Sorry, we couldn't find any article matching ''

5 Tahap Perkembangan Seksual Anak, dari Bayi hingga Remaja
Memahami bagaimana anak bertumbuh terutama apa saja masing-masing tahap perkembangan seksual anak adalah hal penting bagi orang tua.
Seperti halnya anak-anak yang mencapai tahapan perkembangan seperti merangkak, berjalan, dan berbicara, mereka juga mencapai tahapan perkembangan yang berkaitan dengan seksualitas. Jangan dulu merasa malu, Mommies, karena pengetahuan tentang perkembangan seksual anak ini justru sangat penting.
Semua anak mengalami fase perkembangan seksual. Sama seperti setiap bagian lain dari pertumbuhan, hal ini justru bisa membuat Mommies sadar apakah perkembangan seksual tersebut wajar atau tidak.
Pada usia yang sangat muda, anak-anak mulai mengeksplorasi tubuh mereka. Mereka mungkin menyentuh, mencolek, menarik, atau menggosok bagian tubuh mereka, termasuk alat kelamin mereka. Penting untuk diingat bahwa perilaku ini tidak bermotif seksual.
Seiring bertambahnya usia, Mommies juga harus melakukan komunikasi langsung dengan anak seputar alat kelamin mereka. Jangan takut, lebih baik mereka tahu dari Mommies langsung daripada mencarinya sendiri di internet.
“Sering kali sangat membantu untuk mulai mendiskusikan seks dengan anak-anak sejak usia 8 atau 9 tahun, sebelum dimulainya masa pubertas,” kata Hillary Ammon, PsyD, seorang psikolog klinis di Center for Anxiety & Women’s Emotional Wellness, seperti dikutip dari Popsugar.
BACA JUGA: 7 Tren Parenting 2025, Mana yang Sesuai untuk Keluarga?
Fase Perkembangan Seksual Anak
Psikiater Austria Sigmund Freud adalah pelopor psikoanalisis. Freud mengembangkan teori dan menyatakan bahwa dorongan bawah sadar, terutama yang berkaitan dengan seksualitas, memiliki dampak besar pada perilaku manusia. Teori psikoseksual Freud membagi perkembangan manusia menjadi lima tahap: oral, anal, falik, lingga, laten, dan genital. Setiap tahap mewakili fase kunci dalam pertumbuhan seseorang, mulai dari masa bayi hingga dewasa.
1. Tahap Oral (0 Bulan – 1 Tahun)
Foto: Singkham on Pexels
Sesuai namanya, di usia ini anak akan terobsesi dengan organ oral mereka. Mulut adalah sumber utama kesenangan dan eksplorasi. Bayi menggunakan mulutnya untuk menghisap, mengunyah, dan menjelajahi dunia yang baru bagi mereka. Makanya seringkali mereka memasukan mainan ke dalam mulut.
Anak-anak pada usia ini mungkin:
- Mengeksplorasi bagian tubuh.
- Mengalami kenikmatan genital.
- Pelajari perilaku yang diharapkan untuk anak laki-laki dan perempuan.
Jika kebutuhan tidak terpenuhi secara konsisten, bayi mungkin mengembangkan kebiasaan seperti mengisap jempol.
2. Tahap Anal (1 – 3 Tahun)
Foto: Mochi Mochi on Pexels
Di usia ini anak mulai belajar mengendalikan diri dan alat kelaminnya, terutama dalam hal latihan menggunakan toilet. Anus menjadi fokus saat mereka mencari cara untuk mengatur fungsi tubuh. Tahap ini menekankan pada kontrol kandung kemih dan usus dan merupakan waktu ketika anak-anak disapih dari popok dan menjadi terlatih menggunakan toilet. Ada baiknya juga di usia ini anak mulai menjalani toilet training, loh, Mommies.
Anak-anak pada usia ini mungkin:
- Menjadi sadar dan sangat ingin tahu tentang perbedaan gender atau tubuh lawan jenis dan diri sendiri.
- Mulai melakukan masturbasi dengan menyentuh atau menggesek alat kelamin.
