakan AI untuk Anak Sekolah Tetap Kreatif dan Kritis, Kata Pakar 

Hanya sebagai pembantu, bukan pengganti, ini tips menggunakan AI hingga cara melatih kreativitas dan kemampuan berpikir anak. 

Di era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat yang semakin sering digunakan oleh anak sekolah untuk mencari informasi hingga membantu mengerjakan tugas. Meskipun AI dapat menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan bijak, tetapi penggunaan AI yang berlebihan dan tanpa pengawasan dapat membuat anak terlalu bergantung, sehingga menghambat perkembangan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis mereka. 

Oleh karena itu, penting bagi anak untuk tetap aktif dalam proses belajar dan menggunakan AI sebagai alat bantu serta pendukung, bukan sebagai solusi instan. Untuk mengatasinya, Mommies Daily berkesempatan untuk bertanya kepada Psikolog Pendidikan, Kara Handali, M.Psi tentang bagaimana anak dapat memanfaatkan AI secara bijak tanpa mengorbankan kreativitas dan kemampuan berpikir kritis. Berikut penjelasan lengkapnya. 

Dampak Penggunaan AI dalam Proses Belajar Anak Usia Sekolah

Meskipun AI menawarkan berbagai kemudahan, penting untuk memahami dampaknya terhadap proses belajar anak agar penggunaannya tetap mendukung perkembangan anak secara optimal.

1. Mengembangkan Kreativitas dalam Berekspresi

Dengan bantuan AI, anak dapat mengeksplorasi diri melalui berbagai cara dan program yang disediakan, seperti membuat gambar, musik, atau video. AI membantu mempercepat proses pencarian informasi dan memberikan inspirasi, memungkinkan anak untuk fokus pada pengembangan ide kreatif mereka tanpa terbebani oleh kesulitan teknis. 

2. Mengembangkan Kemampuan Problem Solving

Dengan berbagai fitur cerdas seperti chatbot edukatif, simulasi interaktif, dan alat analisis data, AI dapat melatih anak untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah, sehingga dapat menjadi contoh bagi anak dalam mempelajari cara pemecahan masalah, misalnya dalam menghadapi persoalan matematika.

BACA JUGA: Biaya Masuk 10 SMA Islamic Boarding School di Jabodetabek, SPP Mulai Rp 500 Ribu

3. Meningkatkan Motivasi dan Minat Anak

Berbagai aplikasi dan platform AI menawarkan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar masing-masing anak, seperti video interaktif serta tantangan yang merangsang rasa ingin tahu mereka. Dengan respon yang cepat dan jawaban yang variatif juga dapat menarik perhatian sekaligus membuka wawasan anak mengenai sebuah persoalan. 

4. Memperkaya Wawasan

AI berperan besar dalam memperkaya wawasan anak usia sekolah dengan memberikan akses luas ke berbagai sumber pengetahuan. Melalui teknologi ini, anak dapat mengeksplorasi informasi dari berbagai bidang, mulai dari sains, sejarah, seni, hingga budaya global, dengan cara yang lebih interaktif dan mudah dipahami. Kondisi ini juga membuat anak memperoleh wawasan yang tidak terbatas pada buku pelajaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh guru dan orang tua saja. 

5. Mempersiapkan Anak Menghadapi Masa Depan

Dengan mengenalkan AI dalam proses belajar, anak dapat terbiasa menggunakan teknologi secara produktif dan belajar bagaimana memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung perkembangan akademik maupun keterampilan praktis mereka.

Tantangan Anak Sekolah Menggunakan AI

Meskipun membawa banyak dampak yang menguntungkan dalam proses belajar anak, kehadiran AI juga menimbulkan berbagai tantangan baru. Berikut ini beberapa tantangan yang perlu diantisipasi oleh anak sekolah dalam penggunaan AI. 

1. Kecerdasan Emosional yang Tumpul

Karena terlalu sering berinteraksi dengan berinteraksi dengan AI dibandingkan dengan manusia secara langsung, hal ini dapat mengurangi kepekaan anak pada lingkungan sekitar, seperti mengenali emosi dan perilaku orang lain. Kurangnya kepekaan ini dapat berdampak pada kesulitan dalam menjalin relasi sosial. 

2. Mudah Terpengaruh Informasi Baru

Akibat mempercayai dan menggunakan informasi yang belum terkurasi, anak dapat memiliki pemahaman yang tidak utuh, bahkan keliru mengenai suatu hal. Hal ini terjadi terutama saat si kecil tidak dilatih dan diajarkan untuk berpikir kritis. 

3. Kurang Resilien dan Tahan Banting

Apabila anak terbiasa mudah memperoleh jawaban, anak akan jauh lebih mudah frustasi saat menemukan hambatan sederhana, misalnya saat harus menunggu atau menghadapi hal yang kurang sesuai dengan keinginannya. 

