Seorang anak 10 tahun di Nias Selatan diduga mengalami penganiayaan bertahun-tahun oleh keluarganya hingga patah kaki. Apa dampak kekerasan pada anak?
Kekerasan terhadap anak kembali terjadi dan kali ini mengguncang Nias Selatan, Sumatera Utara. Seorang bocah perempuan berusia 10 tahun berinisial NN diduga mengalami penganiayaan selama bertahun-tahun oleh keluarganya sendiri. Akibatnya, kedua patah kaki dan tidak berbentuk normal.
Mengutip dari CNN Indonesia, kasus ini pernah dilaporkan ke Polsek Nias Selatan tapi tidak ada penindakan lebih lanjut. Penyiksaan ini juga diduga sudah dilakukan selama bertahun-tahun sejak korban ditinggal orang tuanya yang bercerai dan tinggal bersama pamannya. Menurut pengakuan dari korban, kakinya diinjak oleh paman dan tantenya. Selain kedua keluarganya ini, korban juga mengaku pernah disiksa oleh kakek, nenek, dan bapaknya sendiri.
Kasus ini mencuat setelah sebuah video yang memperlihatkan kondisi korban beredar luas di media sosial. Dalam video itu, NN terlihat kesulitan berjalan, sementara warga berkerumun di sekitar rumahnya. Polisi pun turun tangan dan telah menetapkan seorang tersangka, yaitu tantenya, yang berinisial D.
Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, menyebutkan bahwa kepolisian telah memeriksa delapan saksi, termasuk paman, kakek, dan tetangga korban. Polisi juga masih menyelidiki apakah ada tersangka lain dalam kasus ini.
BACA JUGA: Orang Tua, Lakukan 20 Hal Ini untuk Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tersangka D saat ini dijerat dengan Pasal 80 ayat (1) dan (2) jo Pasal 76C UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Hukuman bagi pelaku kekerasan terhadap anak dapat berupa:
Namun, banyak pihak menilai bahwa hukuman bagi pelaku kekerasan anak seharusnya lebih tegas agar ada efek jera. Selain hukuman pidana, rehabilitasi psikologis juga perlu dilakukan kepada pelaku, terutama jika tindakan tersebut dilakukan dalam lingkungan keluarga.
Kekerasan fisik seperti yang dialami NN bisa berdampak jangka panjang, baik secara fisik maupun mental. Beberapa dampaknya antara lain:
Anak yang menjadi korban penganiayaan harus segera mendapatkan bantuan medis dan psikologis. Dalam kasus NN, ia telah dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan trauma healing dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut.
Namun, selain perawatan fisik, pendampingan emosional juga sangat penting. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Kekerasan terhadap anak sering kali terjadi di sekitar kita, tetapi banyak yang memilih untuk diam karena takut dianggap ikut campur. Padahal, melaporkan kasus seperti ini bisa menyelamatkan nyawa seorang anak.
Jika Mommies melihat atau mencurigai adanya kasus kekerasan anak, lakukan langkah berikut:
BACA JUGA: Hati-hati, Anak Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan pada Pasangan Kelak Karena 5 Hal Ini
Kasus NN adalah pengingat bagi kita semua bahwa kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah serius di Indonesia. Jangan pernah ragu untuk bertindak jika melihat tanda-tanda kekerasan pada anak di sekitar kita. Setiap anak berhak hidup dengan aman dan bahagia.
Penulis: Nazla Ufaira Sabri
Cover: pikisuperstar on Freepik