- Bermain rumah-rumahan, bermain dokter-dokteran, dan lainnya dengan teman dan saudara.
3. Tahap Phalic (3-6 tahun)
Foto: Yan Krukau on Pexels
Di tahapan ini anak-anak menjadi penasaran dengan tubuh mereka sendiri dan mulai memahami perbedaan gender. Pada saat ini, seorang anak laki-laki mungkin melihat ayahnya sebagai saingan untuk mendapatkan perhatian ibunya (ini dikenal sebagai Oedipus complex), atau seorang anak perempuan mungkin mulai melihat ibunya sebagai saingan untuk mendapatkan perhatian ayahnya (disebut juga Electra complex).
Nah, orang tua harus mulai menjawab pertanyaan yang mungkin diajukan mereka dengan jujur tapi dengan cara yang sesuai dengan usia anak, tanpa membuat anak merasa malu. Selain itu juga, orang tua bisa mendorong hubungan keluarga yang positif dan menetapkan batasan yang sehat serta membantu anak merasa aman.
Anak-anak pada usia ini mungkin:
- Sangat ingin tahu tentang kehamilan dan kelahiran.
- Memiliki persahabatan sesama jenis kelamin yang kuat.
- Meniru perilaku seksual orang dewasa.
- Ingin tahu tentang asal-usul mereka: “Dari mana saya berasal?”
4. Tahap Latent (6 – 12 Tahun)
Foto: Nasirun Khan on Pexels
Ini adalah tahap yang tenang dan juga tahap pubertas di mana anak-anak fokus pada pembelajaran, pertemanan, dan hobi mereka. Tidak terlalu fokus pada hasrat fisik, dan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sesama jenis. Di usia ini orang tua seharusnya mendukung minat anak dan membantu mereka berhasil di sekolah atau hobi. Dukungan orang tua di usia ini akan sangat membantu membangun kepercayaan diri anak ke depannya.
Anak-anak pada usia ini mungkin:
- Mulai fokus pada gaya berpakaian dan gaya bicara kelompok teman yang sebaya.
- Menemukan orientasi seksual mereka.
- Mulai pubertas (termasuk menstruasi dan mimpi basah).
- Merasa canggung dan bertanya-tanya “Apakah saya normal?”
- Mengembangkan perasaan suka pada teman, remaja yang lebih tua, selebriti, atau kadang-kadang guru atau konselor.
- Sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, tetapi orang tua tetap menjadi sumber nilai utama dalam kehidupan mereka.
5. Tahap Genital (12 tahun ke atas)
Foto: George Pak on Pexels
Selama masa remaja dan memasuki masa dewasa, anak-anak mulai membentuk hubungan yang matang dan menyeimbangkan keinginan fisik dengan hubungan emosional. Orang tua sebaiknya memberikan bimbingan sambil memberikan kebebasan membantu remaja menavigasi tahap ini.
Remaja pada usia ini mungkin:
- Mengekspresikan keinginan mereka untuk menjadi lebih mandiri.
- Mencari cara untuk mengekspresikan identitas mereka (misalnya, pakaian, perilaku).
- Semakin penasaran dengan apa itu seks, dan kemungkinan mulai mencarinya di internet.
- Mengalami ketertarikan dengan lawan jenis dan mungkin memulai rasa ‘cinta monyet’.
BACA JUGA: Ayah, Stop Lakukan 7 Hal Ini saat Anak Perempuan Beranjak Remaja
Kesimpulannya, tahap perkembangan seksual anak ini menunjukkan bagaimana anak-anak tumbuh dan mengembangkan kepribadian mereka dengan berfokus pada bagian tubuh yang berbeda. Mereka belajar untuk menyeimbangkan kebutuhan, keinginan, dan hubungan mereka dengan orang lain. Nah, peran Mommies sebagai orang tua sangat penting dalam mendukung pertumbuhan anak mereka melalui setiap tahap.
Penulis: Imelda Rahma
Cover: jcomp on Freepik
Share Article


POPULAR ARTICLE


COMMENTS