Foto: Freepik

Tips agar Anak Sekolah tetap Kreatif dan Berpikir Kritis saat Menggunakan AI

Terdapat berbagai cara AI ‘hanya’ menjadi alat bantu yang meningkatkan kemampuan berpikir anak, bukan menggantikan pemikiran mereka dalam belajar. Berikut ini beberapa tips yang dapat diikuti untuk memastikan AI digunakan secara bijak dalam proses belajar anak. 

1. Mengenalkan Dampak Penggunaan AI pada Anak

Cara pertama yang bisa Mommies lakukan adalah dengan mengenalkan kepada si kecil bahwa AI merupakan alat yang dapat digunakan untuk hal yang positif dan negatif sama seperti alat lain. Mommies bisa memberikan contoh penggunaan barang lain, seperti pensil baik digunakan untuk menulis dan menggambar di buku maupun kertas, tetapi bisa menjadi buruk jika digunakan untuk mencoret-coret tembok atau buku milik teman. 

2. Membiasakan Anak untuk Berpikir Kritis

Tanamkan kepada mereka bahwa AI hanya sebagai alat bantu, bukan jalan pintas untuk mendapatkan jawaban secara cepat. Ajak anak mengkritisi informasi dari AI dengan cara membuat pertanyaan (untuk AI) saat mendapatkan informasi. Selain itu, dorong anak juga untuk mencari sumber informasi lain selain dari AI, seperti buku, berita, atau bertanya pada guru serta orang tua.

3. Menjelaskan bahwa Kesulitan saat Belajar adalah Tanda yang Baik

Banyak anak mungkin merasa frustasi ketika menghadapi kesulitan, tetapi penting untuk mengajarkan mereka bahwa tantangan adalah bagian alami dari proses belajar. Berikan penjelasan kepada anak, misalnya “Otak kita seperti otot, perlu dilatih supaya bisa tambah pintar. Jadi kalau menemukan kesulitan, artinya otak kita sedang bertumbuh/berkembang.” Sebaliknya, ajarkan mereka juga bahwa saat mendapatkan jawaban melalui AI, otaknya menjadi kurang bekerja. 

Cara Melatih Kreativitas dan Kemampuan Berpikir Kritis pada Anak

Berdasarkan penjelasan dari psikolog Kara, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan agar kreativitas dan critical thinking si kecil tetap terlatih, meskipun terdapat AI. Mommies dapat biasakan anak untuk mengkritisi informasi yang didapat, misalnya dengan mencari sumber informasi lain atau mengajukan pertanyaan lanjutan terhadap info yang diberikan. Cara lainnya yang bisa dilakukan juga adalah dengan membuat pertanyaan yang bervariasi dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir anak. 

BACA JUGA: 36 Kumpulan Link Soal PTS Kelas 7-8 SMP, Dijamin Nilai Naik

Cara Membedakan Penggunaan AI yang Produktif dan Menghambat Perkembangan Anak

Orang tua dapat mengetahui saat anak menggunakan AI dengan produktif adalah saat pengetahuan dan keterampilan anak semakin berkembang, seperti berpikir kritis, kreatif, dan memiliki pemahaman mengenai informasi yang dipelajari. Sebaliknya, tanda jika AI justru menghambat perkembangan anak yakni saat mereka mengandalkan jawaban dari AI untuk membantunya melakukan sesuatu, anak akan merasa enggan dan kesulitan memberi jawaban ketika diberi pertanyaan terbuka, serta jawaban anak terpaku pada jawaban template AI.

Peran Guru dan Orang Tua untuk Membimbing Anak saat Menggunakan AI

Foto: zinkevych on Freepik

Guru dan orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak agar dapat menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh guru dan orang tua menurut Psikolog Kara. 

1. Membiasakan Anak untuk Memiliki Waktu tanpa Gawai

Orang tua dapat mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang tidak melibatkan gawai dan dapat menstimulasi kemampuan berpikir serta fisik, seperti mencari informasi melalui buku, lego, puzzle, olahraga bersama, bermain di luar, atau kegiatan yang melibatkan interaksi sosial secara langsung. 

2. Menentukan Penggunaan AI Berdasarkan Tujuan Pembelajaran

Hal ini bisa Mommies lakukan dengan meminta anak mengerjakan soal secara manual saat menghadapi soal matematika yg bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir logis, sementara anak didorong menggunakan AI ketika mencari berbagai referensi untuk membuat presentasi.

BACA JUGA: 7 Daftar Lomba untuk Anak SD, SMP, dan SMA di Februari 2025

AI bukanlah pengganti kreativitas dan kecerdasan anak, melainkan alat untuk mengembangkannya. Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat memanfaatkan teknologi secara optimal tanpa kehilangan kemampuan berpikir kritis dan daya cipta mereka. Semoga bermanfaat informasinya!

Penulis: Nariko Christabel

Cover: Freepik

Share Article

author

Mommies Daily

-


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan