Sorry, we couldn't find any article matching ''
Orang Tua, Lakukan 20 Hal Ini untuk Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Orang tua mengajari anak-anaknya berbagai cara agar tetap aman tapi banyak lupa mengajar anak melindungi diri dari pelecehan dan kekerasan seksual.
Pada tahun 2023 tercatat ada 26.161 korban kekerasan seksual yang dialami perempuan. Data pada website Kementrian Perlindungan Perempuan dan Anak menyebutkan per 1 Januari 2024, kasus kekerasan seksual pada perempuan dan anak mendominasi, yaitu sebesar 2.731 kasus dari 5.580 kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia. Jelas, ini berita yang menyedihkan. Adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua untuk menjaga anak-anak kita dan melindungi mereka dari tindakan kekerasan seksual. Bagaimana caranya?
BACA JUGA: Isu-Isu Seksual Di Kalangan Anak Remaja Tahun 2024
Contoh Kekerasan Seksual
Oke, sebelum kita bahas caranya mencegah, orang tua tentu perlu tahu contoh-contoh dari tindakan pelecehan seksual:
- Seseorang melontarkan komentar yang merendahkan tentang tubuh atau seksualitas orang lain, atau menggunakan istilah dan bahasa seksual dengan cara yang membuat orang lain tidak nyaman
- Seseorang mencium atau menyentuh tanpa seizin kita; kita dipaksa atau dipengaruhi untuk menyentuh atau mencium orang lain
- Dipaksa melakukan hubungan seks dengan orang lain tanpa alat kontrasepsi
- Menerima tindakan seksual yang penuh kekerasan dan menyakitkan tanpa izin kita
- Ada benda yang dimasukkan ke dalam vagina (pemerkosaan), atau anus atau mulut (sodomi) tanpa persetujuan kita
- Difilmkan atau difoto telanjang atau dengan cara seksual eksplisit tanpa izin kita
- Jika ada orang yang meneriaki dengan kata-kata melecehkan atau bahkan sekadar bersiul ketika melihat kita melintas dan membuat kita tidak nyaman, itu juga termasuk pelecehan seksual.
Dampak dari Kekerasan Seksual
- Kehilangan kepercayaan pada orang lain
- Kerap mengalami kilas balik tentang pelecehan seksual yang dialami
- Merasa tertekan, putus asa, dan punya kecenderungan bunuh diri
- Menarik diri dari pergaulan
- Sering merasa cemas dan takut terutama di dekat orang-orang yang mirip dengan pelaku
- Berusaha keras menekan ingatan terhadap tindakan pelecehan seksual yang dialaminya
- Menangis ketakutan dan panik
- Punya dorongan untuk minum minuman keras, berjudi, dan penyalahgunaan obat-obatan.
12 Cara Mencegah Anak Alami Kekerasan Seksual
Berikut 12 hal yang dapat menajaga anak Mommies terlindung dari pelaku pelecehan seksual:
1. Tunjukkan minat pada aktivitas mereka sehari-hari
Tanyakan kepada anak-anak kegiatan mereka sepanjang hari, dengan siapa mereka melakukannya, dan bagaimana perasaan mereka.
2. Mengenal orang-orang yang berinteraksi dengan anak Mommies
Sebisa mungkin ketahui dengan siapa anak Mommies menghabiskan waktu, termasuk anak-anak lain dan orang dewasa (guru, pelatih olahraga, orang tua teman-temannya, dan tetangga sekitar).
3. Pilih penjaga anak dengan hati-hati
Baik itu baby sitter untuk di rumah atau para pengasuh di tempat penitipan anak Mommies harus PASTIKAN kompeten, sabar, dan bertanggung jawab.
4. Sejak dini, bicarakan tentang anggota tubuh manusia
Bicarakan topik tentang bagian-bagian tubuh sejak dini. Gunakan nama-nama yang tepat untuk setiap bagian tubuh. Jika anak tahu nama setiap anggota tubuhnya, anak akan berbicara dengan jelas jika terjadi sesuatu yang tidak pantas.
Foto: Freepik
5. Ajari mereka bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi
Jelaskan bahwa hanya Mommies dan Daddies yang boleh melihat mereka telanjang. Dokter dapat melihat mereka tanpa pakaian karena dokter harus memeriksa mereka dan ada Mommies dan Daddies yang menemani.
6. Ajari anak Mommies tentang batasan tubuh
Beri tahu anak-anak Mommies bahwa tidak seorang pun boleh menyentuh bagian pribadinya dan tidak seorang pun boleh meminta mereka menyentuh bagian pribadi orang lain. Tidak teman, bibi, paman, kakek, nenek juga guru atau pelatih mereka. Pelecehan seksual seringkali diawali dengan pelaku yang meminta anak untuk menyentuh dirinya sendiri atau orang lain.
7. Beri tahu anak Mommies bahwa main rahasia-rahasiaan tidak oke
Kebanyakan pelaku akan memberitahu korbannya untuk merahasiakan pelecehan tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara halus atau mengancam. Beri tahu anak-anak bahwa apa pun yang orang lain lakukan dan katakan kepada mereka, harus diberitahukan kepada Mommies dan Daddies. Jangan main rahasia-rahasiaan.
8. Tanyakan pendapat anak
Insiden kekerasan seksual seringkali diliput dalam berita dan ditampilkan dalam acara televisi. Ajukan pertanyaan kepada anak Mommies tentang liputan ini. Mommies bisa bertanya, “Kamu pernah dengar berita seperti ini? atau “Apa yang akan kamu lakukan jika berada dalam situasi ini?”. Gunanya adalah agar anak tahu ini adalah masalah penting dan bisa dibicarakan dengan orang tuanya.
9. Beritahu anak bahwa tidak seorang pun boleh memotret area-area pribadinya
Ada banyak sekali pedofil di dunia ini. Beri tahu anak bahwa tidak seorang pun boleh memotret bagian-bagian pribadi di tubuhnya.
10. Ajari anak caranya lari dari situasi yang membuatnya tidak nyaman
Beberapa anak merasa sungkan menolak permintaan orang lain—terutama teman-temannya yang lebih tua atau orang dewasa. Beri tahu anak Mommies bahwa tidak apa-apa bilang tidak kepada orang yang membuatnya tidak nyaman dan segera tinggalkan orang itu.
11. Tetapkan kata sandi
Miliki kata sandi yang dapat digunakan anak ketika merasa tidak aman atau ingin dijemput
Seiring bertambahnya usia anak, orang tua dapat memberi mereka kata sandi yang dapat digunakan saat merasa tidak aman. Ini bisa digunakan saat ada tamu di rumah atau saat mereka sedang menginap di rumah teman atau kerabat.
12. Beritahu anak bahwa disentuh di bagian tubuh tertentu memang terasa menyenangkan
Jangan gunakan frase “good touch” dan “bad touch” karena sering kali sentuhan tersebut tidak menyakitkan atau terasa buruk. Gunakan saja isitilah netral “sentuhan rahasia”, karena ini merupakan gambaran yang lebih akurat tentang apa yang terjadi.
8 Cara Menjaga Anak dari Predator Seksual Daring
- Meminta anak berada di ruangan yang sama dengan Mommies saat menggunakan ponselnya.
- Hanya mengizinkan akses komputer di ruang keluarga.
- Tetapkan waktu-waktu tertentu dalam sehari sebagai jam boleh menggunakan gawai, yaitu saat keluarga menggunakan perangkat online bersama-sama.
- Jangan membagikan informasi pribadi secara online, termasuk nama dan lokasi.
- Jangan menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal.
- Bersikap baik dan sopan kepada teman-teman di dunia maya.
- Periksa fitur keamanan pada perangkat keluarga Mommies dan periksa pengaturan privasi di profil media sosial anak-anak.
- Kenali teman-teman online anak Mommies dan ajari anak mengenali tanda-tanda teman-teman yang berisiko: meminta untuk merahasiakan pertemanan mereka; bicaranya menjurus cabul dan memperkenalkan topik-topik bertema seksualitas; meminta anak-anak berbagi foto-foto sensual atau bertukar konten seksual.
5 Hal Penting yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Pelecehan Seksual
1. Cari bantuan ketika anak terlibat dalam kekerasan seksual
Jika terbukti anak Mommies melakukan pelecehan seksual terhadap anak lain maka jangan ditutupi. Segera cari bantuan. Penting bagi anak untuk memahami apa yang mereka lakukan salah dan mendapatkan bantuan yang tepat untuk menghentikannya. Anak Mommies juga perlu tahu dia harus menjaga kehormatan orang lain.
2. Beri tahu anak bahwa dia TIDAK AKAN mendapat masalah karena jujur
Anak-anak sering kali tidak berani cerita ketika mengalami pelecehan karena takut dimarahi dan disalahkan. Ketakutan inilah yang sering dimanfaatkan oleh pelakunya.
3. Jangan meremehkan
Seringkali korban pelecehan tidak cerita karena takut tidak ditanggapi dengan serius. Tanggung jawab orang tua adalah menanggapinya DENGAN SERIUS.
4. Tahu bagaimana dan kemana melaporkan kekerasan seksual terhadap anak
- Pelecehan online dilaporkan ke hotline nasional (https://findahelpline.com/countries/id/topics/ Sexual-abuse).
- Pelecehan offline dilaporkan ke penegak hukum.
- Jika kekerasan seksual terjadi pada platform tertentu, sebaiknya buatlah laporan di kantor polisi setempat.
5. Jelaskan tentang bedanya aktivitas seksual secara fisik vs. digital
Jangan hanya berbicara tentang seks fisik. Anak juga perlu tahu apa yang dimaksud dengan seks digital dan bahayanya. Pornografi yang sangat mudah diakses anak-anak menyebabkan rata-rata remaja telah melihat pornografi di usia 12 tahun.
BACA JUGA: Hati-hati, Anak Bisa Menjadi Pelaku Kekerasan pada Pasangan Kelak Karena 5 Hal Ini
Cover: Freepik
Share Article
COMMENTS